Kencan Dan Petaka Mahalnya Ongkos Cinta

Kencan adalah ritual pertemuan dua manusia dalam tahap hubungan romantis dengan tujuan mencari kesesuaian sebagai calon pasangan dalam satu hubungan intim atau pernikahan. Kencan merupakan suatu bentuk pengenalan akan karakter diri, kegiatan keseharian serta serba-serbi lain penunjang pengenalan tersebut.


Jadi jelas ya! Kencan tujuannya pengenalan bukan grepe-grepe penambah derajat ke"sange"an. Lha, kalau sama-sama mau bagaimana? Setdah, jangan mancing-mancing, kembali ke topik!



Kemajuan tehknologi tak lupa ikut andil memberi warna pada aktifitas eksplorasi romantisme ini. Sekarang sudah ada yang namanya kencan online ataupun kencan virtual. Kemajuan zaman ternyata menawarkan kemudahan untuk berbagai sendi kehidupan tak terkecuali urusan percintaan.



Kencan di tiap-tiap negara di dunia memiliki perbedaan kultur serta prosesinya. Namun ada satu kesamaan tak berbantah logika. Dimana ongkos pendanaan kencan yang kian hari kian mahal, terutama di daerah perkotaan. 


Sistem oligarki kehidupan modern mensyaratkan kencan disertai makan malam dan penyerahan hadiah sebagai bukti ketertarikan featuring keseriusan niat pada cinta. Dan korban dari alur mainstream berbentuk petaka mahalnya ongkos kencan tentu saja pria sang kreator unifikasi dua hati.


Konon katanya wanita merasa berharga saat dihadiahi kemewahan tiada tara. Katanya juga pria merasa digdaya saat memiliki akses tanpa batas pada harta. Katanya sih itu untuk pembeli cinta ditambah biaya masuk dermaga hati agar bisa melabuhkan rasa. Begitulah pola baku tak bertuan, eksis melanglang buana dipercaturan dunia asmara.


Fenomena Yang Muncul Karena Mahalnya Ongkos Kencan


Jika bukan petaka, tentu tak bakalan menimbulkan fenomena-fenomena tak lazim. Seperti yang bakal tersaji berikut. Let's check this out!


1. Terbentuknya Asosiasi Pria Pelit Di Nigeria Sebagai Imbas Mahalnya Biaya Pacaran

Satu kata untuk poin ini "waduh". Apa gerangan hingga pria berkulit legam yang diasumsikan sebagai laki-laki perkasa otot kawat tulang baja berinisiatif mengajukan keberatan atas kesewenang-wenangan proses komersialisasi kencan. Jangan-jangan bukan cuma Nigeria? Siapa tau lokalpun ada. Siapa tau, ya kan?


Jadi begini ceritanya. Sejumlah laki-laki di Nigeria membentuk Asosiasi Pria Pelit sebagai buntut kian mahalnya biaya pacaran di negara tersebut. Mereka tidak mau lagi mengeluarkan uang untuk membiayai kegiatan kencan mewah serta memberi hadiah mahal bagi perempuan.


Mereka berusaha menghapus doktrin bahwa pria merupakan mesin pencetak uang. Di kutip dari m.liputan6.com, seorang jurnalis asal Lagos berusia 35 tahun Fred Itua. Dia berujar " Sulit jadi pria di Nigeria, terlalu banyak tekanan pada kami. Semua orang berharap banyak dari Anda. Laki-laki tidak boleh dilihat sebagai mesin belanja, kami juga ingin dimanja."


Pria lain juga ikut bersuara, " kebanyakan pria yang murah hati dipandang sebagai objek untuk dimanipulasi, dimanfaatkan dan tidak dihargai karena kemurahan hati mereka."


Hmm, sepertinya patriarki tak berlaku di Nigeria. Buktinya asosiasi ini menyuarakan diskriminasi finansial anggaran kencan. Konon kabarnya di Nigeria sana, saat  seorang laki-laki mengajak kencan wanita idamannya, dia harus rela membayar mahal untuk sekedar makan malam saja. Kalian tau kenapa? Karena si wanita mengajak beberapa temannya. Tak ada istilah berbagi bayar. Semua ditanggung pria. 


Dengan kondisi ekonomi yang sulit tentu banyak pria tak menghasilkan uang dalam jumlah banyak. Lantas si pria bisa apa, saat biaya makan malam sang pujaan beserta kroni-kroninya harus ditanggung sendirian? Fred Itua menjawab " Saya membayar tagihan tersebut dengan merelakan jam tangan saya".


Kasian ya pria-pria di Nigeria? Padahal di sini masih ada kencan bermodalkan semangkok ba'so.


2. Kaum Milenial Korea Selatan Lebih Memilih Menjomblo Karena Mahalnya Ongkos Kencan

Milenial Korea Selatan Menjomblo karena mahalnya biaya kencan
freepik.com

Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Korea Institute for Health and Social Affairs, pria dan wanita yang berumur antara 20 hingga 40 tahun di Korea Selatan lebih banyak memilih tidak menjalani hubungan. Hanya 40% saja yang memilih berkencan, sisanya lebih tertarik menjomblo.


