Free Sex Salah Pergaulan Atau Salah Asuhan?

Free sex atau seks bebas merupakan season lanjutan dari ajaran sesat modernisasi bertajuk pergaulan bebas. Ranah aktualisasi jati diri muda-mudi nan terjangkit penyakit moral akut. Katanya sih demi eksistensi, bodo amat harga diri. Asal happy, nongki sampai pagi, rokok, drugs serta having sex jadi ritual pengangkat pamor personal branding paling mumpuni.


Seks bebas dan pergaulan bebas remaja Indonesia
pexel.com

Lantas apa pangkal balanya? Bukankah seks bebas, pergaulan bebas serta kroni-kroninya sudah eksis sejak lama? Nah kan, baru mulai sudah nanya! Emang gue juru bicara presiden apa!


Biar gak banyak nanya gue mulai dari awal ya. Stay tune and Lets check this out!


Sejarah Asal Mula Seks Bebas


Sejauh ini belum ada cerita resmi yang menerangkan kapan dimulainya jenis peradaban manusia setara binatang ini. Konon, lahirnya seks bebas diawali bermunculannya sekte kepercayaan yang menjadikan seks bebas sebagai salah satu ritualnya. 


Namun di beberapa literatur, seks bebas besar-besaran diceritakan pernah muncul di peristiwa orgy (sex party) yang dilakukan pasukan Romawi.


Petistiwa ini terjadi sekitar 200 tahun sebelum masehi. Ketika itu sebanyak 700 tentara Romawi melakukan pesta seks di daerah jajahannya dengan wanita setempat sebagai tanda kemenangan. Nah lo, tanda kemenangan. Lantas sekarang seks bebas tanda apa an? 


Mulai Merebaknya Pergaulan Bebas Di Indonesia


Free sex atau seks bebas sangat bertentangan dengan budaya bangsa Indonesia. Namun faktanya beberapa hasil penelitian menerangkan bahwa perilaku seks bebas remaja Indonesia berada pada taraf mengkhawatirkan. Survey yang dilakukan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Kementrian Kesehatan pada tahun 2013, menemukan bahwa 63% remaja sudah pernah melakukan hubungan seks dengan kekasihnya maupun jasa orang lain. Wah serem juga sih.


Lantas sejak kapan budaya menyimpang ini marak di negri kita? 

Seks bebas tak bisa dilepaskan dari pornografi, sebab dari sanalah petaka ini berawal. Meski belum secanggih sekarang, namun tempo dulu pornografi telah tumbuh bak jamur selepas hujan. Pesatnya perkembangan film porno di Amerika ternyata wangi busuknya tercium hingga ranah pertiwi. 


Industri film di Indonesia sejak tahun 1970 sudah mulai menawarkan film-film yang mempertontonkan adegan panas yang sesungguhnya tabu ketika itu. Ketika itu? Yup ketika itu. Kini? Au ah gelap.


Penikmat film yang rata-rata remaja disuguhkan tontonan baru peningkat halu. Film yang katanya perwakilan budaya bangsa nyatanya busuk juga bak comberan. Demi pundi-pundi pribadi kerusakan moral bangsa tergadaikan.


Di dimensi lain, sekitar tahun delapan puluhan muncul fenomena baru. Bacaan pemanja birahi dalam bentuk novel diburu remaja-remaja tanah air. Maklum saat itu belum ada youtube. Kasian amat ya.


Remaja tahun 1980 hingga 1990 tentu tidak asing dengan seorang penulis erotis bernama Enny Arrow. Yang tau gak usah malu. Itu tandanya Anda memang sudah tua.


Karya Enny Arrow ini boleh lah kita anggap sebanding dengan situs porno saat ini. Novelnya begitu digandrungi dan dicari-cari hinga taman bacaan di sudut dudut pertokoan.


Nyatanya pornografi tersebut menawarkan budaya baru bagi remaja tanah air. Pacaran lewat bantuan surat menyurat mulai diupgrade tanpa sengaja menjadi pertemuan sembunyi-sembunyi. Namanya juga sembunyi dan tak terendus khalayak, apapun sepertinya bisa terjadi.


Dari sanalah semua merebak. Pangkal bala perusak moral manusia belia milik bangsa. Zaman yang terus menawarkan perubahan tak luput pula menyuguhkan hal-hal baru pengangkat konak. Pacaran diam-diam lama kelamaan jadi terang-terangan. Bersentuhan semula haram sekarang di depan umumpun tak jadi soalan.


Berkumpul bernyanyi bersama diiringi gitar sambil mengelilingi api unggun ritual keakraban remaja nan sudah punah. Penggantinya ada yang lebih wah. Pesta miras, drugs diakhiri pesta seks. Biar gaul getho katanya. Kata kamu gimana?


Seks Bebas Di Era Globalisasi


Terlalu miris sebenarnya mendeskripsikan bobroknya moral muda-mudi bangsa nan terjangkit virus pergaulan bebas. Terlalu banyak cerita sumber malu bagi para pendahulu kita. Negara yang katanya berketuhanan yang maha esa dan berkemanusiaan nyatanya tersleding arus globalisasi.


