Nikah Muda Atau Mengejar Cita-Cita?

Pencapaian bahagia level paripurna dalam hidup bukan hanya tentang asmaraloka berwujud  pernikahan. Masih banyak variance lain sumber kemeriahan hati. Memiliki pasangan lalu menikah muda sah-sah saja. Mengejar cita-cita sebelum mengurus cinta tak ada salahnya. Kesalahan nyata adalah nihil cita-cita, fobia pada cinta apalagi fobia pada pernikahan.


Nikah muda
pexel.com

Usia muda acap mengedepankan asa untuk meraih decak kagum dunia. Jati diri sepenuhnya belum terjelajahi walau terus sibuk mencari. Memimpin diri sendiri untuk meraih mimpi harga mati tak tertawar ragu di ranah belia. 


Ada yang terus mendaki menggapai harap. Ada yang terhenti disapa keinginan tak berbantah. Lalu membuat keputusan menikah muda. Alasan paling mengemuka supaya terhindar dari perzinaan. Demi menjaga kesucian hubungan, masa muda jadi tergadaikan.


Nikah muda kembali trending sejurus dengan eksistensi public figur mengakseslerasinya. Nikah muda dianggap sebagai jalan keluar pembabat kenakalan fase remaja. Sehingga muncul tanya, menikah muda anjuran atau dorongan?


Dari kaca mata agama islam sebenarnya nikah muda itu boleh dan halal, selagi memenuhi rukun dan syarat-syaratnya. Islam menganjurkan pernikahan jika tujuannya kebaikan. Seperti maraknya perzinaan (seks bebas), maka nikah muda dianggap solusi tersahih meskipun ada panduan islam mengenai pergaulan.


Dari segi hukum, berdasar Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974, diisyaratkan bahwa pernikahan dapat dilangsungkan bila seorang pria telah berusia 19 tahun dan wanita berumur 16 tahun. Namun untuk melangsungkan pernikahan di bawah usia 21 tahun diperlukan izin dari kedua orang tua. Artinya di usia 21 tahunlah seseorang dianggap cakap dan mampu melangsungkan pernikahan tanpa adanya izin dari orang tua.


Disini dapat kita simpulkan bahwa nikah muda itu merupakan proses pernikahan dimana kedua calon masih berada pada usia di bawah 21 tahun. Bila berkaca pada fenomena termutakhir di tengah-tengah masyarakat hal tersebut dapat dinilai cukup normatif. Karena selain isu agama, alasan ekonomi juga mendorong para orang tua merestui pernikahan anaknya yang katakanlah masih berusia belasan tahun.


Perlu disadari bahwa menikah muda sarat atau bahkan rentan resiko perceraian maupun Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Labilnya mental merupakan faktor pencetus utama. Padahal jika ingin terhindar dari perzinaan, memberi pedoman tentang batasan pergaulan seraya menyisipinya dengan sex education bagi generasi muda, itu jauh lebih bijaksana dan moderat. Menunda perkawinan belum tentu menjerumuskan orang pada perzinaan.


Selain itu masih ada yang lebih ekstrem lagi dampak buruk nikah muda secara ilmu kesehatan. Supaya Kalian tak bosan mari kita langsung saja ke laptop!


Nikah muda boleh saja tapi kenali dulu faktanya.

Fakta pertimbangan Sebelum Menikah Muda


1. Organ Reproduksi Belum Berkembang Sempurna Di Usia Belasan 


Berdasarkan hasil sebuah studi, resiko kematian bagi perempuan yang melahirkan di bawah usia 20 tahun cukup tinggi angkanya. Hal ini terjadi akibat belum matangnya organ reproduksi. sehingga meningkatkan risiko terjadinya preeklamsia, eklamsia, perdarahan setelah persalinan, hingga keguguran saat hamil. 


Bila Kalian berencana untuk melangsungkan pernikahan di usia dini, ada baiknya konsultasikan dulu dengan dokter. Pastikan dulu Kalian paham resiko serta pencegahannya. Jika dirasa belum siap mental, mending pacaran sehat atau ta'arufan dulu deh!


2. KDRT Sangat Rentan Terjadi Pada Pasangan Muda

Maklum di usia belasan tahun masih labil emosi dan belum cukup dewasa berhadapan dengan kompleksnya permasalahan rumah tangga. Kebutuhan ekonomi merupakan sumber petaka utama.


Belum lagi mental berparas kebebasan dan hura-hura terpaksa direnggut oleh ikatan premature. Jiwa dewasa dituntut hadir terlalu cepat. Ujung-ujungnya dapat dipastikan lahirnya stress pemicu kekerasan.


