Apa Arti Egois Layakkah Bagi Cinta?

Egois artinya ingin menang sendiri. Singkatnya sih seperti itu. Egois merupakan diksi tak baru apalagi dalam kamus percintaan. Egois dianggap musuh terbesar sepanjang sejarah hikayat asmara. Egois itu nista, hina dan sungguh durjana bagi tautan kasih asmara.

Egoisme merupakan motivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan pandangan yang hanya menguntungkan diri sendiri. Ini dapat diartikan juga sebagai cara menempatkan diri di tengah suatu tujuan tanpa mempedulikan penderitaan orang lain, termasuk orang yang dicintai atau yang dianggap sebagai teman dekat. Diksi ini populis dengan sebutan EGOIS.


Kadar keegoisan seseorangpun berbeda-beda, ada yang murni karena keras kepala, namun ada juga segelintir orang yang begitu manipulatif, sehingga cenderung jatuh ke dalam kategori gangguan kepribadian ekstrem, seperti narsistik atau bahkan sosiopati.



Namun disini kita tidak akan membahas secara mendalam, tentang karakter atau sifat egois manusia. Link tersisip diatas akan cukup bagi anda untuk mendapatkan jawaban atas keingintauan tentang segala seluk beluk karakter egois manusia.


Tulisan ini sesuai tema dan tagline, hanya membawa anda pada kedalaman makna kata egois dalam kancah hubungan cinta, relationship dan perjodohan. Lebih tepat lagi, tentang informasi berguna bagi pasangan anak manusia yang sedang meniti jalan menuju ke "halal"an cinta. Mengetahui, bahkan sanggup meng eliminir sikap egois yang tak diregulasikan dunia asmara.


Memiliki pasangan yang egois tentu bukan dambaan setiap hamba pencinta. Namun keterpaksaan menerima, adalah tanda tunduknya hati pada komitmen yang telah terulur jauh. Walau sebenarnya hati menolak dan tak sepakat, tapi apa boleh buat, demi cinta dan atas nama cinta, terpaksa dinikmati saja, walau kadang pahit tak terkira dan mengganggu ketentraman jiwa.


Selalu menjadi dilema sesungguhnya, disaat kadar egoisme pasangan yang terlanjur over kuota, harus disetujui untuk diterima dan dinikmati hati. Tak jarang hadirnya pertengkaran dikarenakan sebab utamanya adalah sikap egois. Bagi yang selalu berusaha untuk mengalah dan menerima, tentu bukanlah keputusan bijak, karena nyatanya, sikap egois pasangan sungguh tak sehat bagi hati dan sekutu-sekutunya. Akan lebih baik lagi jika dibicarakan empat mata lewat cara-cara yang tak diharamkan dunia asmara.


Lalu sisi hati mana lagi yang masih tersisa remah-remah cinta, saat keterpaksaan selalu hadir untuk di dandani sedemikian rupa dan ter make over jadi tawa?. Tak perlu munafik sesungguhnya, nyatakan saja gelisah dan merananya hati ulah egois, secara lugas, tegas dan tak melanggar undang-undang cinta.


Cinta sesungguhnya tak melabeli pertengkaran dengan predikat ilegal. Jadi tak perlu sungkan pada pasangan untuk sebuah pernyataan keberatan. Rasanya akan terlalu mustahil bila tak satupun pasangan cinta di bawah kolong langit ini yang tak melewati jalur persekutuan hati tanpa pertengkaran dan pertikain bilateral.

Pertengkaran kadang dibutuhkan untuk mendewasakan hubungan, pertengkaran juga memberi dampak langsung pada keteguhan cinta, dan pertengkaran tak jarang melahirkan rasa haru akan nikmat cinta yang tuhan berikan lewat kata kiasan indahnya pelangi selepas badai.


So,,,,,,,,


Tak perlu alergi dengan yang namanya pertengkaran, apalagi ia ada ditengah-tengah hubungan cinta yang sedang mekar. Setiap pasangan hanya perlu lebih bijak dan dewasa, untuk menjadikan pertengkaran sebagai langkah awal menaikkan level keseriusan hati.


Salah satu penyebab hadirnya pertengkaran akan dibahas disini secara mendalam, dibarengi secercah solusi yang tak berbahan dasar materi. Namun lebih mengedepankan kejernihan fikiran dan hati. Sebab sumber pertengkaran yang dimaksud di sini adalah sikap egois.