Globalisasi dengan kendaraannya berjuluk kecanggihan tehknologi menawarkan perubahan baik sekaligus busuk. Jika manusia tak bijak dengan filtrasi harga diri tak akan lagi jadi harga mati.


Sekuat tenaga Kominfo dan stake holder lainnya membendung pertumbuhan situs penyaji halu "kebinatangan", se laju itu pula kecepatan tangan setan mencari celah kemungkinan.


Pacaran tidak sehat, rokok, alkohol hingga narkotika begitu landai hingga gampang terjamah generasi muda. Sialnya, generasi baru sepangkat anak-anakpun tak luput terseret arus. Terlalu banyak bukti untuk disajikan. 


Ada beberapa faktor sebenarnya penyebab maraknya pergaulan disertai seks bebas di kalangan remaja. Untuk lebih lengkapnya silahkan kunjungi artikelku sebelumnya yang berjudul Seks Bebas Tuna Cinta Sesungguhnya.


Selain faktor rendahnya pemahaman akan agama, maraknya tontonan tak mendidik serta terlalu konsumtifnya generasi muda pada budaya asing, ada satu faktor penentu yang perannya begitu sentral. Iya, peran serta pengawasan orang tua. 


Pergaulan bebas featuring seks bebas sah-sah saja digadang-gadang terjadi ulah rendahnya asupan perhatian orang tua. Keluarga merupakan ekosistem terkecil pembentuk jati diri seseorang. Maka tak salah para orang tua kita tersangkakan. Mari coba kita dendangkan dalam alunan melodi keadilan.


Seks Bebas Salah Asuhan Atau Salah Pergaulan?


Sebenarnya bukan hal sulit mencari tersangka penyebab timbulnya seks bebas di remaja kita. Orang tua, institusi pendidikan, para pemuka agama, pemerintah hingga si remaja itu sendiri. Jika mau adil, semua memiliki andil dalam hutang kesalahan peran.


Para orang tua terlalu sibuk mengurus keuangan rumah hingga lupa perhatian pada anak remajanya. Sekolah kurang lengkap memberi didikan moral serta etika  bidang akademis selalu jadi perhatian. Pemuka agama kurang lantang menyuarakan penolak bala dekadensi moral remaja. Pemerintah tak punya kebijakan apa-apa untuk memperbaiki ahklak anak bangsa. So, jika mau adil semua salah.


Lalu apa hal si remaja itu sendiri? Ah mereka ibarat layangan putus. Tak ada benang pengendali, tak ada tarik ulur. Mana kolam susu mana comberan tak terseleksi lagi oleh mata batin mereka yang hampa ajaran baik. Mereka banyak yang dewasa sebelum waktunya. Mereka lalu terjerembab masuk lubang pergaulan bebas. Dunia baru yang menawarkan pesta pora kebebasan tanpa beban dosa nan mesti disematkan.


Maka tak salah asumsi yang berkembang. Pergaulan bebas memang dominan karena kesalahan para orang tua. Meski peran kesalahan lingkungan seperti sekolah dan pemerintah layak juga dituduhkan, namun orang tualah garda paling depan penghadang gejolak puberitas remaja dengan halusinasi liar nan sesat jalan.


Iya, salah asuhan dan kurang perhatian orang tua, merupakan motor penggerak gejolak jiwa muda sesat jalan dalam pergaulan.


Para orang tua seharusnya membekali anak-anak mereka tidak saja dengan pendidikan formal, melainkan harus dilengkapi dengan menu ajaran mental serta spiritual. Juara kelas seharusnya dibarengi juara mengaji dan lomba azan. Pendidikan moral pancasila harus seiring dengan pendidikan petuah nabi dan seruan islam. Jika dosis tersebut di suntikkan ke nurani si buyung dan si upik, mereka bakal imun terhadap serangan setan globalisasi dalam gadget.


Dan bagi Kalian para remaja berbaju milenial. Kalian seharusnya bisa menempatkan diri sebagai subjek dari arah perubahan zaman. Kata "ketinggalan zaman" bisa kok disematkan pada pergaulan bebas dan seks bebas. Gak ada keren-kerennya juga kali.


Ada yang jauh lebih elegan. Jadi influenser bagi sesama anak muda. Jadi youtuber handal dipuja dunia. Jadi pebisnis online muda, jadi content creator. Sekarang itu eranya. Pergaulan bebas? hmm najis. Seks bebas? Kuno. Seragam iblis itu sudah tak layak pakai lagi. Bakar atau buang jauh-jauh.


Kalian keren generasi santuy. Dari pada nongki tak jelas mending rebahan di rumah! Pelajari kitab suci kerennya melebihi artis korea. Bikin content yang menginfluencer Kalian akan jadi kiblat tontonan sesama kawan. Ngapain bergaul tak tentu arah hingga terjerat seks bebas.


Seks ada waktunya. Kejar mimpi dan raih cita-cita, itu dulu deh ya!




M💕💕E💕💕S



Share this:

Komentar

  1. banyak faktor yang menyebabkan itu ya, tidak bsia dituding hanay satu faktor saja

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

12 Rahasia Pria Yang Jarang Diketahui Wanita

Apa Itu Stashing Dalam Hubungan Kenali Tanda-Tandanya

Kejantanan Pria Dapat Diukur Dengan 5 Hal Ini