Kejantanan Pria Dapat Diukur Dengan 5 Hal Ini

Kejantanan merupakan kata nomina (kata benda) yang berasal dari kata dasar jantan.  Secara harfiah kejantanan biasanya digunakan untuk menyebutkan bentuk fisik binatang ternak seperti, badan gagah perkasa, berotot, kepala besar dan otot leher yang kuat. Lantas apa hubungannya dengan pria? Ada. Baca aja dulu belum apa-apa udah nanya!


Mari simak baik-baik!

Cinta romantis, dalam pornografi seperti dalam hidup, adalah perayaan mitos negasi perempuan. Bagi seorang wanita, cinta didefinisikan sebagai kesediaannya untuk tunduk pada kehancurannya sendiri. Bukti cinta adalah bahwa dia bersedia dihancurkan oleh orang yang dia cintai, demi dia. Bagi wanita itu, cinta selalu merupakan pengorbanan diri, pengorbanan identitas, kehendak, dan integritas tubuh, untuk memenuhi dan menebus kejantanan kekasihnya. (Andrea Dworkin).

Kejantanan Secara Seksualitas


Kejantanan bukan tak jarang disangkut pautkan dengan kedigdayaan pria menyajikan menu kepuasan di meja makan birahi wanita. Iya apalagi kalau bukan kepuasan seksual. Tolak ukur kejantanan seharga nafsu yang nyaris identik dengan binatang. Tidak ada yang salah memang, karena keberlangsungan hidup spesies manusia bukan hanya bersumber dari sel telur yang sehat, namun mesti ada tools lain.


Kejantanan merupakan kendaraan politik bagi sel sperma mengajukan ajakan kualisi hidup  berbendera pembuahan. Kelak akan muncul embrio di rahim wanita cikal bakal lahirnya manusia baru ke dunia. Tanpa sokongan kejantanan tak akan pernah terbentuk segumpal daging dan segumpal darah bermuatan ruh manusia. Maka tak salah menempatkan kejantanan di chart teratas ambisi para wanita sebagai upaya melestarikan jenjang keturunan. Ganteng doang gak cukup. Memble dan letoy separuh jalan apalagi. Orang pintar melabeli ejakulasi premature. Moga para pria semua dijauhkan dari ini.


Begitulah algoritma hidup menempatkan kejantanan di kamar remang seksualitas. Ia disembah para pria dari muda hingga tua. Ia jadi candu bagi wanita pengukur nikmat dunia.


Kejantanan Secara Konotasi


Seperti dijelaskan di awal, kata jantan secara umum disematkan pada binatang. Namun bukan belakangan ini saja muncul konotasi usang bermakna lantang menyuarakan aspirasi laki-laki. Mereka terpesona pada kata bernilai perkasa. Ia yang berotot lembek tulang lunak dianggap tak memiliki kredibiltas mumpuni memikul tanggung jawab dengan gelar pejantan


Kata jantan seolah-olah bak magis bagi kaum adam pendulang decak kagum gender seteru. Sayang, diksi ini disilang sengketakan perempuan. Begitu banyak petisi tak resmi sang puan berisi gugatan pada dunia. "Jantan itu seperti ini lho! Jantan itu tak seperti itu dan tak pula begini!"


Ah sudahlah! Perempuan nyatanya memang terdoktrin memenjarakan rasa bangga pada pria lapisan apa saja. Mereka hanya ingin dipuja tanpa ada niat sebaliknya. Jadilah pria penghamba pengakuan penyembah ketertarikan nafsu perempuan. Gila akan sanjungan tak peduli sumbernya bukan dari perasaan.


Lalu, apakah kata jantan layak dijadikan bahan adu argumentasi antar gender? Apakah dosa besar mengangkat "jantan" menjadi polemik tak jelas juntrungan? Sabar kawan! Tulisan ini hadir meluruskan kebengkokan logika, menerangi kegelapan akal sehat, serta memberi petunjuk pada yang pasti.


So, let's check this out!

Kejantanan Pria Dapat Diukur Berdasarkan 5 Hal ini


1. Berjuang Atas Setiap Keinginan


Hai ladies, jika Kalian hendak memutus sangsi dan ragu dalam tanya, laki-laki jantan itu seperti apa? inilah katalisator awalnya. 


Laki-laki layak disebut jantan bila tak mengaplikasikan adat istiadat menengadahkan tangan meminta-minta. Berharap pada belas kasih dunia pembuka jalan lebar atas mimpinya. Menampung segenap hibah harta orang tua. Mengoleksi rasa iba dari sanak saudara. Menahan malu tanpa membuang muka saat tertangkap tangan bersujud pada rasa malas membabi buta.


Jantan tak seperti itu sista! Ia tak paham arti menerima karena dikutuk harga dirinya untuk selalu berusaha memberi. Setiap keinginan ia wajibkan lewat jalan penuh keringat dan koleksi daki. Setiap mimpi mereka tasbihkan dengan kerja keras memperpendek spasi dengan kepuasan. 


Dialah jantan sejati, pantang mengemis merendahkan harga diri. Pantang pulang sebelum melunasi nafsu akan penaklukkan yang paling hakiki. Pria jenis ini ada. Spesiesnya tidaklah langka. Jika sulit untuk ditemukan, barangkali ia lagi sibuk memeras keringat dan membanting tulang atas dakwaan niat suci memantaskan diri jadi laki-laki.


