Mencintai Atau Dicintai?

Mencintai atau dicintai? Jika bisa kedua-duanya kenapa pilih salah satu? 

Dalam hidup kita sering dihadapkan pada berbagai pilihan-pilihan, yang tentu saja memaksa kita untuk harus memilih. Terkadang tak jarang pilihan yang ada tak memberi kepuasan pada hati dan logika. Memilih untuk "tidak memilih" tentu tak sepadan dengan wacana yang ada dalam harapan. 


Dan kali ini harus diakui secara jujur, bahwa keterpaksaan adalah sumber paling logis yang tak mungkin terelakkan.


Seperti memilih mencintai atau dicintai?
Sebuah pilihan maha sulit apa lagi karena mengandung kata cinta. Pilihan yang teramat sulit bagi hati sesungguhnya. Andai saja tak sesulit memilih Anya Geraldine atau Amanda Manopo.


Jika ditanya "kamu pilih mencintai atau dicintai ?"


Tentu setiap orang punya jawaban beralas argumen sebagai pembenaran. Siapapun orangnya sudah pasti memilih kedua-duanya, karena itulah yang paling sedap dirasa dan diraba oleh hati. Menjadi sosok yang mencintai sekaligus dicintai adalah gambaran paripurnanya segumpal kebahagian batin dan nurani.


Bila mencinta tak berharap untuk dicintai, sama saja dengan mengingkari hati nurani dan munafik pada diri sendiri. Hati pasti berharap juga untuk dicintai, meski peluang untuk memiliki cinta sesungguhnya teramat kecil dan nyaris tak ada.


Hasrat untuk memiliki secara permanen hati yang kita cintai, adalah pekerjaan hati dalam panggung cinta yang setulusnya tak butuh sandiwara dan iklan penjeda. Dalam konteks asmara, mencinta untuk memiliki adalah fardu 'ain hukumnya. Hanya akan jadi kesia-sia an belaka, jika tulus mencinta hanya sekedar mencinta. Hati akan terbebani rasa, dan pada ujungnya akan menenggelamkannya dalam luka dan kecewa teramat dalam.


Begitu juga halnya, bila pilihan jatuh kepada "dicintai". Dicintai tanpa memiliki rasa mencinta pada si pencinta, tentu bukanlah sebuah pilihan yang baik bagi tumbuh kembang hati. Perasaan bersalah akan jadi over loading di fikiran. 


Lalu pilihan mana yang mesti diambil dan diselimutkan ke nurani. Jika mencinta tanpa dicintai akan jadi ke sia-sia an belaka, lalu dicinta tanpa mencintai dianggap sebagai beban rasa bersalah hati.


Tanyakan saja pada barisan kata dan kalimat yang akan tersaji berikut ini


Ikuti cerita lain tentang cinta Tanda-Tanda Mantan Adalah Jodohmu Sesungguhnya


Untung Rugi Dalam Memilih Mencintai Atau Dicintai Bagi Hati


Mencintai Tanpa Dicintai Hanya Kesia-Siaan Belaka Bagi Hati




Barangkali memang ada golongan manusia yang memiliki rasa tulus mencintai tapi tak berharap untuk dicintai balik. Tapi apakah seperti itu rumus cinta sesungguhnya?. Cinta bagaikan bertepuk sebelah tangan, begitulah pameo asmara dari dulu hingga detik ini. Mencintai seolah-olah hanya menjalankan kewajiban hati yang terasa berat untuk di khianati.


Diawali dengan tumbuh kembangnya rasa kagum dalam hati, lalu hadir cinta. Si pemilik rasa akan menggenapkannya dengan ketulusan yang tak diperjual belikan dunia. Ketertarikan hati yang ditunasi rasa kagum akan tumbuh berkembang jadi cinta yang mesti dipupuk dan disiram dengan ketulusan.


Lalu,,,langkah paling logis selanjutnya adalah menuai buah rasa cinta dengan memanennya untuk sumber daya kesejahteraan hati. Hasil panen yang akan dituai tentu saja sebentuk komoditi cinta yang bernilai dan berharga tinggi dipasar asmara. Buah dari proses tersebut kita beri nama kepemilikan.


Begitulah semestinya jalan cinta yang lumrah. Kisah yang dimulai dari jatuh hati, lalu diikuti ambisi untuk memiliki, adalah tatanan yang telah diciptakan dunia asmara. Tujuannya hanyalah untuk melindungi hati agar tak terperosok dalam kemeleratan cinta hingga tak terlahir generasi fakir asmara.

Namun jika masih ada fraksi pencinta yang hanya meletakkan rasa kagum dan cinta dari kejauhan, tanpa berusaha meletakkan pondasi sebuah hubungan untuk dicoba dibangun dan direnovasi. Itu sah-sah saja, karena segala konsekwensi bagi hati pasti telah melewati masa pertimbangan yang cukup matang.


Barangkali pencetusnya adalah rasa sadar diri yang merasa rendah dan tak mungkin. Atau sasaran cinta yang dibidik telah tersegel hatinya oleh yang lain. Sehingga segala peluang dan segala mungkin sudah tertutup rapat nyaris sempurna. Pilihan untuk kagum dan mencintai dari jauh seolah-olah hanya jadi satu-satunya pilihan yang paling mungkin bagi hati.


Tapi jika harus jujur pada hati, pilihan untuk mecinta tanpa berharap dicinta, hanyalah ke sia-sia an belaka terutama bagi hati. Sesungguhnya harus ada segenap keberanian untuk mengungkap rasa cinta pada seorang yang jadi sasaran bidikan cinta.


