Jatuh Hati Atau Jatuh Cinta, Mana Yang Lebih Menyakitkan?
Mahacinta- jatuh hati bukanlah jatuh cinta.
Ada ruang di hatiku yang kau temukan sempat aku lupakan kini kau sentuh, aku bukan jatuh cinta namun jatuh hati.
Lirik lagu Raisa di atas mengisyaratkan adanya perbedaan antara jatuh hati dengan jatuh cinta. Dua diksi serupa tapi tak sama. Jatuh hati bukanlah jatuh cinta.
Bagi golongan fakir asmara, jatuh hati maupun jatuh cinta adalah ibadah hati bernilai ekspektasi tinggi. Jika Kalian tergolong aliran tuna cinta tersebut, Maka belajarlah dari tulisan ini! Agar tak canggung meniti karier cinta di kerasnya dunia asmara.
So, let's check this out!
Beda Jatuh Hati Dan Jatuh Cinta
Seorang psikolog bernama Ikhsan Bella Persada, M.Psi mengatakan memang ada perbedaan antara jatuh hati dengan jatuh cinta. Menurut hematnya "kalau jatuh hati cenderung hanya rasa ketertarikan terhadap seseorang. Bisa jadi karena faktor tampilan fisik yang menarik, atau statusnya sebagai orang yang hebat. Hal ini bisa membuat orang jatuh hati."
"Sementara jatuh cinta kadarnya lebih dalam lagi. Orang yang jatuh cinta tak sekedar tertarik dengan fisik dan penampilan saja. Melainkan sudah ada keterlibatan emosional. Orang yang jatuh cinta sudah membangun keterlibatan koneksi antar individu," timpal Ikhsan.
Ada beberapa komponen dalam jatuh cinta, yaitu ketertarikan fisik atau seksual, kedekatan satu sama lain dan kecocokan emosionalnya, serta komitmen.
Jika sudah bawa-bawa komitmen dapat kita artikan bahwa tingkat keseriusan jatuh cinta lebih dahsyat ketimbang jatuh hati. Komitmen dimaksud tentu saja dua arah. Jika masih bertepuk sebelah dada tangan artinya Kalian masih golongan fakir asmara. Jatuh cintanya coba lebih serius dan tepat sasaran lagi. Caranya gampang kok, ikuti saja terus situs ini mahacinta.
Maka komponen yang disebutkan tadi tak terkandung dalam aktifitas jatuh hati. Karena jatuh hati hanya cenderung melibatkan satu tool yakninya ketertarikan.
Jadi, sekarang paham ya beda jatuh hati dengan jatuh cinta! Overthinkingnya stop dulu! Masih ada satu sub judul lagi. So let's check this out again!
Mana Yang Lebih Menyakitkan Jatuh Hati Atau Jatuh Cinta?
Jawaban atas pertanyaan di atas tidaklah terlalu sulit, apalagi bila kita gunakan analogi berikut. Mana yang lebih sakit luka dipermukaan kulit dibanding luka dalam yang tembus hingga organ.
Tentu luka dengan sayatan atau tusukan dalam menembus organ jauh lebih sakit dan perih.
Hal serupa terjadi pada luka hati akibat putus cinta dan patah hati. Kecewa akibat jatuh cinta tentu menang banyak dalam hal rasa sakit. Dalamnya rasa yang telah terkontaminasi ikatan emosional tentu lebih memperparah borok nurani.
Sedangkan pada kondisi jatuh hati, kecewa dan sakit belumlah sampai pada level akut. Ketertarikan pada lawan jenis belumlah merasuk hingga jauh di dinding hati. Ketertarikan fisik dan rasa kagum masih bersifat universal.
Namun ada satu penyakit akut imbas dari aktifitas jatuh hati. Obsesi, itulah pangkat tertinggi derajat jatuh hati. Jika terlanjur melahirkan obsesi, jatuh hati tentu akan berakibat ketidaknyamanan terutama bila Kalian sudah berpasangan. Itu!
Sekarang pertanyaan paling update, apakah benar jatuh cinta itu menyakitkan?
Tak lah, jatuh cinta itu bukan sarana pencetus paranoid seperti filaphobia. Jatuh cinta itu normal dan sangat manusiawi.
Tapi ada satu pengecualian, jatuh cinta berpotensi mengundang petaka kesedihan pada hati bila teraplikasi pada orang yang salah.
Ya, jatuh cinta itu mengasyikkan kecuali pada orang yang salah. Apalagi pada jodoh orang, itu sungguh dilarang.
Sesama manusia buat apa berebut cinta.
Sebaik- baik manusia tentu yang bermanfaat bagi sesama. Bukan yang saling bersaing seperti penguasa berebut tahta dan harta.
Bersaing dalam kebajikan itu istimewa. Tapi sayang di dalamnya tak tercantum persaingan cinta.
jatuh cinta ya kalau perasaan sudah dalam ke seseorang dan kiat disakiti itu lebih sakit dari sakit dibanding dg jatuh hati
BalasHapusSakitnya sampai ke tulang Bu, haha
HapusMakasi Kujungannya Bu Tira.