Kehamilan Tak Diinginkan (Menunda Seks Sebelum Menikah)

Pada laman sebelumnya saya telah membahas seputar seks bebas dan Friend With benefits alias FWB. Trend muda-mudi yang berpotensi toxic di kemudian hari. Resiko berkesinambungan tak mungkin terelakkan bila hadir petaka hamil di luar nikah. Kehamilan yang tak diinginkan ulah nafsu tak mau menunda seks sebelum halal.


Kehamilan yang tak diinginkan
pexel.com


Tapi seks pranikah itu sensasinya luar biasa! Ah, tai kucheng!

Kuliah no urusin! Sekolah yang bener! Urusan seks ada kuota waktunya. Jangankan hubungan intim, pacaran saja dalam agama (islam) sudah sarat kontroversi. Kalau mau gaul, keren, populer bukan pergaulan bebas wadahnya. 


Taukah Kalian, pasangan pengidap kebiasaan melakukan seks di awal kencan disebut-sebut akan mengalami hubungan buruk di kemudian hari. Sebaliknya menunda hubungan seks hingga betul-betul telah menikah secara sah, akan meningkatkan kualitas romansa jadi lebih stabil. Sebab utamanya tentu dengan telah tertanamnya rasa tanggung jawab setelah melewati gerbang pernikahan.


Dengan menunda seks hingga betul-betul menikah akan memberi banyak kesempatan bagi para pasangan tersandera relationship untuk lebih mengenal secara dalam perilaku pasangan. Seberapa pantas untuk dipercaya, seberapa besar kesamaan visi, dan seberapa mujarab tingkat tanggung jawab pasangan. Harapan termaktum tentu agar terhindar dari toxic relationship kelak di kemudian hari.


Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dean Busby, dari School of Family Life Brigham Young University. Dari 2.035 pasangan sudah menikah dan rata-rata berusia 36 tahun, tingkat kepuasan romansa akan jauh lebih baik ketika para pasangan melakukan hubungan seksual setelah menikah. Mereka dinilai memiliki stabilitas hubungan 22% lebih tinggi, kualitas hubungan intim 20% lebih baik, serta mutu komunikasi 12% lebih baik ketimbang mereka yang berseks ria sebelum menikah.


Resiko Hubungan Seks Pranikah


Dilansir dari hellosehat.com, aktifitas seks pranikah jamak terjadi di banyak negara tak terkecuali di Indonesia. Data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2012, menyebutkan ada 14.6% pria usia 20-24 tahun dan 4.5% usia 15-19 tahun pernah melakukan hubungan seks pranikah. Sedangkan untuk perempuan di usia 20-24 tahun terdapat sekitar 1.8% dan usia 15-19 tahun sebanyak 0.7%. Dari data lain menyebutkan bahwa alasan utama pria melakukan seks pranikah adalah karena rasa penasaran atau rasa ingin tau. Sedang untuk perempuan karena paksaan dari pasangan.


Tanpa kita sadari sesungguhnya seks bebas sebelum halal sarat resiko berkesinambungan. Apa saja resikonya? Mari simak baik-baik amanat mahacinta.


1. Kehamilan Tak Diinginkan


Kehamilan yang tak diinginkan
pexel.com

Gara-gara tak pandai melakukan tata kelola yang baik pada si udin, keperawanan si upik kini tersita. Hamil di luar nikah telah terprogram tanpa sengaja. Kehamilan yang tak diharapkan sama sekali. Masa indah remaja penuh warna mulai memudar. Hura-hura serta nongki-nongki bakal tinggal kenangan.


Sementara yang lain sibuk hang out ke sana kemari, si pelaku seks pranikah yang kini hamil bisa apa? Bisanya cuma ngelus perut nan kian buncit. Tabiat haram jadah kini berbuah derita yang datangnya terlalu premature. Semua kini serba terlambat. Masa ceria remaja telah tergadai tak tertebus lagi. Tangis penyesalan kenapa datang terlambat. Apanya yang terlambat! Kenapa dulu tak fikir panjang sebelum berbuat. Ulah nikmat sesaat rusak harapan sebelanga.


