Teman Tapi Menikah The Secrets Of Jadian

Jatuh cinta dengan sahabat sendiri apakah mungkin? Mungkin saja kenapa tidak? Bukankah tingginya volume pertemuan mampu menumbuhkan benih keterikatan dalam paras cinta. Witing tresno jalaran soko kulino. That is the secret of jadian. Seperti kisah cinta Ayudia Bing Slamet featuring Muhamad Pradana Budiarto. Teman tapi menikah, why not!


Cinta sangat bisa tumbuh seiring tingginya frekwensi pertemuan. Awalnya cuma teman, eh tau-tau jadian. Mula-mula becanda, lama-lama kenapa terbawa perasaan (baper). Padahal dulunya biasa-biasa saja, tapi sekarang ternyata ada rasa. Saat dia jauh serasa ada yang kurang. Mana mungkin dia cuma sahabat dekat? Tapi kan,,,ah sudahlah! Jika itu cinta Kalian bisa apa?


Jodoh datang karena undangan tuhan. Bukan faktor mak comblang, bahkan cie cie teman. Jika sahabat dekat terdelegasi sebagai kandidat kuat calon jodoh dari tuhan, sekali lagi Kalian bisa apa? 


Apakah cinta punya kapasitas merusak tali persahabatan? Pada kondisi tertentu tak dapat dipungkiri. Saat cinta bertepuk sebelah tangan, jalinan persahabatan bisa saja berasa sepet lalu "dilepehin" tanpa rencana.


Tapi, kenapa harus teman? Kan masih banyak bertebaran di muka bumi stock hati unregistrasi cinta? Apa asyiknya pacaran dengan teman sendiri bila tak satu visi? Bukankah persahabatan bisa rusak ulah rasa tak tau aturan main cinta?


Tenang saja mamen ma girl! Semua tanya akan terjawab di sini. Mahacinta hadir perintang ragu. Walau bukan pakar cinta dan ahli romantika, namun sanggup dipercaya mengemban amanah sebagai penunjuk jalan keluar dari kemelaratan cinta serta fakir asmara.


Let's check this out!


Menikah secara umum terlaksana setelah melaui proses pacaran. Meski ada pola lain seperti perjodohan ataupun menikah tanpa pacaran. Namun hal itu dapat kita kesampingkan dulu untuk dibahas di laman berikutnya.


Saat muncul wacana teman tapi menikah, wajar saja lahir beragam sikap pro kontra di tengah-tengah golongan jomblo. Pacaran dengan teman saja sudah menuai banyak kontroversi, palagi menikah? 


Kenapa tak kembali saja pada pakem lama? Kalau sudah jodoh Kalian bisa apa? Jika gagal oleh sebab penolakan cinta, tercorengnya wajah persahabatan masih bisa didandani kok. 


Jangan berdalih ungkapan cinta bisa merusak pertemanan, jika alasan itu Kalian pakai sebagai partisi untuk sembunyi dari rasa takut mengungkapkan cinta. Nyatanya banyak kisah cinta eksis hingga pernikahan setelah diawali pertemanan. Tak salah sedikitpun dengan itu. 


Pura-pura tak ada rasa itu sakit tau!


Lalu, bagaimana ceritanya menikah dengan teman sendiri bila pacaran saja sudah sarat kontroversi hati. Nah sekarang mari kita masuk pada poin paling substansi di tulisan ini. Ngopi seteguk dulu boleh deh biar gak ketiduran.


Selain Ayudia Bing Slamet masih ada kok kisah cinta teman tapi menikah lainnya. Pasti banyak dari kita mengenal kisah roman nyata antara Bapak B.J Habibie dengan Ibu Ainun. Dah pada nontonkan filmnya? Sebelum diikat oleh pernikahan mereka dulunya sahabat. Langeng kah? Jawab ndiri deh!

 

Teman Tapi Menikah so what? 

Alasan Teman Tapi Menikah Sangat Memungkinkan


Tingginya Frekwensi Pertemuan Merupakan The Secret Of Jadian


Seperti dijelaskan di awal, benih-benih cinta sangat mungkin tumbuh faktor tingginya tingkat pertemuan. Awal biasa berujung ada rasa. Mau penjelasan lebih ilmiah?   Cekidot again!


Di dalam tubuh kita ada terkandung senyawa kimia pembawa pesan dan informasi bernama hormon. Hormon ini dihasilkan oleh otak yang dapat mempengaruhi tubuh, perilaku serta perasaan. Seperti perasaan senang dan bahagia.


Saat kita merasa nyaman serta senang didekat seseorang, saat itu pula hormon gembira (dopamine) terproduksi oleh tubuh secara alamiah. Kadar dopamine ini akan meningkat seiring meningkatnya rasa nyaman dan bahagia didekat seseorang. Bisa jadi dia teman atau bisa juga gebetan.


Bila kadar bahagia terus-terusan hadir mengisi absensi di kelas persahabatan, maka jangan salahkan si bahagia tadi bila ia kemudian berkamuflase pelan-pelan menjadi ketertarikan dalam makna cinta.