Sikap egois dan menang sendiri pasangan, tak jarang melahirkan perasaan jengkel bahkan emosi. Pria dan wanita selaku pasangan cinta sama-sama menyimpan peluang untuk ber egois ria dalam cinta. Apa-apa hanya maunya dia, kehendak dan rencana dia yang mesti utama dan diikuti. Kadang saat berbuat salah pun, tak ada reaksi berdosa, bahkan cenderung seperti tak ada kejadian apa-apa. "Emang dasar egois", begitulah cercaan cinta.


Tapi sadarkah anda wahai kaum pencinta, sikap egois pasangan yang menyengsarakan hati, sesungguhnya dapat dieliminasi dengan cara-cara yang berbahan baku cinta. Ikuti maklumatnya dalam rangkaian kata berikut, niscaya hubungan anda akan selalu sehat sentosa, tanpa noda air mata dan tangis pilu.


Namun ada baiknya, demi kesehatan cinta, silahkan ikuti cerita saya yang lalu, tentu saja tentang cinta dan relasi hati Relationship Goals : Memahami Berbedanya Rasa


Cara Mengeliminasi Sikap Egois Pasangan


Cari Tau Sumber Lahirnya Sikap Egois Si Dia




Bisa jadi sikap egois pasangan anda bersumber dari keluarganya. Siapa tau di keluarganya dia adalah member yang selalu mendapat perlakuan istimewa. Semua mau dan keinginannya tak pernah luput dari restu dan penolakan. Ayah, ibu bahkan saudaranya dia selalu mengikuti dan mengabulkan apa maunya dia. Mungkin karena anak kesayangan keluarga, atau tradisi di keluarganya yang selalu permisif dengan semua pinta dan ulahnya.


Jika memang itu faktor penyebab ke egoisan pasangan anda, tak ada cara lain. Di sini anda akan dituntut untuk lebih menggelar aksi ekstra dalam usaha menjadi sosok yang lebih dewasa dari si dia. Ke egoisan si dia adalah komoditi dari sikap manjanya di tengah-tengah keluarga. Hanya sikap kedewasaan paripurna yang punya peluang mengikis sedikit demi sedikit kadar keegois dia.


Tambahkan sedikit dengan sikap sabar anda. Maka egoisnya dia akan mendapat seteru berat. Carilah moment berdua tanpa saksi mata, ajak bicara dengan kadar tinggi sikap dewasa, ajari dia untuk memahami dan mengerti arti kata saling menghargai dan saling mengisi. Tak salah bila agak sedikit bernada tinggi, ingat,, dia hanyalah insan cengeng yang tak pernah mengerti arti mengalah dan penolakan.


Jika dischedule kan secara berkesinambungan, bukan mustahil ego dia akan melambaikan tangan tanda tak sanggup. Bila telah sampai di tahap ini, anda boleh merasa bangga karena ego dia sudah hampir tak bernyali lagi. Saat dia telah sampai pada tahap sadar diri dan kesesatan egonya, maka saat itu pula momen sempurna untuk menselaraskan sikap dewasa anda dengan watak usangnya. Ajaklah bercengkrama dalam canda cinta nan bergelora, hitung-hitung penetralisir nada tinggi anda yang lalu.


Cara ini tak diharamkan dunia asmara, walau berbau ekstrem tapi belumlah melanggar regulasi cinta. Yang penting cita-cita mencapai keadilan hati bagi seluruh rakyat cinta telah terpedomani, terhayati dan ter amalkan secara sempurna dan paripurna. Maka hubungan yang adil dan beradap tinggal menunggu untuk tinggal landas.



Tularkan Dan Ajari Dia Untuk Peduli



Orang egois biasanya hanya peduli dengan maunya sendiri. Masa bodoh dan apatis bahkan minim empati. Walau tak tergolong penyakit tapi sebaiknya diobati atau diamputasi dengan pertolongan tangan yang bersedia menularkan dan mengajari dia untuk peduli.