Belum lagi bila sang pacar lari dari tanggung jawab. Si dia ternyata tukang ghosting bersertifikat haram. Apa lacur, sel telur terbuahi perangai nista. Orang tua beserta segenap keluarga besar menanggung malu tak tanggung-tanggung. 


Bila Kalian tak mau seperti demikian, maka jauhilah seks sebelum menikah. Pacaran yang normal-normal aja deh! Mau yang lebih elegan? Ta'arufan atau pacaran setelah merayakan cinta. Itu jauh lebih berwibawa di mata agama. Jauh lebih memiliki rasa tanggung jawab, serta jauh lebih keren sobat.


2. Resiko Penyakit Menular Seksual (PMS)


Inilah resiko dengan nilai tertinggi akibat melakukan hubungan badan sebelum menikah. Berbagai macam jenis Penyakit Menular Seksual (PMS) sangat rentan menjangkiti. Belum lagi bila salah satu pelaku hubungan telah sering berhubungan seksual dengan bergonta-ganti pasangan. Ngeri deh pokoknya, jauh-jauh gi!


Jenis Penyakit Menular Seksual yang berpotensi teridap pelaku seks pranikah:

  • Gonorrhoe (kencing bernanah)
  • Sifilis (raja singa)
  • Herpes Genital 
  • Limfogranuloma Venereum (LGV)
  • Kandidiasis Trikomonas Vaginalis
  • Kutil Kelamin
  • Aquired Immuno Deficienci Syndrome (AIDS)

Semua penyakit di atas sifatnya selain menyakitkan, juga menular lho ya! Malu dong masa syantik-syantik dan goodlooking tapi penyakitan. Gimana ceritanya kalau sudah tua nanti. Au ah buram.


3. Mengakhiri Kehamilan Secara Tidak Aman (Aborsi)


Jika sudah terlanjur hamil luar nikah mau gimana lagi. Paling ya dinikahkan, meski lebih dulu asap dari pada api. Ketimbang menanggung malu jadi aib di tengah masyarakat. Ada yang dinikahkan secara ekspres tanpa resepsi tanpa upacara adat. Bahkan ada kreasi tak baru, dinikahkan secara diam-diam. Itu nikah apa nyolong mangga tetangga?


Belakangan muncul aktifitas menistakan karunia tuhan bernama aborsi alias pengguguran kandungan. Pilihan akal pendek menutup aib memalukan. Andai keguguran kandungan terkreasi secara spontan tidaklah akan jadi seutas polemik. Namun bila dilakukan penuh niat kesengajaan, hati-hati sista! Tindakan tersebut menyalahi undang-undang di negri kita.


Pada dasarnya setiap orang dilarang melakukan aborsi, berdasarkan Undang-Undang Kesehatan pasal 75 ayat (1), UU no.36 tahun 2009. Pengecualian terhadap larangan aborsi hanya dalam dua kondisi berikut :


a) Indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik yang mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yang menderita penyakit genetika berat dan/atau cacat bawaan maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan; atau

b) Kehamilan akibat tindakan perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi korban perkosaan.

Jika melakukan aborsi nan bertentangan dengan undang-undang di atas, hal tersebut tergolong pada aborsi ilegal. Sangsi pidananya ada lho gaess. Hukuman kurungan penjara maksimal 10 tahun, dan denda paling banyak Rp 1 Milyar.


Gimana, masih mau melakukan seks sebelum nikah? Kembali saja udah ke jalan lurus! Urusan kenikmatan sesaat bisa berujung aborsi dan pelanggaran hukum. Mana bikin malu keluarga. Mana sekolah/kuliah jadi terbengkalai. Belum lagi resiko aborsi, ngeri deh pokoknya. Kalau gak percaya, ni dia resikonya.


