Quarter Life Crisis Atau Krisis Seperempat Abad Kenali Jangan Insecure!

Mahalova - Krisis seperempat abad atau Quarter life crisis? What the hell? Apalagi ini? Emang kalo ada krisis paruh baya, trus mesti ada seperempat baya, seperenam, seperdelapan, trus aja sepanjang kenangan mantan, itu krisis apa minyak goreng kiloan?


Tenang bund! Take it easy mas bro! Dari sononya emang begitu. Masalah takaran gak usah kita perdebatkan. Apalagi bawa-bawa mantan sama minyak goreng. Siapa tau mantan emang lagi jualan minyak goreng kiloan. "Monggo bund diorder", celoteh sang mantan. wkwkwckk


Dari pada bahas mantan, mending kita seriusin aja nih quarter life crisis ini. Pasti banyak yang belum tau kan? Apalagi bagi Kalian yang lagi berada di jajaran rentang usia 18 hingga 30 tahun. Bukan mustahil semua penjelasan berikut ada hikmah dan nilai tambah bagi nasip Kalian yang masih berada di bawah garis kebahagiaan.


Terutama dalam hal peng-aplikasian sikap yang terjangkit gelora jiwa muda. Dari pada halu tak berujung mengharap mantan mau balikan. Atau insecure tanpa batas episode, tentang jodoh dan masa depan. Mending baca maklumat retjeh ini hingga tuntas, tas, tas, tas. Niscaya  resah, galau dan overthinking kalian ter make over jadi positive thinking kadar elegan.


Kalo urusan mantan baca ini : Tanda-Tanda Mantan Adalah Jodoh Sesungguhnya

Ne gue mulai serius ne ya. Stalking postingan sosmed gebetan sama ngecek story mantan stop dulu!


Quarter Life Crisis atau kirisis usia seperempat abad, merupakan istilah psikologi yang merujuk pada kondisi emosional, yang umumnya dirasakan manusia-manusia yang berada di rentang usia 18 hingga 30 tahun. Kondisi emosional yang dimaksud adalah seperti kekhawatiran akan kemampuan diri, keresahan akan masa depan berupa kegalauan tentang pekerjaan, keuangan dan jodoh.




Pemicunya ada berbagai macam faktor. Bisa disebabkan faktor internal yang bersumber dari diri sendiri. Bisa juga karena tekanan dari lingkungan terdekat. Kalau mau contoh, ne gue kasi tau. Saat Kamu merasa risih ulah dibanding-bandingkan selalu dengan anak tetangga yang lebih segala-galanya di mata orang tua. Itu salah satu tanda Kamu lagi di fase quarter life crisis. 


Lalu kenapa krisis ini? Apa yang membedakannya dengan krisis paruh baya? (nanya mulu perasaan). Kalau krisis paruh baya lebih dominan ditandai dengan perasaan gagal untuk mencapai keinginan atau cita-cita yang disematkan di awal usaha. Sedangkan quarter life crisis lebih condong pada kenyataan bahwa seseorang belum memiliki arah dan tujuan yang jelas dalam hidupnya.


Jika hingga detik ini Kalian belum merasa memiliki arah dan tujuan hidup yang belum jelas juntrungannya, itu artinya Kalian lagi dilanda badai el nino stadium lanjut. Eh salah, maksudnya, kalian lagi dilanda quarter life crisis. Nanya mulu sih, salah deh gue.


Quarter life crisis ini melanda hampir 86 persen generasi milenial (jangan-jangan Kamu salah satunya). Ciri utamanya adalah seperti merasa tidak nyaman, merasa paling jelek (bad looking) dan tidak percaya diri, takut menghadapi fase dewasa, depresi (insecure, gabut, over thinking), serta merasa menjadi beban bagi orang lain (beban keluarga pastinya).


Tapi tenang bro and sista. Quarter life crisis bukanlah sebuah momok yang mesti Kalian takuti. Takut cukup sama tuhan, guru dan orang tua saja, selebihnya bodoamatin juga gak masalah. Wajar adanya karena diusia Kalian sekarang. Kalian lagi berada di fase transisi. Tapi bukan transisi dari mantan ke gebetan baru ya!


Lalu apa saja tanda-tandanya seseorang yang lagi diserang virus quarter life crisis ini? Nah, ini baru pertanyaan berbobot. 