Penyebab utama mencuatnya fenomena ini tak lain karena mahalnya ongkos kencan.  Di Korea Selatan biaya untuk sekali kencan sekitar Rp.700 ribuan. Sedangkan upah minimum di sana berkisar di angka Rp. 90 ribuan per jam. Maka untuk bisa kencan mereka harus kerja extra time.


Ternyata opa-opa semenanjung sana keder juga dihadang mahalnya biaya pacaran.


3. Di Amerika Serikat Muncul Tren Kencan Dengan Cara Memasak Dan Makan Malam Bersama Di Rumah.

Pada awalnya generasi muda negeri Paman Sam cukup alergi dengan ritual kencan minim anggaran. Memasak dan makan malam bersama di rumah dianggap sebagai standar berpacaran kelas rendahan. Nongki di pub atau tempat makan hingga nonton film, dipandang sebagai cara kencan nan lebih elegan.


Akan tetapi seiring meningkat pesatnya biaya tradisi malam mingguan, pilihan pertama kembali jadi andalan. Muda-mudi di sana kembali ke kebiasaan lama para pendahulunya. Makan bersama di rumah dinilai cukup aman bagi dompet generasi penerus Abraham Lincoln.


Konon kabarnya, sumber petaka mahalnya ongkos cinta di Amerika adalah karena tingginya harga tiket nonton film di bioskop. Untuk sekali menonton film ditambah beli sepasang popcorn, permen dan dua gelas minuman, membutuhkan biaya sekitar 22.25 USD. Kalau dirupiahkan, silahkan hitung ndiri deh ya. (nulis ini aja udah repot)


Untuk momen sakral cinta lainnya seperti malam pergantian tahun baru serta valentine day, gak usah ditanya seberapa mahalnya! Berpatokan ongkos nonton film kita sudah bisa menerka berapa derajat tingkat kemahalan dua aktifitas ini.


Di Indonesia bagaimana? Fenomena tak langka seperti apa terkait makin eksklusifnya kegiatan malam mingguan? Sepertinya tak ada yang istimewa. Paling banter hanyalah makin menjamurnya aplikasi pinjaman online. Disinyalir salah satu alasan peminjam rata-rata untuk dp beli sepeda motor. Berhubung syarat minimum ajakan kencan agar tak mendapat penolakan si gadis salah satunya memiliki kendaraan, sekurang-kurangnya beroda dua. Jadi pria-pria seantero nusantara bolehlah sedikit jumawa. 


Cara Menyikapi Mahalnya Biaya Kencan


Tak lengkap bila tulisan ini tak menawarkan setitik manfaat. Terutama bagi Kalian yang lagi dimabuk asmara. Bagimana cara bersikap arif dalam mengelola kegiatan kencan beserta tetek bengeknya.


Lets check this out !

1. Kencan Bukan Komoditas Wajib Cinta

Memang harus diakui pacaran tak lengkap tanpa malam mingguan. Namun kencan bukanlah sarat mutlak eksisnya hikayat cinta. Sang penganut LDR saja kuat tanpa pertemuan membahas cinta. Kenapa harus repot apalagi dengan biaya. Chatting dan videocall kan bisa!


2. Atur Anggaran Bersama

Bukan hanya pemerintah saja yang punya anggaran bersama antar departemennya. Pacaran juga bisa mengadopsi cara tersebut.


Saat kencan disertai makan dan nonton film, terlalu berat bila harus dibebankan keseluruhan pada para pria. Saldo tabungan mereka aja senen kamis, belum lagi biaya parkir, beli bensin motor dan lain sebagainya. Belum lagi bila tu motor menyerempet janda, repot pasti.


Aturlah anggaran bersama, atau setidak-tidaknya patungan gitu, gak susah kan!


3. Kencan Virtual Atau Di Rumah Saja

Apalagi sekarang lagi PPKM stadium lanjut. Tentu lebih aman kencan via online ataupun kencan di rumah saja. Sesekali menerima ajakan main catur dari calon mertua tentu akan jadi keasyikan tersendiri disela kencan.


Siapa tau hubungan Kalian direstui. Satu catatan penting yang mesti dicamkan baik-baik. Itu bapaknya dia jangan sampai kalah dalam permainan catur. Petaka dalam bentuk sesungguhnya tak akan segan-segan menghampiri. So, be arif be bijaksana!


Maka tak ada yang namanya petaka atas mahalnya biaya cinta. Jika sama san saling cinta pasti dua hati akan menemukan jalan menuju kebaikan bersama. Siapa tau di jalan itu Kalian temui persimpangan menuju pelaminan.


Soal kencan saja tak usah terlalu dipermasalahkan. No jomblo masih banyak yang belum kebagian jatah kencan.





M💕💕E💕💕S




Share this:

Komentar

  1. gitu ya, aku dulu BM< bayar masing-masing kecuaali yang mau traktir siapa. ternyata anakku juga begitu BM.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau bayar sendiri-sendiri mah aman Bu. Gak bakal terasa mahal. Makasi Bu Tira, selalu menyempatkan diri berkunjung ke blog aku.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

12 Rahasia Pria Yang Jarang Diketahui Wanita

Apa Itu Stashing Dalam Hubungan Kenali Tanda-Tandanya

Kejantanan Pria Dapat Diukur Dengan 5 Hal Ini