Relationship Goals : Memahami Berbedanya Rasa
Relationship goals paling tinggi kualitas goalsnya adalah saling memberi bahagia. Bukan hanya sekedar posting kemesraan di sosial media dengan hashtag relationship goals. Lalu goals yang bagaimana paling tinggi levelnya dalam rangking cinta? Mahacinta mengangkat satu tema yaitu memahami perbedaan rasa.
Seutas hubungan antar satu individu dengan satu individu lainnya yang berlainan jenis berawal dari sebuah rasa bernama CINTA. Cinta sebenarnya universal, namun tanpa mem breakdown nya menjadi unit cinta nan lebih detail, akan menghasilkan rasa hambar tak terkira.
Cinta tak mesti cuma hadir dalam satu pengertian tunggal. Cinta mesti multi penafsiran, walaupun bermakna tunggal.
Cinta pada tuhan sang pencipta, cinta pada tanah air dan bangsa, cinta terhadap sesama, cinta pada orang tua, hingga cinta pada individu berlainan jenis konon kata pujangga lama disuratkan dalam kata asmara.
Namun sebelum hanyut dalam lautan tulisan lebih jauh, mari kita sepakati dulu satu hal maha penting. Cinta dalam perspektif diluar kewajaran, tidak akan diikut sertakan dalam rangkaian kalimat setelah ini. Maksud sesungguhnya adalah seperti Cinta terlarang atau Cinta sesama jenis.
Cinta dititipkan dalam dinding hati setiap insan ciptaan sang maha kuasa. Wujudnya abstrak namun memiliki nilai berjuta rasa. Cinta terkadang datang dan pergi tergantung si pembawa hati. Ada kalanya dia mekar berseri, namun saat jedanya tiba, dia kembali kuncup, bahkan layu digilas emosi buta tak memahami berbedanya rasa.
Maka pemahaman akan perbedaan rasa itulah katalis utama sebuah hubungan bertemakan relationship goals.
Cinta menjadi simbol keterikatan hati untuk berpeluang menjadi sebuah institusi bernama pernikahan. Namun jauh sebelum tersandar kesana, banyak variance logika penumbuh bumbu dan lika-liku emosi yang menyamarkan bahkan menyesatkan cinta.
Adakalanya, sebelum melabuhkan hati ke dermaga cinta sesungguhnya, hempasan ombak emosi dan kecemburuan membuyarkan layar hati nan tlah terkembang. Kembali ke titik awal dan merancang kembali cinta dari sudut hati, adalah pilihan keliru menyita banyak waktu, hingga cinta banyak juga berlalu.
Banyak cara membungkus cinta agar abadi. Banyak jalan merajut cinta agar tak lepas dari tautan. Banyak pilihan konsep agar cinta selamanya bersemi dan tak pudar walaupun saatnya tlah tiba.
Bagi pemeran utama lakon cinta, buka hati dan mata batin Anda untuk sebuah solusi renyah, tanpa settingan dan original dari Mahacinta. Baik sebelum dan sesudah halalnya merayakan cinta.
Relationship Goals Versi Mahacinta
1. Pahami Arti Perbadaan Rasa
Setiap individu ciptaan tuhan yang maha esa dikaruniai hati, tempat terminalnya berjuta rasa. Sayang, benci, rindu, senang, gelisah, dan cemburu, adalah sekelumit contoh kecil rasa yang mengendap di palung hati.
Demi menjaga kedamaian cinta, maka perlu dijaga hati pasangan anda. Pahami rasa apa tertera dan sedang dia emban, senang atau gelisah sayang atau benci. Semua akan terlukis nyata di mata dan raut wajah.
Tak butuh energi besar menandai rasa yang berbeda. Sejatinya manusia mampu menilai secara sederhana dari pola tingkah laku dan alur emosi pasangan.
Tak penting memperdebatkan berbedanya rasa dalam memandang suatu hal, terutama dalam perwujudan cinta.
Bisa saja pasangan anda memiliki rasa cinta seperti barisan bebek yang menyebrangi jalan, cuek dan tak acuh dengan sekitar, namun lurus dan tak neko-neko.
Jangan paksakan sama dengan rasa cinta anda yang menggebu laksana seorang budak cinta (bucin).
Baca juga tulisan saya tentang bucin di sini
Begitulah adanya perbedaan rasa, dan tak perlu dipaksa sama. Berbeda itu indah dan tak layak dibeda-bedakan. Itulah goals paling utama dalam mengarungi relationship.
2. Yang Penting Yakin Dia Sayang
Cinta tak mesti teraplikasi dalam setiap sudut sikap dan pola tingkah laku. Cinta hanya perlu ada di main menu rasa sayang yang bersinergi dengan sebuah kekultusan yang disebut komitmen.
Menghargai sebuah komitmen adalah cerminan dari sikap menghargai adanya cinta. Tambahkan dengan sedikit rasa, maka paripurnalah langgengnya ikatan cinta tak berujung.
Komitmen diatas maha daya cinta. Dengannya saat-saat merayakan ke halalan cinta akan semakin dekat dengan genggaman.
