Menjaga Perawan Untuk Malam Pertama

Keperawanan atau perawan merupakan kondisi seseorang yang belum pernah melakukan persetubuhan. Secara umum di tradisi serta agama kita menempatkan keperawanan sebagai sebuah lambang kehormatan seorang gadis. Konsepnya dari dulu jelas melibatkan isu tersahih tentang moral dan religi. Jadi berbanggalah Kalian para ciwi-ciwi dengan status perawan. Itu artinya Kalian terhormat di mata manusia, jangan tanya di mata sang pencipta. Terhormat dong, masa' enggak!


Sejatinya, status perawan merupakan alarm pengundang decak kagum para antrian calon mertua. Pemilik hasrat ber urgensi tinggi akan hadirnya seorang anak menantu bagi sang pangeran lokal, arjuna mama papa yang kini dewasa. Tanyakan saja pada mereka, pilih perawan atau janda?


Sayangnya unsur diskriminasi terhadap perawan tak pernah lekang di terpa badai perubahan. Tak seorangpun calon mertua di muka bumi pernah bertanya "kamu masih perjaka?" Jika itu bukan diskriminasi, lalu apa? Rumput yang bergoyangpun  autodiam ditanya pasal ini. Seolah-olah tak perjaka tak nista di mata manusia. Sedang tak perawan, au ah gelap.



Mitos Usang Seputar Keperawanan


Sudah sejak lama feodalisme melahirkan mitos-mitos tak sedap rasa seputar keperawanan. Kalau dibilang sarat kontroversi, ya,,,bisa jadi. Toh gadis perawan masih dianggap beban moral bagi setiap orang tua dalam membesarkannya hingga bersuami. Menjadi perawan bisa disangsikan sewaktu-waktu. Bahkan hingga kini uji keperawanan masih eksis, baik secara tradisional seperti terjadi di berbagai belahan bumi maupun yang telah dimodernisasi. Katakan saja sebuah syarat mutlak bila ingin memasuki sebuah instansi kerja.


Entah itu sekedar mitos ataupun fakta, yang jelas dunia sudah terlanjur tau bahwa perawan mesti ting-ting, tak tersentuh, tak terjamah kesenonohan laki-laki. 


Ini dia mitos lama seputar perawan yang wajib Kalian tau. Lets check this out.


1. Perawan Bisa Dideteksi Binatang


Dalam sebuah buku yang ditulis oleh seorang pemikir Jerman bernama Heindrich Kornmann pada tahun 1619, menyebutkan bahwa perawan lebih menderita digigit kalajengking dibanding pria.


Masyarakat Romawi kuno pada abad pertengahan beranggapan bahwa perawan yang hendak diterkam harimau, mampu menjadikan hewan buas tersebut bak kucing peliharaannya. Please deh jangan dicoba ya, namanya juga mitos.


Lain lagi kepercayaan masyarakat Yunani kuno. Mereka beranggapan bahwa ular hanya bisa diberi makan oleh perempuan suci alias perawan. Ini juga gak usah Kalian coba, kena patok ular gue gak tanggung jawab.


Sementara masyarakat inggris kuno percaya bahwa gadis perawan bisa berjalan diantara kerumunan serangga tanpa disengat. Uji nyali apa uji perawan? Ada-ada saja kelakuan warga Ratu Elizabeth.


Tolong di "noted" ya ini mitos! Gak usah paksa pacar lu ngelakuin ini. Mau tes perawan cukup di malam pertama saja, after sertifikat halal dari semua kaum terkait.


2. Perawan Memiliki Payudara Kecil


Yang merasa buaya atau hobby jelalatan yakin deh pasti tidak sependapat dengan mitos ini. Bisa jadi mereka sudah sering menyentuh, atau nalar kebirahian mereka telah cukup pengalaman monitoring ukuran payudara wanita tak dipengaruhi status perawan atau unperawan.


Yang jelas menurut buku Hanne Blank, Virgin: The Untouched History, salah satu cara terbaik menentukan keperawanan seorang gadis adalah dengan cara melihat payudaranya.


Mitos woi jangan sange apalagi praktekkan. Halalin dulu baru boleh minta lihat! Lha kalau minta pap gimana, kan gak lihat langsung? Sama saja mahmudin. Dasar lemah syahwat iman.


Jika seorang gadis memiliki payudara kecil, puting warna merah muda dan naik. Itu tandanya dia masih perawan (Bukan kata gue lho ya). Hal ini diakibatkan kerana dulu masyarakat percaya bahwa jika seseorang pernah mengandung, maka dia akan memiliki payudara yang lebih besar.

Ada pula yang percaya bahwa jika sperma memasuki vagina perempuan, protein tersebut akan 'berenang' di dalam payudaranya dan membuat dada perempuan lebih besar. 