Masalah gagal dan ditolak, itu urusan lain. Memendam tanpa mengungkapkan sungguh sebuah kemalangan cinta. Untuk apa sekedar kagum tanpa realisasi dalam bentuk ucapan. Apakah kagum dan cinta yang terpendam sudah cukup syarat bagi hati untuk bahagia? Nyatanya hati hanya akan terus merana dalam kerinduan untuk memiliki.


Tak usah pungkiri nurani, bila ia juga berharap untuk dapat memiliki dan dicintai balik. Pilihan untuk hanya mencinta tanpa berharap dicintai adalah pilihan yang sesat bagi hati dan ke sia-sia an belaka. Layaknya dicoba untuk mengungkapkan rasa cinta, bila gagal dan ditolak, memang seperti itulah resiko mencinta. Tapi setidak-tidaknya hati tak akan merasa dibohongi, karena telah ada upaya untuk mencoba, dan bukan hanya memendam dan berkhayal tentang cinta dan kepemilikannya.


Sesungguhnya slogan mencinta tanpa syarat tidaklah logis untuk selalu jadi tema dan digaung-gaungkan. Lebih baik ungkapkan semua rasa cinta, dan harapan untuk menerima rasa yang sama. Tambahkan dengan ambisi yang serius ingin memiliki.


Bila gagal dan menerima penolakan, itu resiko kawan. Bukankah masih banyak hati lain yang mesti ditemukan, tapi bukan hanya sekedar untuk dikagumi dalam hati. Temukan hati itu dengan jalanmu. Cintai dengan setulus hati bila telah menemukannya. Dan jangan lupa, kamu juga berhak untuk dicintai dan dimiliki hatimu olehnya.


Dicintai Tanpa Mencintai Hanya Jadi Beban Bagi Hati



Sebelas duabelas sebenarnya dengan poin diatas. Jika mencinta tanpa dicinta adalah ke sia-sia an, maka dicinta tanpa mencinta merupakan sebuah bentuk beban perasaan bagi hati. Rasa tak enak hati dan rasa bersalah adalah produk lokal cinta yang harusnya tak diproduksi.


Atas nama cinta, siapa saja berhak untuk memperjuangkannya. Pertempuran hati di medan laga asmara, kadang melahirkan pasukan arjuna pencari cinta nan gagah berani memperjuangkan cintanya. Segala siasat dan strategi penaklukan sebuah hati, akan digelar dalam bentuk unjuk kekuatan naluri.


Bagi pencinta sejati, penaklukkan sebuah hati wajib hukumnya dilewati lewat jalur perjuangan. Walau penuh ranjau ketidak pastian, tak akan melunturkan semangat mereka untuk jatuh cinta dan memenangkan hati si dia. Mata batinnya seolah-olah dibutakan oleh kekaguman yang menggugah selera cinta yang penuh nafsu.


Hingga pada satu titik jenuh, sang pencinta baru sadar bahwa kemerdekaan cinta hanya sebatas impian. Medan laga telah dimenangkan kaum penjajah hati yang diinginkan si calon koloni. Kekalahan harus dibawa pulang dengan tangis dan air mata. Kali ini hati gagal untuk tinggal dan jatuh dalam pelukan cinta.


Namun sesungguhnya, semangat untuk tetap mencinta belumlah padam seutuhnya. Masih ada bara menyala, yang jika tersulut sangatlah mudah untuk terpijar lagi. Harapan untuk berdamai di jalan cinta tentu sulit terlaksana, karena hati masih menyimpan dendam asmara dalam bentuk rasa yang masih ada.


Di pihak sana, yang hatinya telah terjajah dalam koloni dan imprealisme cinta, pasti masih bisa merasakan aroma perjuangan yang dulu mengarah padanya. Dia tak akan lupa beratnya jalan yang dilalui si arjuna guna memenangkan hatinya. Dia juga sadar sepenuhnya bahwa dia adalah objek suci yang diinginkan hati si arjuna.


Pilihan yang membuatnya menjatuhkan hati pada yang lain, bagai boomerang baginya. Karena dia sadar diluar sana juga ada hati yang telah rela berjuang sekuat tenaga.


Dia tak akan lupa bahwa dia dicintai, hanya karena aturan dan regulasi cintalah yang membuatnya memilih. Dia pasti tau ada hati lain yang masih rela mencintanya, masih menanam harap balasan cintanya.


Walau di sana ada cinta yang tak mungkin dia balas, namun hatinya akan selalu dibebani rasa. Rasa iba, kasihan atau bahkan rasa bersalah, karena telah dicinta namun tak sanggup mencinta. Sungguh sebuah beban tersendiri bagi hati walaupun merdeka.


Dicintai tanpa bisa membalas cinta itu sendiri, adalah pilihan dalam keterpaksaan yang sama sekali tak sehat bagi hati.

Maka paling utama tentu saja pilih diantara keduanya. Mencinta setulus hati dengan imbalan dicintai secara murni. Hati pasti akan senang dan bahagia. Jika harus terpaksa pilihan ada di tangan anda. Pilih mencintai atau dicintai jika harus dan terpaksa pilih saja salah satunya. Anda hanya perlu paham dan sadar dengan segala konsekwensinya. Tak usah lagi mengulas baik buruknya, cukup pilih saja bila terpaksa. Jadikan tulisan diatas sebagai acuan dan pedoman untuk memperkaya rasa wise  dalam diri anda. Dan sekali lagi, jika terpaksa, pilihan ada di tangan anda.




M💕💕E💕💕S





Share this:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

12 Rahasia Pria Yang Jarang Diketahui Wanita

Apa Itu Stashing Dalam Hubungan Kenali Tanda-Tandanya

Kejantanan Pria Dapat Diukur Dengan 5 Hal Ini