Tak perlu sisipi hati dan perasaan dengan penerapan sebuah keharusan logika sebagai tanda adanya cinta yang berasa. Tak mesti hadapkan si dia dengan jejeran aturan-aturan logika.
Memberi kabar dimana berada, menanyakan kondisi terkini, menyuruh harus begini-harus begitu, adalah contoh penerapan salah logika menterjemahkan cinta.
Cinta tak perlu dijejari dengan segenap aturan tak perlu. Jika mesti harus, adakan saja seadanya, pertanda bentuk perhatian yang juga memang harus ada dalam cinta.
Namun yang terpenting diatas segalanya adalah sebuah keyakinan akan cinta. Tanamkan saja sedalam mungkin di hati dia dan anda.
Yang terpenting anda yakin dengan cinta si dia. Kejanggalan sikap yang terkadang ada, akan ternetralisir dengan adanya rasa yakin akan cinta si dia buat anda. Dan bukan berarti cinta buta.
3. Menghargai Waktu Kala Bersama
Dalam kamus kebahagiaan terselip sebuah istilah baru bertitel quality time. Penghargaan manusia terhadap sebuah moment yang jauh dari sikap individualisme.
Moment kebersamaan terkadang menumbuhkan rasa jenuh bila tak pandai memaknainya setulus jiwa. Terkadang tabrakan emosi labil yang tak sama menghadirkan cerita pedas di rasa cinta. Terkadang pula kebersamaan sering mengibarkan bendera ego dangkal penghalang cinta.
Pertengkaran dan selisih faham adalah buah dari sebuah minimnya penghargaan akan terhadap waktu kebersamaan.
Junjunglah tinggi waktu kala bersamanya, jauhkan individulitas dan ego yang samar. Ciptakan momen indah berbalut canda tawa ringan. Tak mesti dalam jumlah frekwensi yang tinggi, namun bila masanya ada, buatlah masa itu tak terlupakan dalam sejarah mengukir cinta.
4. Saling Terbuka & Saling Memaafkan
Keterbukaan sumber meraih kepercayaan. Bagi sebuah hubungan yang eksis diantara lintas waktu dan tempat alias LDR, saling terbuka dan percaya adalah pondasi cinta yang maha kokoh. Sikap saling terbuka menghantarkan sebuah hubungan ke level yang lebih tinggi derajatnya, mungkin saja dengan ini cinta akan menjulang hingga ujung tonggak keharmonisan sejati.
Terbuka dengan sikap dan perilaku, rasa sayang dan benci, akan mempersempit ruang bagi hadirnya sebuah ego berbonceng emosi yang berujung ke pertikaian.
Maka bukan tak mungkin sebuah hubungan atas nama cinta akan kekal hingga manula jika di dalamnya terkandung sikap saling terbuka dan berintegrasi teruji. Jangan ragu ucapkan benci, pada sesuatu yang ada di diri pasangan anda yang memang jujur anda benci. Jangan canggung untuk melontarkan sebuah sikap anti, asalkan dalam koridor keterbukaan hati dalam cinta.
Jika keterbukaan memancing sikap perbedaan yang mengarah pertengkaran, itu layak disikapi dengan kewajaran. Tak ada yang sempurna, manusia tempatnya salah dan lupa, maka saling memaafkan adalah stage selanjutnya yang mesti teraktualkan tanpa membebani cinta.
Memaafkan pasangan dan meredam segenap ego adalah rumus cinta super valid. Terkadang rasa getir sedikit mengganggu untuk sebuah sikap memaafkan, biarkan saja itu ada, karena manusiawi dan wajar adanya. Namun roda waktu yang tak berhenti membengkok, akan membilasnya hingga rasa maaf itu ada juga.
5. Merayakan moment Terindah Cinta
Sebagai penyedap cinta dalam berbedanya rasa, merayakan momen penting dalam sebuah hubungan adalah bukti perwujudannya.
Tanggal jadian atau tanggal pernikahan adalah wakil atas beberapa contoh moment istimewa dalam cinta. Jangan welewatkannya begitu saja. Hambar dan tawar tak berasa akan memulihkan kejenuhan di jalan cinta.
Sesekali mari merayakan momen terindah cinta dengan kemeriahan hati yang berbeda rasa. Lalu indahnya akan menempempatkan cinta di singgasana hati yang membuatnya selalu merekah mengiringi waktu.
Cinta dalam sebuah hubungan adalah penyeimbang emosi dari berbedanya rasa. Hubungan yang di dalamnya bersemi cinta nan murni tak lekang diterpa zaman yang menandu usia manusia ke ujung hayat.
Berbahagialah orang yang mencinta dan dicintai, karena tak seharusnya ada pilihan untuk mencinta atau pilihan untuk dicintai.
Cinta harus selaras dengan hati tempatnya tumbuh, jangan biarkan kuncup dari sepak terjang berbedanya rasa, emosi dan ego. Semai dia seperlunya.
Komentar
Posting Komentar