Tanda Seseorang Mengalami Quarter Life Crisis


1. Resah Dan Merasa Tidak Bahagia



Kalian pasti sering berucap dalam hati pada diri sendiri "kok makin kesini, makin gak jelas ya hidup gue, kok makin dewasa makin banyak ya yang bikin overthinking, tapi kok makin lama gue makin insecure dan over resah ya". Dan masih segudang kok-kok yang lainnya yang bersemayam di kepala.


Belum lagi saat Kalian merasa apa yang kalian lakuin seperti kuliah, pekerjaan dan lain-lain hanya sekedar dirasa untuk memenuhi tuntutan hidup atau bahkan demi membahagiakan orang tua serta membuat circle Kalian bangga. 


Lalu Kalian bisa apa? Kalian bisa temukan semua obat keresahan usia muda diberbagai artikel aku yang bartajuk Mahacinta. Utama sekali keresahan tentang cinta, jodoh dan relationship.


2. Kecemasan Akan Masa Depan


Cemas akan masa depan
pexel.com

Kecemasan yang wajar adanya sih. Rasa cemas apakah nanti sanggup beli rumah atau mobil, apakah bisa seperti orang-orang yang punya penghasilan cukup, cemas apakah nanti bisa menemukan jodoh sesuai ekspektasi, dan segunung kecemasan yang over kuota.


Kecemasan yang sejatinya kelahiran prematurenya memang tak diharapkan. Namun itu lebih baik dari pada rasa cemas tidak bisa berteman kembali dengan mantan. Sungguh sebuah kecemasan yang tak dilegalkan.


Lalu Kalian bisa apa? Banyak. Baca aja dulu sampai selesai mahmudin!


3. Minder Dan Merasa Tersisih


Minder dan rendah diri
pexel.com

Saat teman sebaya di kumpulan ada yang sudah menikah, ada yang punya pasangan dan sebentar lagi menikah, ada yang baru dapat gebetan dan tak akan lama lagi menikah. Sementara kamu masih sibuk dengan kegabutan dan rutinitas rebahan yang over budget. Menikah serasa menjadi sebuah kemustahilan level atas.


Atau saat stalking story mantan yang jelas-jelas dan nyata kebenarannya menggambarkan kebahagiaan. Lalu Kamu bisa apa? Kamu hanya bisa minder, rendah diri, lalu menjauh dari kawanan. Retjeh amat hidup lo bro.


4. Menyadari Segala Hal Tak Mesti Harus Berjalan Sempurna


Untung Kalian Sadar. Semua yang dirancang dari kecil. Mulai dari cita-cita ingin punya i phone 11, membayangkan bahagianya saat dewasa, harapan menjadi orang sukses dan kaya raya, ekspektasi punya pasangan cantik na'uzubillah atau ganteng maksimal. Hal-hal seperti itu acap tak lekang di fikiran.


Hingga pada akhirnya Kalian sadar bahwa hidup kadang tak memberi pilihan sesuai yang diharapkan. Hidup di usia dewasa ternyata tak senikmat kala membayangkannya di waktu kecil.


Dulu mungkin tak pernah terbayangkan bagaimana repotnya tengah malam kuota habis, bagaimana kesalnya saat nge chat gebetan cuma check list satu, atau bagaimana hancurnya hati saat si jelita lewat di depan gang Kalian tak pernah sukses mengumpulkan keberanian untuk memberi sapa hangat, lalu bagaimana abadinya sesal saat tu cewek di jemput cowok ganteng. Lalu Kalian bisa apa? Kalian hanya bisa ngedumel dalam hati sama tu cowok tadi, "ganteng doang, jemput cewek di depan gang".


5. Merasa Tak Puas Dengan Pencapaian Pribadi


Padahal di kampus Kalian memiliki indeks prestasi mumpuni. Padahal di kantor kalian punya posisi cukup strategis. Padahal bisnis online kalian cukup menyumbang income di atas rata-rata.


Namun ada saja hal-hal yang membuat Kalian merasa bahwa pencapaian tersebut hanya hal biasa yang tak layak dilabeli rasa bangga. Lalu yang muncul kemudian adalah gejala unhappy dalam hidup dan keterpaksaan mendapatkan segala-galanya, buah dari rasa tak pernah puas. Lalu Kalian bisa apa? Gue juga pusing, tanya aja sama si dung-dung pret.


Dari Lima point di atas aku anggap Kalian paham apa itu quarter life crisis. Lebih bagus lagi bila Kalian mampu mengidentifikasi dalam diri masing-masing, apakah tergolong tim quarter life crisis atau termasuk tim pelajang high quality.