Ada baiknya fikirin lagi deh sebelum menggelar pernikahan dini di muka bumi!



3. Tingginya Angka Perceraian Di Usia Muda


Data dari Kementrian Agama menunjukkan dari 347.256 kasus perceraian di tahun 2017. Sebagian besar diajukan perempuan berusia di bawah usia 35 tahun.


Alasan utamanya gampang ditebak kok. Faktor ekonomi, kecemburuan, cek-cok frekwensi tinggi hingga KDRT.


So, fikir matang-matang dulu sebelum mutusin nikah muda!


4. Resiko Gangguan Psikologis


Sebuah studi menunjukkan bahwa semakin muda usia menikah, semakin tinggi risiko terkena gangguan psikologis, seperti gangguan kecemasan, gangguan mood dan depresi di kemudian hari. Hal ini juga berkaitan dengan kesiapan mental untuk membina rumah tingga.

Stress pastinya. Mending kuliah dulu deh!

Setelah menyampaikan beberapa fakta di atas ijinkan kali ini aku presenting opsi bijak pemutus keinginan menikah muda. Bahan dasarnya masih sama, yakni kebenaran dalam azas manfaat.


Let's check this out!


Alasan Mengejar Cita-Cita Itu Lebih Utama Dari Nikah Muda


1. Membahagiakan Orang Tua Atas Raihan Prestasi Bernilai Urgensi Tinggi Bagi Generasi Muda


Membuat orang tua bangga
pexel.com

Seperti sering mahacinta dengung-dengungkan, sumber kebahagiaan hidup bukan hanya tentang jodoh dan cinta-cintaan. Kalian masih punya mimpi nan mesti diwujudkan. Jadi seorang marketing handal di dunia online, jadi digital influencer, jadi dokter, mentri bahkan presiden. Selingi dengan suit-suit si manis yang lewat depan gang ataupun menemukan crush di twitter dan instagram boleh deh.


Masa muda jangan gadaikan pada bidang belum layak huni bagi Kalian. Bukan bermaksud melarang pernikahan, jika belum saatnya kenapa harus dipaksakan. Mimpi yang tertanam dalam angan sejak kecil, hanya bisa terlampiaskan bila Kalian serius menuntut ilmu pendidikan. Di usia mudalah aktualitas itu adanya.


Raihan prestasi tak mesti jadi juara kelas serta dapat indeks prestasi tinggi. Bila Kalian memilih jadi pebisnis muda online maupun offline, di mata orang tua itu tetap seharga lazuardi.


Melangkah kencang dan berlari hanya bisa dilakukan di usia muda. Jangan kekang langkah maupun berpangku tangan. Ingatlah tiap tetesan keringat orang tua berjibaku melawan dunia demi Kalian, harganya kian mahal bila berbalas prestasi tinggi.


Buat mereka tersenyum bangga pada dunia! Buat mereka lupa akan lelahnya! Meski tak sanggup membalas, buatlah setetes air susu ibu dan setitik keringat ayah jadi candu bagi Kalian mengejar asa.


Ingat, dua hal yang tidak boleh ditunda-tunda dalam hidup:

  • Berbakti pada kedua orang tua
  • Berlomba-lomba dalam kebaikan

2. Segalanya Akan Berasa Lebih Mudah Saat Kalian Tak Ada Spasi Dengan Mimpi


Pernah dengar pepatah kuno the dream come true? Saat mimpi jadi kenyataan. Bukan isapan kelingking apalagi jempol. Banyak manusia sanggup mewujudkan mimpinya. Bahkan tukang bubur saja bisa naik haji. Masa' Kalian kalah!


Di kehidupan nyata entah itu rekayasa atau fakta, kita dipaksa akrab dengan trend baru berjuluk give away. Hadiah percuma dari sesama manusia. Barangkali ada modus dibelakangnya biar saja! Kita tak sedetail itu kali ini.


Kita hanya wajib sadar, sang pencipta juga punya give away tanpa basa-basi tok tok wow. Kita hanya butuh berusaha dan berdoa sebagai paras pinta manusia pada tuhannya. 


Saat pinta itu terkabul, akan ada konsekuensi lain dalam rupa kemudahan-kemudahan tak terduga sebelumnya. Membeli mobil mewah hingga rumah bertingkat bukan perkara pelik bila Kalian jadi seorang pengusaha muda sukses. Ingin memberangkatkan orang tua naik haji ke Mekah it's not big deal bila Kalian seorang karyawan penting di suatu perusahaan. Mana gaji gede pula.