Sumber : liputan6.com

3. Mengalami Pendarahan Saat Pertama Kali Berhubungan Intim


Ini mitos paling populer sejak lama. Jika pasca berhubungan badan untuk pertama kali, si wanita "berdarah", ia akan dianggap masih perawan. Bila sebaliknya, si wanita dianggap telah pernah melakukan hubungan intim, bahkan dianggap wanita tidak baik-baik.


Faktanya, pendarahan terjadi saat bercinta karena robeknya selaput dara. Padahal, bisa saja si wanita mengalami pendarahan tersebut bukan karena melakukan hubungan seksual, melainkan disebabkan oleh kegiatan olah raga berat ataupun kecelakaan.


Selain itu, beberapa wanita yang masih perawan bisa jadi memiliki selaput dara yang sangat fleksibel. Sehingga selaput tersebut tidak robek dan wanita tidak mengalami pendarahan.


Paham ya! Kalau malam pertamamu tidak ada bercak darah di seprey, jangan overthinking dulu! Jangan menjudge gak jelas!


4. Wajah


Banyak pria berasumsi bahwa wajah wanita perawan berbeda dari wanita yang sudah tidak perawan. Hal ini belum bisa terupgrade dari status mitos. Karena hingga detik ini belum ada alasan yang cukup ilmiah sebagai bukti pendukung.


Pria mengatakan wajah wanita perawan lebih berseri ketimbang yang tidak lagi. Namun hal tersebut masih tergolong normatif. Kebanyakan pria tak bisa menjawab secara detail perbedaan yang dimaksud. Atau barangkali mereka terlalu sibuk memandangi keindaham ciptaan tuhan tersisip di wajah manis si nona, hingga tak hirau dengan status perawan atau bukan. Dasar emang.


Sumber : m.merdeka.com

5. Jalan Mengangkang


Ah, sekali lagi ini hanya mitos. Cara jalan seseorang tak dipengaruhi faktor virginitas. Bisa jadi karena banyak penyebab seperti bentuk tulang kaki, tulang pinggul dan bentuk paha.


6. Payudara Atau Pantat Kendur


Hubungan antara perawan dan tidak perawan tidak bisa diukur dari ukuran dan bentuk payudara atau pantat. Jadi jika seorang perempuan memiliki payudara yang kendur bukan berarti ia tidak perawan. Ukuran dan bentuk payudara dipengaruhi ukuran tubuh seseorang dan juga faktor keturunan, hormon serta gizi.


Sumber : m.dw.com

7. Wanita Perawan Pasti Merasakan Sakit Saat Malam pertama


Buktinya tidak semua wanita yang masih perawan merasakan sakit pada saat malam pertama. Bukan berarti saat rasa sakit tak mengisi daftar absen, si dara tidak perawan lagi. It is one hundred percent wrong.


Kalian berhak tau apa saja sumber rasa sakit yang dialami wanita saat pertama kali berhubungan intim. Lets check this out!


  • Namanya baru pertama kali tentu wajar tegang featuring deg-degan. Iya gak sih? Dampaknya otot-otot sekitar vagina menjadi lebih kencang dan membuat penetrasi si dungdungpret terasa lebih sakit dan tidak nyaman.

  • Penetrasi tidak dibarengi kondisi vagina yang cukup basah, alias kurang maksimalnya foreplay. Makanya malam pertama jangan langsung gas pool ya ma men. Padahal bila cukup rangsangan, vagina akan mengeluarkan pelumas otomatis untuk mempermudah dan memperlancar uwu-uwuan.

  • Alergi pelumas atau latek yang menjadi bahan dasar kondom.

8. Perawan identik Dengan Selaput Dara


Kata siapa? Tidak semua wanita memiliki selaput dara lho sobat. Mereka yang tidak memilikinyapun tak akan merasakan gejala- gejala alam aneh. Sebab selaput dara bukan merupakan organ penting di tubuh yang memiliki fungsi khusus.


Apakah seorang wanita terlahir tanpa selaput dara layak disebut tak perawan? Tentu tidak masa' iya.


Sumber : sehatq.com

Sebenarnya masih banyak fakta aneh dan mitos nyeleneh seputar keperawanan yang sulit dibenarkan secara logic apalagi secara ilmiah.


8 poin di atas rasanya cukup mewakili mitos- mitos lain tentang perawan berpangkat menyesatkan. Lebih baik kita beranjak kepada hal substansi dari tulisan ini. Menjaga perawan hingga malam pertama, apakah masih memiliki nilai urgensi tinggi? Terutama di kalangan para remaja yang ngakunya kekinian.


