Perjaka VS Perawan, Patriarki Menang Banyak

Perjaka adalah suatu kondisi dimana seorang pria belum pernah berhubungan intim dengan perempuan. Sedangkan perawan dapat diartikan sebaliknya. Membahas status keperjakaan maupun keperawanan seseorang, selalu akan mengemukakan isu tentang harga diri. Ah, kata siapa? Buktinya si pejantan asik-asik aja, dia merasa tak ternoda meski tak perjaka. Si betina sama saja, ia sedikitpun tak merasa terhina meski keperawanan telah tersita cinta buta dan hura-hura.


Keperjakaan bukan lagi barang langka nan butuh disangsikan ke-otentikkanya. Setali tiga uang, Keperawanan tak lagi jadi dimensi keagungan kaum hawa. Oligarki modernisasi melakukan ekspansi terlalu dalam merasuk hingga dinding keyakinan manusia. Dampaknya, petuah lama beserta nasehat usang kini hanya tinggal ampas sejarah.


Kaum muda tak hirau lagi pada larangan suci para tetua dan pendahulu. Personal branding lebih memiliki urgensi tinggi ketimbang sebuah kemuliaan harga diri. 


Apa yang terjadi? Silahkan jawab sendiri!


Perawan Merupakan Harga Mati


Konon beberapa tahun silam anggapan tak perawan sukses mengangkat kadar "jijik" para orang tua beraliran pola fikir konservatif. Paradigma usang menentang habis-habisan perilaku liar perempuan berpangkat nona. Si gadis dianggap baik bila dominan berada di dalam rumah. Menjaga kesucian diri dari jamahan tangan laki-laki merupakan harga mati tak tertawar perubahan.


Maklum ketika itu ajaran agama dan tradisi belum mendapat perlawanan sengit dari globalisasi. Kemajuan tehknologi khususnya tehknologi informasi belum sepesat saat ini. Raungan modernisasi masih bisa dijinakkan dengan hardikan beralamat ke jati diri sang dara.


Saat itu belum ada facebook, youtube  instagram maupun tiktok. Ruang harap para orang tua masih disinggahi wangi pengharum harga diri. Larang pantang tak menemui aral berarti. Perlawanan dari si gadis minim terpublish. Paling banter ya kawin lari. Bentuk perlawanan terhadap hierarki yang cukup bertentangan dengan gairah puberitas bak bara menyala. 


Bolehlah kita terjemahkan bahwa kawin lari cukup trending di masanya. Yang paham tak usah malu Anda memang sudah tua, haha.


Lantas apa yang salah?


Ada, makanya baca dulu belum apa-apa udah nanya. Emang situ penyidik KPK? So, let's check this out!


Perawan "Salah Asuhan"


Jangan beranggapan artikel ini asal bacot. Mari ketengahkan akal sehat paling logic. Bukan bermaksud menggiring opini sesat, namun nyatanya para tetua memang salah meng-interpretasi-kan ajaran agama untuk mengkebiri kebebasan wanita. Setali tiga uang, tradisi dan budaya juga di daulat menjadi penghambat pergolakan nafsu jiwa muda si nona.


Dimana letak salahnya?


Sebagai tolak ukur paling sempurna, mari kita lantik saja islam sebagai sumber utama. Dalam syari'at islam ada batasan-batasan bagi wanita sebagai pelindung harga diri dari jamahan laki-laki penyembah birahi. Batasan yang nilainya bukan pengungkungan melainkan penjaga kemuliaan. Bukan pengkerdil kebebasan tapi petunjuk jalan menuju keagungan harkat dan martabat seorang perempuan.


Nabi utusan Allah Baginda Rasullah menjadi motor penggerak utama pengangkat kemuliaan perempuan. Tak perlu kita ikut sertakan nasip wanita sebelum masa Baginda Rasulullah. Terlalu miris bahkan tragis nasip perempuan ketika itu, tak terkecuali mereka yang masih perawan.


Ajaran sekelas nabi tak meninggalkan perempuan dalam dakwahnya. Kita ambil saja contoh bagaimana tingginya nilai urgensi di mata agama agar wanita menutup auratnya. Pola didik nabi dalam studi harga diri tak langsung tertuju pada objek (wanita). Namun lebih dominan pada pria selaku pemimpin bagi perempuan.


Nabi memberi petunjuk bahwa kodrad laki-laki dalam islam adalah sebagai imam atau pemimpin. Utamanya tentu bagi perempuan. Secara ekstrem dapat kita bunyikan, salah wanita adalah salah laki-lakinya. Dalam hal ini bisa jadi ayah ataupun suami.


Seorang pemimpin bukanlah penyuruh, pelarang, pendikte, pengungkung, pengikat maupun pengatur. Nabi mencontohkan seorang pemimpin adalah tauladan (pemberi contoh), pembimbing, serta penanggung jawab utama hajat hidup orang yang dipimpinnya.