Ingin jodoh? Saat Kalian seorang Digital Marketing handal, influencer jempolan, ataupun youtuber jutaan subscribers, jodoh itu perkara gampang ma men. Kalian tak harus mencari lagi. Jodoh bakal datang sendiri. Bisa jadi berduyun-duyun. Caya deh!


3. Mengejar Cita-Cita Dapat Dikakukan Sambil Menikmati Masa Muda


Terlalu berlebihan bila harus memungkiri fakta bahwa masa muda diperindah oleh hura-hura, keluyuran, maupun tongkrongan sekomunitas dalam pokok bahasan ghibah tak jelas. Cukup manusiawi membelanjakan masa muda demi pergaulan. Terpenting tak sesat dan menyesatkan.


Sekolah, kampus maupun dunia kerja merupakan sarana meraih mimpi buatan manusia. Jika ingin prestasi di sekolah ataupun kampus, pergaulan bukanlah tembok penyekat mimpi. Jika ingin jadi karyawan berprestasi atau pengusaha berdikari, masih cukup waktu mengelola masa muda. Masih banyak peluang Kalian menikmati mabar, futsal, ghibah, hang out atau apapun itu.


Cita-cita serta mimpi butuh selingan dalam upaya pendakiannya. 

Nah kalau nikah muda gimana? Jawabannya Kalian pasti bisa reka sendiri. Sudah pasti ruang gerak menggelar aksi menikmati kebebasan kian menyempit. Hura-hura di tongkrongan bakal terhapuskan. Hang out sana-sini mana sempat. Urusan susu anak, gas habis, aneka tagihan mutlak diurus.


Masa muda tak menyisakan apa-apa selain urusan keluarga. Kalian bakal cepat tua seiring tingginya peluang jadi kakek nenek nantinya. Fikir lagi dalam-dalam deh!


4. Punya Banyak Waktu Menentukan Passion


Banyak bidang sebagai passion bisa diakomodir pada masa muda jalan perintis cita-cita. Bisa seniman, atlit, pebisnis, conten creator, guru dan lain sebagainya. Masa muda menawarkan pilihan tersebut sebagai umpan menangkap mimpi.


Penting diingat! Rebahan, gabut, overthinking serta insecure tak jelas bukan termasuk bidang passion dalam artian sebenarnya. Meski gaya hidup seperti itu lagi trend bagi sebagian kalangan muda-mudi tak beriman.


Kalian tinggal pilih sesuai selera dan bakat. Banyak cara untuk menentukan passion tersebut. Cari sendiri deh! Itulah gunanya masa muda. Jangan apa-apa minta diajarin! Kreatif dikit masa gak bisa? Suai ya?


5. Cita-Cita Membuat Kita Terus Berfikir Dan Beraksi


Aksi nyata tentu saja belajar serta memelihara rasa ingin tau. Cita-cita yang tersemat di angan mendaulat kaum muda untuk selalu akseleratif. 


Ada banyak argumen pembela saat mencetus kesalahan. Wong masih muda ini, wajar saja bila salah. Ibarat pepatah minang umur belum setahun jagung, darah belum setampuk pinang. Artinya segala nilai permisif pada kesalahan masih cukup layak dialamatkan pada generasi baru. Kalian masih tahap belajar, jika salah itu wajar. Emang malaikat apa!


Memiliki cita-cita membuat kaum muda peduli untuk bergerak kontinyu mendekati mimpi. Tenaga masih segar dan lagi kuat-kuatnya. Hujan badai kalah saing dengan semangat membara bak bara menyala.


Lalu Kalian bisa apa saat masa muda terjual pada nikah muda? 

Peluang bahagia tentu ada bahkan sama. Yang membedakan hanya masa untuk menikmatinya. Apa yang pantas diraih dan didapat ketika muda, raihlah jangan tunda! Apa yang layak diundur demi cita-cita, undur saja! Dan Jangan pernah lupa berbakti pada orang tua. Raih cita-cita, lalu dekatkan posisimu dengan mimpi.


Saat cita-cita Kalian terkabulkan, bukan Kalian orang paling senang di muka bumi ini, melainkan kedua orang tua. Selepas itu uruslah cinta hingga hari rayanya tiba.



M💕💕E💕💕S






Share this:

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

12 Rahasia Pria Yang Jarang Diketahui Wanita

Apa Itu Stashing Dalam Hubungan Kenali Tanda-Tandanya

Kejantanan Pria Dapat Diukur Dengan 5 Hal Ini