Resiko Melakukan Pengguguran Kandungan (Aborsi)


1. Pendarahan

Salah satu resiko yang sering terjadi pasca aborsi adalah pendarahan berat melalui vagina. Aborsi kehamilan di bawah 13 minggu memiliki resiko pendarahan lebih kecil dibanding kehamilan yang usianya sudah di atas 20 minggu.


Pendarahan berat juga lebih beresiko terjadi jika masih ada jaringan janin atau ari-ari yang tertinggal di dalam rahim setelah aborsi. Hal ini hanya dapat ditangani dengan cara transfusi darah dan tindakan kuret untuk mengangkat sisa jaringan.


2. Infeksi

Infeksi merupakan salah satu komplikasi yang sering terjadi akibat aborsi. Kondisi ini biasanya disertai dengan munculnya keputihan yang berbau, demam dan nyeri yang hebat di area panggul. Pada kasus infeksi berat bisa menyebabkan sepsis setelah aborsi.


3. Kerusakan Pada Rahim Dan Vagina

Aborsi bila dilakukan tanpa prosedur yang benar dapat menyebabkan kerusakan pada rahim dan vagina. Kerusakan ini dapat berupa lubang maupun luka berat pada dinding rahim, leher rahim serta vagina.


4. Masalah Psikollogis

Bukan hanya masalah fisik, trauma psikologis juga bisa menyerang wanita pelaku aborsi. Perasaan bersalah, malu, stres, cemas, hingga depresi merupakan beberapa masalah psikologis yang banyak dialami wanita setelah melakukan proses aborsi.


Resiko komplikasi ini akan sarat resiko lebih besar bila dilakukan secara ilegal. Artinya tanpa penanganan yang serius dari dokter kompeten, maupun tanpa menggunakan peralatan medis serta fasilitas kesehatan bermutu. Seperti melakukan tindakan aborsi secara tradisional tanpa adanya jaminan keamanan dan keselamatan jiwa.


Sumber bacaan resiko aborsi : alodokter.com


4. Reputasi Buruk Di Tengah Masyarakat


Seperti disampaikan di atas, pelaku seks pranikah bisa jadi aib keluarga di tengah-tengah masyarakat. Masyarakat kita yang masih berpegang teguh pada nilai-nilai luhur agama dan budaya tak akan pernah merestui tindakan nista berbau tengik.


Reputasi serta nama baik keluarga bakal tercoreng moreng. Parahnya, pelaku juga akan tersisih dari kekerabatan. Rasa malu tak terkira dan tak ada bandingannya. Sudahlah selama ini masih beban keluarga, eh, malah nambah aib pula. Gak malu apa sama sang pencipta?


5. Kehilangan Gairah Seksual Setelah Menikah


Adalah hal umum dan paling lazim manusia pendamba jodoh dihinggapi rasa malu, deg-degan serta sensasi rasa berbalut bahagia saat mesti menunaikan ibadah cinta di malam pertama pasca perayaan cinta.


Indahnya masa itu bukan kepalang. Hawa nafsu yang selama ini terbelenggu, dapat dilepas sesaat memetik gairah asmara membara. Nikmatnya bagai di syurga ma men. Tak ada keraguan mesti malu-malu. Tak ada ketakutan mesti canggung menyentuh kulit mulusnya.


Nafas yang beradu dinaungi rasa tanggung jawab, restu orang tua, restu agama, restu adat budaya, serta restu pencipta. Indahnya kala merayakan cinta di malam pertama tak ada bandingnya di dunia.


Hal serupa tak akan Kalian dapat jika melakukan hubungan intim sebelum menikah. No gairah no sensasi. Pasangan lain bangga dengan cerita malam pertamanya, Kalian mah biasa-biasa saja. Kasian deh lo!