Akan menjadi sebuah kewajiban hati jika orang tersebut adalah kekasih anda sendiri. Bukankah mata hati sang kekasih lebih jeli dan teliti menyelami karakteristik pasangan yang telah teregistrasi cinta. Lalu egois dia yang mana lagi yang ingin anda dustakan, bila saat sakit hati akan rasa bersalah dia yang tak menunaikan kata maaf dan hanya ada perilaku tanpa dosa dirasa lebih getir dari wafatnya cinta? Lalu anda bisa apa? Selain sabar menghadapinya, lalu ajari dia sikap sempurna untuk peduli, terutama pada hati dan cinta.


Tularkan, dan ajari dia untuk lebih peduli. Caranya tak sulit, mulai saja dari diri anda sendiri. Mulailah untuk lebih dan selalu peduli pada si dia, bila perlu pada orang-orang terdekatnya sekalian. Tunjukkan bahwa dia dan keluarganya adalah  prioritas anda. Lalu sampaikan padanya bahwa sikap peduli anda adalah wabah positif yang anda ingin tularkan ke dia. Dan jangan lupa ucapkan dalam seratus persen keseriusan bahwa anda sangat ingin dia terjangkit dan mengidap rasa peduli yang sama. Dengan atau tanpa nada tinggi dan emosi, itu tergantung situasi, yang maha penting, mulai aja dulu!


Ucapkan Dengan Lugas KAMU EGOIS  Lalu Sisipkan Ancaman Untuk Pergi



Mohon jangan cepat mengambil kesimpulan dari poin ini sebelum anda baca penjelasan hingga tuntas. Poin ini tak bermaksud mengahdirkan kata putus pada hubungan cinta anda. Namun lebih kepada shock terapi sebagai upaya pemutus mata rantai sikap egois si dia. Kadang memang diperlukan cara-cara tegas dan wibawa, karena egois tak mudah diusir begitu saja.


Sikap egois bila telah mendarah daging dalam karakter dan sikap, sulit untuk diubah apalagi dilenyapkan. Butuh kesabaran hingga perilaku yang cenderung tegas, itupun belum memberi jaminan si egois akan takluk dan serahkan diri.


Karakter egois terkadang dibarengi budaya lain dalam sikap angkuh dan kurang rasa tanggung jawab. Sungguh keterlaluan bagi hati dan cinta. Jika tak diperangi dengan ketegasan dan strategi politik cinta yang maha aktif, tentu solusi tepat guna bakal sulit untuk digapai.


Tegas dan mengancam untuk pergi dari cinta bukanlah semacam sikap menantang untuk bertarung dalam pertengkaran besar dalam cinta. Tapi ia lebih kepada cara sedikit diatas normal untuk penyelesaian masalah bersumur tua egoisme. Jika si egois taat pada cintanya, sudah barang tentu dia akan tunduk pula pada sikap dan ancaman anda yang berlandaskan alasan cinta.


Sehingga rasa ragu akan dampak "putus" tak perlu ada. Pilih saja kata dan kalimat yang dirasa cukup keras dan tak cenderung kasar, si dia dengan egoisnya pasti akan berfikir ulang sejuta kali untuk angkuh dan egois lagi.



Tak Perlu Selalu Mengalah, Sesekali Bersikaplah Seperti Dia



Selalu mengalah dan takluk pada semua sikap salah pasangan, sesungguhnya bukanlah sebuah bukti rasa cinta. Boleh saja mengakui rasa takut kehilangan, tapi cinta tak mengajarkan mata kuliah itu. Cinta mestinya sama suka sama rasa. Buat apa capek-capek mencinta jika hanya anda yang senantiasa jadi subjek teraniaya dengan keterpaksaan dalam sikap dan tabiat selalu mengalah.


Menjalani sebuah proses relationship memang butuh aspirasi hati untuk menumbuh kembangkan cinta agar tak jalan ditempat. Maka sikap selalu mengalah dan selalu memberi peluang untuk keegoisan si dia adalah sebuah pendustaan pada kelangsungan hidup sebuah hubungan. Atau memang anda seorang  akselerator budak cinta (bucin), yang meng ilegalkan penolakan dan sikap tak terima?


Sejatinya, dalam membina sebuah hubungan yang serius, pastilah fardhu hukumnya bermodal keseriusan pula. Jadi, tak perlu sungkan untuk menyatakan perang pada sikap egois pasangan. Anda juga berhak angkat senjata dengan amunisi egois yang sama. Jangan menilai cara ini sebagai sebuah pemberontakan terhadap cinta, namun sesungguhnya lebih kepada aksi nyata untuk me revolusi hatinya agar tunduk pada aturan main cinta.