Jika sudah begitu, jangan sesekali merubah haluan hati. Kehendak hormon made in otak bila dipertentangankan dengan hati itu tak ubahnya dengan munafik. Jangan pendam rasa itu. Bahagia di hati merupakan anugerah yang kuasa. Siapa tau dia yang awalnya cuma teman, merupakan anugerah sama persis untuk dibimbing ke pelaminan. Teman tapi menikah, Sah-sah saja.


Berbaur Di Lingkungan Yang Sama Membuat Kedekatan Emosi Kian Tak Ada Jarak


Katakanlah Kalian awalnya teman satu circle, satu habitat, satu tabiat, satu ekosistem, satu nusa satu bangsa. Sering hadir dalam tawa sama, masalah sama pula. Kecenderungan besar bakal timbul tentu saja berbentuk kedekatan emosional.


Setiap jengkal perilaku si dia akan terbaca secara mudah tanpa contekan apa-apa. Perangainya dalam bentuk kegemaran menggoda ataupun usil level raja mampu terbaca tanpa bantuan ahli telik sandi maupun peramal.


Kondisi seperti ini sangat mungkin melahirkan kedekatan emosional meski tanpa disadari. Lalu, bukankah itu modal berharga untuk diusung menuju Kantor Urusan Agama? 


Iya sih, tapi tak secepat itu juga kalee. Singkirkan dulu teman berasa pacarnya. Itu mengganggu ketentraman. Lebih baik wacanakan pacaran murni perambah jalan menuju pernikahan.


Tak Sulit Menyatukan Visi Misi Pernikahan


Sebelum menikah saja sudah sering satu visi dan satu misi. Apalagi Kalian terjangkit persahabatan se frekwensi. Memiliki angan, tujuan serta harapan nyaris identik.


Bila dilanjut ke episode pernikahan, malaikat terkait urusan jodoh bisa apa? Pertentangan ego sumber malapetaka cinta bakalan tersaji dengan durasi minimalis. Wong satu frekwensi kok.


Di dalam jalinan kasih berkadar serius tingkat tinggi seperti pernikahan, proses penyatuan dua ego bersebrangan paham, teramat sulit dan sering memicu pergolakan batin. Munculnya permasalahan kadang memunculkan ragam argumentasi bertentangan. 


Visi dan misi sudah barang tentu akan sedikit mengalami pergeseran nilai sama. Si dia maunya begini. Kamu maumu bukan begitu. Tengkar berpeluang pecah kongsi punya kans besar untuk hadir. Bila itu terjadi di lingkungan pernikahan, pasti sarat resiko maksimal. Maka menikah dengan teman apalagi sefrekwensi, kedaulatannya cukup kokoh untuk digoyahkan perbedaan visi dan misi seperti itu. Caya deh!


Hafal Luar Dalam


Jika jadi menikah, ini merupakan bonus ekstra bernilai guna tinggi. Hafal tabiat pasangan luar dalam merupakan sumber penghalang keretakan.


Sebelum menikah bahkan sebelum pacaran,  saat masih berstatus teman tapi mesra, di sengaja ataupun tidak tentu segala tabiat baik maupun buruk bakal terinstal otomatis di memori hidup. Dia tukang kentut mana bau karbit lagi. Dia kalo lagi ketawa suka nabok gigi. Dia begini, seperti ini, tapi nggak begitu.


Luar dalam Kalian hafal perangai originalnya. Bahkan saat sifat kw (dibuat-buat) Kalian juga bisa pastikan itu bukan dia. Dia dengan segala tetek bengeknya sudah terpampang nyata di logika.


Lalu mau apa lagi? Bukankah di dalam pernikahan butuh intelektualitas sepele seperti itu? Maha berharga sebenarnya. Maka tak salah kan? Teman tapi menikah itu sangat memungkinkan. 


Yang salah itu teman tapi berasa pacar. Agenda semacam itu hanya akan mengangkat harkat serta martabat halusinasi.


Jika yakin, tembak saja untuk jadian lalu nikahi. Kalau ditolak, pekerjaan rumah dalam bentuk rusaknya pertemanan touch up-touch up lagi biar kembali berseri. Tak rumit kok.


Teman tapi menikah itu mungkin dan sangat memungkinkan. Contohnya ada, keunggulannya banyak. 


So,


Jika jodoh undangan tuhan bagimu adalah si sahabat dekat sepermainan, mak comblang bakal kehabisan peran. Malaikat jurusan perjodohanpun tak kuasa melerai kuasa tuhan.


Teman tapi menikah? Seratus persen terbukti.



M💕💕E💕💕S






Share this:

Komentar

  1. wah ini sih aku banget, menikah dengan teman sendiri, satu kelas, satu kelompok praktikum, gimana gak setiap hari ketemu ya, akhirnya bisa jadi pasangan dan sdh 31 tahun menikah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah salut sama Bu Tira. Langgeng terus ya Bu. 31 tahun, pencapaian sangat berarti. Makasi Bu

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

12 Rahasia Pria Yang Jarang Diketahui Wanita

Apa Itu Stashing Dalam Hubungan Kenali Tanda-Tandanya

Jenuh Dalam Menjalani Hubungan Ini Dia Penangkalnya