Jika biduk rumah tangga di arungi tanpa gairah terhadap pasangan, siap-siap saja angkat koper. Saat jadi pacar tak akan ada kewajiban melunasi nafkah lahir dan nafkah batin. Saat telah menikah kewajiban itu mutlak ma bro. Sudahlah wajib mana asyik, gurih dan nikmat. Itulah indahnya seks pasca pernikahan. Jangan mulai sebelum halal, ingat itu!


Cara Agar Terhindar Dari Perilaku Seks Sebelum Menikah


Peran orang tua merupakan faktor utama agar anak terhindar dari tindakan melakukan seks sebelum menikah. Kewajiban orang tua terhadap anak bukan sekedar pemenuhan kebutuhan seperti jajan, pendidikan formal dan lain-lain. Orang tua juga punya tanggung jawab menumbuh kembangkan kesehatan mental spiritual si anak.


Mirisnya, belakangan ini banyak orang tua terfokus pada peningkatan pendidikan formal semata. Anak harus bisa masuk di sekolah favorit, harus juara kelas, hingga juara olimpiade fisika atau matematika. Tapi mereka lupa, si anak juga harus diisi hati dan fikirannya dengan ilmu agama. Mereka harus bisa mengaji hingga khatam. Harus pandai sholat dan ibadah lainnya.  Pendidikan formal harus diimbangi pendidikan moral dan spiritual. Jika ini terjadi, si anak akan mengerti mana baik mana buruk, mana halal mana haram, mana boleh mana yang belum saatnya. (dah kaya' ustad gue)


Dari sisi para remaja, upaya pencegahan tindakan melakukan hubungan seks sebelum menikah dapat dilakukan dengan berbagai cara elegan berlevel tinggi. 


Let's check this out!

1. Hindari Pacaran


Gimana, berat ya? Nggak kok! Islam punya wadah dengan nama ta'aruf. Banyak pasangan sukses melewati program mulia ini. Pacarannya setelah menikah. Asyik gak tuh!


Seperti ku sampaikan pada paragraf diatas perihal malam pertama. Kala dua anak manusia dipertemukan pertama kali dengan jarak terdekat berpagar tanggung jawab dan restu pencipta. Kala itu semesta ikut bangga melihat Kalian merayakan cinta rasa halal.


Pacaran setelah menikah, rumah tangga tak akan henti-hentinya dilanda gelora asmara setiap detik. Nikmat dunia mengalir di setiap helaan nafas kekasih. Maka percayalah pacaran pasca menikah bukan tindakan pengungkungan terhadap nafsu. Ia halal elegan dan penuh gairah hingga senja kelak.


2. Pilih Circle Pergaulan Yang Baik


Menjalin pertemanan sefrekwensi perlu dibarengi mawas diri. Jangan cuma se aliran tapi sarat kebebasan tak terarah. Carilah teman dan kumpulan yang jauh dari perangai busuk. Wajib juga hukumnya bagi Kalian menjauhi pergaulan yang sinergis dengan gemerlap malam, alkohol, drugs dan seks bebas.


Pergaulan yang menawarkan kenikmatan sesat beranikan dirimu untuk menolaknya. Kalian pasti punya mimpi dari kecil. Ingin jadi presiden atau ketua partai, ingin jadi influencer atau sekjen PBB, kenapa tak fokus meraih mimpi itu. Caranya ya belajar, menuntut ilmu semaruk mungkin. 


Dekatkan dirimu dengan mimpi berbekal ilmu.

3. Perdalam Ilmu Agama


Tak mesti lewat orang tua. Kemajuan zaman banyak menyumbang kemudahan. Pelajari ilmu agama lewat media sosial atau tutorial online, its never mind sob.


Agama fungsinya pemagar diri. Menjauhkan kita dari keburukan, serta mendekatkan kita dengan tuhan. Segalanya akan tampak mudah jika tuhan merestui setiap langkahmu keluar rumah. Jadi, mulai sekarang, manfaatkan rebahanmu mempelajari ayat-ayat kitab suci. Tiktok dan instagram bisa menyusul kemudian.