Lalu, apa kabar si laki-laki pemakan didikan nabi? Oh, dia terlalu perkasa. Kegagahannya menghardik tajam anak gadisnya. Demi mempermudah tugas memimpin segala larangan beraroma tangan besi dihadapkan pada perempuan."Kamu jadi gadis ayah yang baik! Jangan bergaul dengan laki-laki sembarang! Jangan keluar rumah bila tak penting! Jangan begini, jangan begitu, paham!"


Padahal sejatinya si pria perkasa nafas memimpinnya berbau ketakutan. Dia takut kelihatan lemah di depan perempuan. Baginya harga diri bakal tergadai bila toleran pada perempuan. Si gadis dijejari aturan-aturan pakem. Aturan pengecut berhias keciutan nyali. hmm,,katanya laki-laki,,? Punya anak gadis kok ngeri,,.


Maka di sanalah letak salahnya. AJARAN MEMIMPIN LAKI-LAKI BUKAN LAGI MENGADOPSI PETUAH NABI, MELAINKAN TUNDUK PADA PATRIARKI. Laki- laki harus segala-galanya, wanita harus manut. Kalau tak, heh,, tamparan keadikuasaan gender mendarat tepat sasaran di pipi lembut perawan.


Mendidik bukan berarti melarang namun mengarahkan. Islam punya tata cara pergaulan. Kenapa mesti takut anak gadis hilang perawan jika bekal memimpin seorang laki-laki paripurna sebelum lamaran? Perempuan pasti rela mengabdikan diri hingga mati. Harga diri bakal mereka jaga sendiri. Jangan tanya pada sang dara kenapa! Mereka terlalu bangga pada arjuna pemimpin berwibawa dalam iman dalam agama.


Kalau bisanya hanya melarang siapapun juga bisa. Maka mendidik, mengarahkan hingga jadi syuri teladan bagi perempuan, itulah yang nabi titahkan. Terutama bagimu tuan. 


Terlalu banyak larangan, mereka (perempuan) pasti sampai pada titik perlawanan. Di sanalah nasip keperawanan akan mengkhawatirkan. Biarkan mereka bangga jadi "bawahan" diperbudak cintanya dari sang imam penyembah kebenaran. Sekarang tak salah kan, bilaku sebut salah asuhan?



Tak Perjaka Tak Sehina Tak Perawan


Kuku tajam patriarki masih menang banyak di bumi pertiwi. Ada semacam sikap permisif bagi laki-laki pengamal ajaran setan. Hukuman sosial tak pernah menyentuh kaum priayi hingga kuli.


Tak perkaja tak senista tak perawan. Begitu hebat patriarki menciptakan tatanan berbuah peradaban. Apakah Kalian pernah dengar cerita mahar ditolak lantaran sang calon mempelai tak perjaka? Aku jawab sendiri, "oh tentu tidak". Atau cerita mahar wajib dikembalikan lantaran si perempuan sudah tak perawan? Jangan ingkari cerita itu ada dan nyata kebenarannya.


Lalu, bagaimana kisah saat seorang gadis tertangkap tangan berbuat tak senonoh hingga perawan melayang? Siapa yang dipersalahkan? Siapa lagi kalau bukan si perempuan. " makanya bergaul yang bener, kenapa tak pandai jaga diri, mau dibawa kemana muka keluarga" dan segunung cerca beraliran menista lainnya siap dilesatkan ke jantung harapan si nona.


Lantas si perjaka apa cerita? Ah, bullshit! Sejuta pembelaan patriarki siap saji menolong sesama kaum tak suci. Tak akan pernah ada penghakiman sosial secara moral bagi laki-laki tanpa segel perjaka.


Dari hulunya tatanan sosial masyarakat kita terlalu meninggikan laki-laki tanpa filtrasi. Tradisi ikut campur tangan hanya pada lapisan masyarakat terbawah. Saat berhadapan dengan kekuasaan harta semuanya memberi jalan tanpa rambu larangan. Tradisi hanya bicara soal pesta pora. Ruh kebenaran dalam adat tak perlu diseru lagi.


Tapi kan masih ada agama sebagai penunjuk jalan? Iya sih, tapi masih butuh dikaji lebih dalam. Mana ajaran nabi, mana titipan patriarki. 


Patriarki sungguh pandai menterjemahkan ajaran nabi dengan cara memutar arah dalil kebenaran. Tau kan poligami? Silahkan terjemahkan sendiri, apakah poligami buatan nabi sejalan dengan poligami made in patriarki. Atau jangan-jangan poligami hanya kedok penutup rapat akal bulus laki-laki penghamba nafsu birahi dan penjilat keadikuasaan gender? Rasanya tak terlalu sulit untuk dijawab sendiri.


Tak perjaka dan poligami, mereka sama-sama menang banyak berkat bantuan patriarki.




M💕💕E💕S











Share this:

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

12 Rahasia Pria Yang Jarang Diketahui Wanita

Apa Itu Stashing Dalam Hubungan Kenali Tanda-Tandanya

Kejantanan Pria Dapat Diukur Dengan 5 Hal Ini