2. Berani Berbuat Berani Bertanggung Jawab


Dalam sudut paling sempit dapat diartikan berani mengakui kesalahan. Berani mengambil keputusan melunasi segala tunggakan dalam bentuk kekhilafan baik tak sengaja maupun modus. Mengajukan diri memohon ma'af seraya berjanji dengan keteguhan hati tak bakal mengulang nista yang sama.


Sayangnya, pada kondisi tersudut pria dengan senjata akal bulus mampu keluar dari tuduhan yang sebenarnya tak bersifat tendensius. Mencari-cari alasan saat enggan mengakui kesalahan disertai modus. Parahnya, ada yang lihai memutarbalikkan fakta dengan dalih murahan hingga berubah jadi bius. Jangan sebut mereka jantan hingga mampus. 


Dia yang layak menyandang gelar jantan pasti alergi pada keciutan nyali. Memiliki sifat ksatria meski tanpa gitar. Berani bertanggung jawab atas semua ucapan dan perbuatan. Pantang malu mengakui kesalahan. Itulah pria sebenar-benar jantan.


3. Melindungi


Ya tentu saja pelindung bagi yang lemah. Bukan hanya wanita, tapi orang tua maupun anak-anak. Buat apa badan kekar, gagah perkasa, otot kawat tulang besi namun tak bernyali menantang kesewenang-wenangan terhadap si lemah. Atau yang lebih parah lagi, memiliki sumber petaka dalam bentuk ucapan nan lebih besar dari pada tindakan. Cuih, najis pria seperti itu disebut jantan.


Bagi laki-laki pejantan tangguh, ia sangat bisa dihandalkan sebagai donatur dari rasa nyaman. Ia mampu menempatkan diri di barisan paling depan dalam membela hak dan harga diri orang terdekatnya. Ia tumpuan saat rasa takut datang tanpa diundang. Rangkulan tangannya teduh dan menghangatkan.


Pria seperti ini layak dinominasikan sebagai dewa pelindung dalam wujud manusia. Bila hatinya berada di bawah kekuasaan koloni cinta seorang wanita, maka tamatlah sudah cerita. Setiap jengkal tubuhnya akan dipuja, setiap helaan nafasnya akan dikuasai sepenuhnya oleh si dara penghamba cinta.


Ia betul-betul jantan berguna. Ia bukan penakut apalagi pendosa cinta. Hulu dari kehangatan pegangan tangannya pasti bermuara kenyamanan tiada tara.

4. Talk Less Do More


Awas hati-hati jangan terlabik terbalik karena haram hukumnya bagi pejantan memperbanyak bacot dari tindakan. Lengan kekar dan kaki yang tangguh saat berlari merupakan karunia tuhan bagi pria untuk taklukkan dunia. Jadi jangan banyak bicara!


Perbanyak aksi pembeli mimpi itulah sebenar-benar laki-laki. Banyak omong menyuarakan kebenaran kita jadikan itu pengecualian. Karena pada prinsipnya, omongan bukan pembungkus harga diri pejantan, namun aksi nyatalah altar tertinggi keegoan dan wibawa laki-laki. 


Banyak bicara itu banci, banyak tindakan berguna itu jantan.

5. Mampu Jadi Pemimpin


Kodratnya laki-laki sudah dipastikan jadi pemimpin. Memimpin mimpinya di kala muda hingga kelak jadi pemimpin yang sebenarnya dalam keluarga. Memulai langkah dengan bermimpi akan sangat hina bila terdampar pada tahap pemimpi. Langkah mesti tuntas hingga jadi panutan makmum taat azas.


Memimpin memiliki arti mengayomi, membimbing, mendidik hingga mengarahkan kepada jalan kebenaran. Memimpin bukan hanya pandai melarang dengan obat memberi rasa takut berdosis amarah. Jangan hanya bisa menghardik kelembutan yang tak mungkin melawan dengan keterbatasan. ITU SAMA SEKALI TIDAK JANTAN kawan!


Sebaik-baik pemimpin tentu saja yang amanah. Tidak hanya tebar janji tapi nihil bukti. Tidak memiliki banyak kepentingan selain mengasihi. Mampu jadi pendorong saat di belakang, jadi pembimbing saat jalan seiringan, dan jadi pemandu saat di depan.


Pemimpin yang baik tak pernah mengkamuflase sumpah setia dengan akal-akalan. Ia ada karena keberanian. Ucapannya berdaulat dan tak meresahkan. Itulah sebenar-benar pejantan idaman.


Begitulah kedigdayaan sikap nan mesti dilafalkan kaum pejantan. Bukan laki-laki murahan nihil iman. Menjadi pejantan tangguh tak perlu modal harta dan kekayaan. Ia ada karena ditanamkan, ia eksis karena dibudidayakan, ia binasa karena keangkuhan. 


Keangkuhan laki-laki bejat perpanjangan tangan setan. Tak punya malu dan harga diri saat menghiba dan menengadahkan tangan, berharap sedekah cinta dari perempuan. You are a man and you have to be jantan.






M💕💕E💕💕S





Share this:

Komentar

  1. sudahkan mas seperti kriteria di atas?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih selalu berikhtiar hingga mampu ke arah sana Bu.

      Hapus
  2. Pokokny laki2 kudu kelihatan gagah dan kuat ya kesannya. Ga mau kelihatan sedih atau banyak pikiran. Padahal ga apa2 kalau perlu menangis 😄

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju mba, laki menangis no problem lah. Yang penting ga cengeng. Makasi mba Nurul atas kunjungannya.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

12 Rahasia Pria Yang Jarang Diketahui Wanita

Apa Itu Stashing Dalam Hubungan Kenali Tanda-Tandanya