4. Berhenti Menonton Film Porno


Sajian tontonan tak layak konsumsi bertajuk film porno mungkin ada peruntukkannya bagi manusia yang telah menikah. Namun bagi Kalian muda-mudi perubah zaman, tontonan tersebut belumlah layak untuk dikonsumsi. Psikologi remaja belumlah siap menghadapi apalagi menganalisa sajian setabu itu.


Film porno juga mampu mempengaruhi pola fikir untuk berbuat seperti yang dilakukan aktor dan aktris tersebut. Banyak kasus perkosaan berawal dari tontonan tak bermoral tersebut. Pergaulan dan seks bebas pasti mengadopsi kebiasaan tersaji di film porno.


Masih banyak tontonan lain sarat dengan hiburan tapi tak merusak moral. Drakor ataupun sinetron Ikatan Cinta boleh Kalian nikmati. Film porno? Stop deh ada waktunya nanti!


5. Punya Pacar Hanya Untuk Penyemangat Belajar


Nah ini dia solusi paling keren versi mahacinta. Asyik gak tuh! Bila tak sanggup ta'arufan pacaran sehat masa depan boleh dirancang sedemikian rapi.


Aku sengaja memberi tajuk pacaran sehat masa depan. Karena sesuai fungsi dan kegunaan. Kalian berangkat sekolah atau ke kampus tiap hari diserbu semangat empat lima. Ya iyalah, si jantung hati telah menunggu di gerbang masuk.


Setiap hari belajar ditemani senyum manisnya. PR atau tugas bisa jadi program unggulan kencan saat dibahas malam minggu. Orang lain mah kuno, pacaran masih ngurus gadget masing-masing. Kalian sibuk mengurus tugas kejar tayang seraya bercanda dalam cinta. Ilmu dapat, tugas kelar, hati bahagia. Pacaran sehat masa depan itu keren level badai. Meningkatkan kualitas belajar seraya mengokohkan kesejahteraan hati. Pasangan lain kujamin iri.


Maka manfaatkanlah masa mudamu sebelum datang tuamu. Tuntut ilmu untuk mendekatkan diri dengan mimpi. Bergaul juga harus tapi jangan sampai terjerumus, pada alkohol, video porno, narkoba, apalagi seks bebas. Masa mudamu akan jadi jaminan gadainya.


Menunda seks hingga betul-betul setelah menikah itu bukan tindakan kuno nan ketinggalan zaman. Tindakan tersebut bernilai luhur. Kita masih punya agama, adat dan budaya sebagai pegangan mengarungi dunia pergaulan masa muda.


Jangan biasakan diri melakukan sesuatu yang jelas-jelas dilarang dan tabu. Layaknya melakukan seks sebelum menikah. Resikonya besar dan berkesinambungan. Ada kehamilan yang tak diharap, ada penyakit menular, ada pengguguran kandungan bin aborsi, dan segunung resiko sarat makna bahaya dan memalukan.


Stop hubungan seks hingga menikah, agar tak mampir kehamilan tak diharap. Stop video porno, stop alkohol, stop narkoba. Kalian generasi mulia penyambung hidup bangsa.



M💕💕E💕💕S















Share this:

Komentar

  1. Pendidikan seks memang harus sejak dini, agar remaja tidak salah langkah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju mas. Asal jangan anggap tabu. Pendidikan seks bukan bagian dari pornoaksi. Tapi proses pembelajaran terutama bagi generasi muda agar tak sesat jalan.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

12 Rahasia Pria Yang Jarang Diketahui Wanita

Apa Itu Stashing Dalam Hubungan Kenali Tanda-Tandanya

Kejantanan Pria Dapat Diukur Dengan 5 Hal Ini