Jika mempraktek kan egois yang sama dengan egoisnya dia, adalah jalan kebenaran demi keselamatan hubungan cinta, maka nilainya tidaklah hina. Dia juga wajib merasakan demamnya hati ulah sikap egois. Lalu dia akan merasakan juga apa yang selama ini anda terpaksa rasakan. Bukan tak mungkin bila masanya tiba dan takkan lama, dia akan sadar diri sepenuh hati, bahwa sikapnya selama ini sungguh tak beradab dalam cinta.



Buat Batasan Toleransi Anda



Kesabaran memang ada batasnya. Sesabar-sabarnya orang penyabar, pasti dia pernah juga menyentuh garis finish kesabaran itu sendiri. 

Saat batasan toleransi dan permisif telah terlampaui, maka saat itu pula kesabaran akan hilang kendali. Murka dan amarah sesekali akan menabuh genderang kemenangan.


Tak ada bedanya dalam mengahadapi egoisnya dia. Pantas dan patut diunjukkan batasan toleransi, hingga tahap mana indeks kesabaran anda. Si dia wajib paham dan mengerti bahwa anda punya disiplin tinggi tentang batasan dan toleransi akan sikap dan egonya dia. 


Menggambarkannya dalam aksi nyata sikap tegas dan lugas bukanlah pembangkangan terhadap cinta. Tapi bukti keseriusan hati dalam membina hubungan agar tau arah dan tak menyimpang. Rindu, sayang dan cinta tak akan padam dengan pembatasan dan toleransi terhadap kesalahan. Yang diboikot cuma sikap egoisnya bukan rasa sayang dan cintanya kepada anda.


Eliminasi Dia Sebagai Kekasih Anda (Jika Terpaksa)




Ini adalah pilihan paling akhir setelah menyelengarakan berbagai cara agar dia berdamai dengan egoisnya. Jika semua cara telah dicoba namun hasil akhir tak menyenangkan hati. Saatnya anda kemasi cinta anda lalu berlalu pergi, menunggu datangnya hati lain untuk menjemput. Buat apa bertahan dalam sebuah hubungan yang me melaratkan hati, memiskinkan cinta hingga anda terjerumus dalam jurang fakir asmara.


Cinta dalam sebuah hubungan tak pernah memaksa hati untuk selalu menerima pelanggaran hak azazi perasaan. Hati yang telah dirampas kemerdekaannya untuk bebas memilih sikap, sejatinya butuh perlindungan hukum asmara dalam ketentuan yang telah tersirat. Hati jika telah dimiliki dan mengambil pilihan untuk tunduk pada cinta, butuh balasan serupa agar cerdas dalam mengangkat derajat sebuah hubungan.


Namun jika dalam perjalanannya, hati selalu tersiksa dan tak bahagia, artinya ada yang salah dan mesti direhabilitasi. Banyak opsi perbaikan sesungguhnya sebelum undur diri dari cinta. Kesabaran dan kedewasaan sikap adalah salah satu contoh utama.


Memberi kesempatan seluas-luasnya pada pasangan untuk merenovasi sikap egoisnya tentu saja sebuah langkah bijak. Saran dalam bentuk tulisan diatas layak anda praktek kan dan delegasikan. Pilihan paling utama adalah memperbaiki. Namun saat celah perubahan tak jua nampak. Mungkin saat itulah kesempatan membawa hati beranjak pergi.


Cinta harusnya sama rasa sama peduli. Saling mengisi dan saling melengkapi. Jika tak saling dan tak sama, berarti bukan cinta namanya.





M💕💕E💕💕S




Share this:

Komentar

  1. Mengetaui dengan pasti asal dari sifat egois pasangan adalah hal pertama yang perlu dilakukan. Setelahh mengetahui asal muasal dari sikap tersebut kita bisa menentukan treatment mana yang cocok untuk mengeleminasi sikap egois tersebut.

    Kalau bisa sih tidak langsung menggunakan step ancaman untuk berpisah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih mas bro, emang benar sih, makasi masukannya.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

12 Rahasia Pria Yang Jarang Diketahui Wanita

Apa Itu Stashing Dalam Hubungan Kenali Tanda-Tandanya

Kejantanan Pria Dapat Diukur Dengan 5 Hal Ini