Sekarang pertanyaan yang muncul adalah, bagaimana jalan keluar atau cara mensikapi quarter life crisis ini? Ini juga tergolong pertanyaan berbobot. Sering-sering aja ajukan pertanyaan ke gue, emang gue guru Bepe apa?


Cara Menyikapi Fase Quarter Life Crisis


1. Aktualisasi Diri Di Usia Muda

Caranya gampang. Lakukan saja segala hal positif yang Kalian anggap bahwa itu adalah passion Kalian. Mau bikin konten, jualan online, olahraga, dan masih banyak yang lainnya. Asal jangan conten writer aja (makin banyak saingan gue mblo).

2. Jangan Terlalu Sensitif Dengan Penilaian Orang Lain

Selagi apa yang Kalian lakukan bernilai positif. Bodo amat tak diharamkan sama sekali. Tapi, ada satu kunci yang mau tak mau harus dipublish ke dalam diri masing-masing. Semua tanggapan dan penilaian orang bisa juga dijadikan bahan evaluasi untuk meminimalisasi kegagalan kelak.

Selebihnya, kalian bisa anggap saja itu sebagai angin lalu. Karena rumus patennya sudah ada sejak dulu. Jumlah orang yang menyukai kita sebanding dengan jumlah orang yang benci atau tak suka.


3. Kenali Potensi Yang Ada Dalam Diri

Masa muda adalah kesempatan perunggu emas untuk menggali segala potensi yang ada dalam diri. Bakat serta kemampuan, di masa inilah waktunya untuk diasah supaya tajam.

Tapi jangan lupa! Bukan hanya potensi yang mesti digali. Kelemahan yang ada dalam diri juga mesti ditemukan. Cari sumber asalnya, lalu musnahkan tanpa perlu bantuan avengers (sibuk mereka, isunya thanos hidup lagi).

4. Kurangi Sosial Media Dan Rebahan

Sekali lagi, kurangi! Bukan tak boleh sama sekali (ini gue udah kaya' bapak lo, pake ngelarang-ngelarang).

Dunia muda bersahabat dengan aktifitas online dan sosial media. Tanpa itu Kalian juga bisa ketinggalan perubahan. Yang mesti harus adalah sikap bijak dalam porsi pemakain. Tak baik juga kan seharian menatap layar handphone. Ditambah lagi sambil rebahan. Kalian kapan majunya?

Itu si jelita yang tadi lewat di depan gang. Kapan dia dapat jatah suit-suit dan sapa hangat kalian? Malah seharian cuma di kamar dan rebahan mulu. Apa kalian tak sadar, saat geraian rambut panjangnya ditiup angin bersimbiosis dengan kilau mentari senja. Itu pemandangan tersyahdu sejagad brother.

5. Belajar, Belajar Dan Terus Belajar

Tolong Kalian bedakan antara belajar dengan jenjang pendidikan ya! Taman kanak-kanak, Sekolah Dasar, Lanjutan hingga tingkat atas, Kuliah hingga S1, S2 dan seterusnya, itu adalah jenjang pendidikan.

Sedangkan belajar tak dibatasi jenjang ataupun usia. Kapan saja, dimana saja, dan belajar apa saja asal positif bisa Kalian tekuni tanpa bayar uang kuliah.

Manfaatkan saja kemajuan zaman yang menelurkan internetisasi dan digitalisasi. Semua bisa kalian pelajari lewat gadget. Sesekali buka google! Jangan hanya tiktok, instgram, facebook dan twitter saja.

Dan paling maha penting. Belajar menemukan jati diri dan arah tujuan masa depan. "kelak aku akan seperti apa, meraih apa saja, apakah aku akan berguna bagi orang banyak".

Camkan itu, dan tusuk dalam ke sanubari. Di masa depan, Kalian harus jadi sesuatu. Paling tinggi derajat manusia adalah menjadi orang yang berguna bagi sesamanya. Stop insecure, gabut, mager, over thinking, rebahan! Let's set the world on fire, we can burn brighter than sun!



M💕💕E💕💕S

Source 


 








Share this:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

12 Rahasia Pria Yang Jarang Diketahui Wanita

Apa Itu Stashing Dalam Hubungan Kenali Tanda-Tandanya

Kejantanan Pria Dapat Diukur Dengan 5 Hal Ini