So, once again, let's check this out


Perawan VS Perjaka (Patriarki Berdasi Diskriminasi)


Bagaimana bisa kita menafikkan jika patriarki masih menang banyak dengan penguasaan diskriminasi terhadap perempuan. Seperti dijelaskan di awal, tak perawan tak sama pengakuan di mata sosial kemasyarakatan dibanding tak perjaka. Seorang gadis jika sudah tak perawan akan jadi sumber aib bagi keluarga. Jika tak perjaka apa hal? Jawab sendiri deh wahai titisan arwah Nabi Adam!


Bahkan isu agama jadi dalil pengkultus anggapan nan telah bernilai purba. Katakanlah seorang gadis melakukan hubungan badan dengan teman prianya, entah itu paksaan atau karena sama-sama suka. Saat kabar miring itu terpublish ke khalayak ramai, Kalian bisa tebak sendiri penghakiman sosial seperti apa mendarat di jati diri si dara. Sedangkan bagi si pejantan, patriarki mengkamuflasekan kesalahannya hingga tak berbekas.


Si perempuan bakal disematkan gelar aib keluarga bahkan masyarakat. Diberi titel binal, jalang, serta murahan. Si laki-laki? Sayangnya semangat permisif patriarki hanya bagi segolongan. Najisnya, ada yang merasa bangga punya anak atau ponakan putus perjaka, " hebat juga kau ya, bisa menghamili anak gadis orang, itu baru namanya jantan" what the hell, bedebah.


Lalu apa hubungannya mitos seputar perawan dengan patriarki kaum maskulin?

Jelas ada. Hampir semua mitos keperawanan buatan nalar pria penyanjung tinggi nilai patriarki bahkan kefeodalan. Bukan di negri ini saja bahkan hingga seluruh penjuru dunia. Tujuannya hanya satu, program kerangkeng kebebasan bagi perempuan. Dengan mitos di atas, perempuan layak dipersalahkan bila tak perawan sebelum bersuami. Mitos di atas merupakan pengunci rasa takut perempuan kehilangan keperawanan.


Laki-laki bangga punya anak dan saudara gadis nan pandai menjaga diri dari jamahan tangan kotor kesenonohan pria bejat. Sayangnya itu semua terselenggara berkat batasan-batasan partisi kebebasan. Bukan dengan petuah, himbauan serta pengajaran bernilai religi serta moralitas.


Buktinya cara lama itu ikut juga tergerus kemajuan zaman. Si nona tak takut lagi tak perawan. Menunda seks hingga menikah tak tertera lagi di logika sang dara. Kata mereka "kenapa kebebasan hanya punya pria?"


Perawan Tak Lagi Jadi Tolak Ukur Kehormatan


Si gadis yang beranjak remaja kini tak butuh status perawan terselip di jati dirinya. Si bujang yang beranjak dewasa tak merasa penting-penting amat bila kelak berjodoh dengan gadis tak perawan. Dunia pergaulan dengan kilau eksistensi tak merapatkan remaja pada dinding kemuliaan manusia atas binatang.


Seks bebas jadi tradisi baru tak terbendung tak terurusi. Apa yang salah? Jawabannya ada di sini.

Pertanyaan akhir nan mesti butuh jawaban. Apakah keperawanan nilainya semata -mata seharga malam pertama?


Rasanya tak sedangkal itu. Keperawanan nilainya setara kemuliaan. Bila Kalian para gadis mampu menjaganya, maka Kalian layak diagungkan, bukan hingga singgasana pelaminan, tapi jauh menuju generasi-generasi kedepan.


Perawan bukan penanda seorang gadis layak dilamar atau dijadikan istri. Tapi ia prediket berlabel kesucian nan agung. Kelak suara Kalian pasti akan didengar. Bahwa perawan hanya layak dipersunting perjaka. Perawan itu lebih mahal dari intan, surga dunia bagi pria mulia.


Menjaga keperawanan marwahnya perempuan, nilai tukarnya tak seharga malam pertama. Namun senilai kesetiaan dan ketaatan pada tuhan.




M💕💕E💕💕S












Share this:

Komentar

  1. makaish sharingnya. kenapa orang suak sama perawan?

    BalasHapus
  2. Ibaratnya sih barang baru ya, simbol perawan itu kan belum tersentuh sama terjamah orang lain. Masih gress dan masih dibungkus plastik, hehe...

    Tapi, keperjakaan juga sulit dibuktikan sih. Memangnya sekarang ada alatnya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada mas bro, tapi agak langka. Kejujuran,hehe makasi kunjungannya mas bro q.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

12 Rahasia Pria Yang Jarang Diketahui Wanita

Apa Itu Stashing Dalam Hubungan Kenali Tanda-Tandanya

Kejantanan Pria Dapat Diukur Dengan 5 Hal Ini