Modernisasi Gombal Pria

Mengapa gombal mengalami upgrade serta modernisasi? Jawabnya gampang. Karena gombal merupakan bentuk komunikasi verbal nan membutuhkan seni dan kreatifitas si penggombal. Ingat ya! Seni dan kreatifitas. Meski bermuatan paradigma buaya di dalamnya, tak salah bila gombal dibudidayakan secara berkesinambungan agar tetap lestari sepanjang masa ^wkwkckk (ketawanya buaya).



Alasan Dibalik Terlontarnya Gombalan Pria


Kita awali dengan faktor penyebab utama. Kenapa banyak pria (gak semua) suka mengeluarkan celetuk manja berdosis rayuan maut perusak sukma. Padahal tak semua wanita suka digombalin. Mungkin hanya kaum hawa nan baru mengenal cinta. Atau golongan nona-nona jablay yang terindikasi ke dalam komplotan bucin garis keras. Mereka tak paham menganalisa rasa ketertarikan pada lawan jenis. Sehingga memaksakan diri berpropaganda mengharap perhatian arjuna.


Padahal tak sedikit pria mabuk kepayang pada dara misterius. Memiliki tameng harga diri dalam bentuk menjaga sikap serta aurat. Gombalan level nabipun gak bakal membuat mereka berkutik. Decak kagum mereka hanya mencuat pada pria terhormat. Pria yang datang ke rumah hanya untuk serius meminang. Bukan tukang gombal apalagi tukang ghosting.


Lalu bagi pria yang terlanjur berbudidaya gombal, apa sebenarnya landasan berfikir mereka hingga mengagendakan gombal setiap melihat gadis cantik yang katanya bening dipandang mata. Lets check this out!


1. Untuk Mendapatkan Hati Si Gadis


Salahnya Kalian para ciwi-ciwi. Kenapa terkadang terlalu sulit menjajah hatimu. Agresi cinta besar-besaran dengan melibatkan sekutu pertemanan tak jua mampu meluluh lantakkan dinding pertahanan hati Kalian.


Jangan salahkan pria bila mereka lalu bergerilya mengatur siasat baru. Dengan sedikit amunisi tersisa strategi gombal maut terpaksa diagendakan. Di setiap pertemuan di setiap kesempatan komunikasi online lisan maupun tulisan, cengkrama hangat tak lengkap tanpa rayuan.


Sasarannya jelas tak terbantahkan. Pria penggombal ini hanya ingin hati sang dara. Untuk dipersuntingnya sebagai kekasih ataupun pacar.


Pria memang ada-ada saja. Sudahlah biarkan saja. Toh, itu memang dunia mereka. Aminkan saja asal bukan buaya. Jika tak suka jangan tempatkan diri Kalian di posisi memberi harap. Karena gombalan berikutnya bakal menjadi-jadi bak tsunami melanda bumi.


2. Menunjukkan Kedigdayaan Atas Wanita


Sudahlah, namanya juga pria pasti mereka selalu ingin "di atas" wanita. Urusan penalukkan hati serahkan saja pada mereka. Jangan rebut lahan itu ya! Mereka tak suka.



Sudah sejak lama pria menjadikan wanita sebagai objek pelampiasan decak kagum. Saat keanggunan Kalian lebih sedap ditonton dari pada Liga Inggris pria bisa apa selain jatuh cinta. So, jangan salahkan mereka mengakselerasi rasa kagum dengan wacana gombal tak terencana. Kalian sih asyik,  anteng-anteng saja pasca menggeraikan indahnya rambut panjangmu di depan si pria, tanpa tau efeknya si dia tak bisa tidur hingga pagi.


3. Sarana Menyalurkan Nafsu Buaya


Sebagai pria terlalu berat bagiku menyampaikan poin ini. Namun atas dasar kebenaran, ya, sudahlah. Nyatanya tak sedikit pria punya nyali buaya. Tebar pesona berbingkai hura-hura. Kalian tak salah menyematkan gelar player di jati diri pria.


Mereka bangga menguasai banyak hati wanita meski tak berniat serius milikinya. Diksi setia belum menjangkit di hatinya. Gombal dan rayu bagi mereka hanya candu. Bergelayutan dari satu hati ke hati lainnya. Setelah gombalnya sukses bertelur harap, dia lalu hilang entah kemana. Dasar tukang ghosting bersertifikat haram dalam cinta.


4. Menguji Kekokohan Hati Wanita


Setelah terpesona dan disertai gejala-gejala umum berupa damagenya hati tak karu-karuan ulah kecantikan wanita, pria punya segudang wacana cinta pasca itu. 


Langkah penjajakan menuju arah kualisi hati tak pelak jadi langganan awal. Si nona apakah insan penuh keteguhan hati atau manusia bimbang dan kehilangan arah di masa puberitas.


Gombal jadi sarana pendukung sebagai indikator awal menentukan rencana perjuangan cinta. Respon si gadis pasca terlontarnya gombal durjana amat penting bagi pria. Di respon positif secara terbuka alamat perjuangan tak butuh rencana jangka panjang maupun cadangan. Namun bila sebaliknya, alamat semesta bakal direpotkan.


5. Tak Bermaksud Apa-Apa (Iseng)


Kalau gak nakal dan penuh keisengan gak lengkap syarat jadi cowok. Bukan kata gue, tau dah omongan sapa. Nyatanya memang banyak pria tak bermaksud apa-apa atas terselenggaranya gombal absurd.


Bahkan ada sebagian pria bilang "gak sengaja", setdah. Iya kalau si gadis tak ambil pusing, kalau dia baperan gimana ceritanya? Itulah salahnya pria tak menitip rasa di setiap ucapan terutama terhadap wanita. Tak salah juga mereka bilang "gak peka". Pria memang ada maunya baru ada rasa.


6. Si Gadis Memang Layak Dipuji



Jangan terlalu banyak bebankan kesalahan pada pria, bila gombalnya berusaha menemui sasaran. Kalian para gadis memang layak dipuji-puja atas kemolekan tubuh, kecantikan paras, bahkan keindahan ahklak. Pria mana sanggup tak tergoda dengan multi candu produksi sang nona.


Ngaku juga deh, Kalian butuh juga diperhatikan, butuh juga pengakuan. Mana mungkin ada asap bila tak ada api. Buat apa dandanan super menor ke luar rumah bila di depan gang gak ada yang suit-suiti. Mana udah cape' dandan dari pagi ^wkwkckk.


Dari sekian poin di atas rasanya sudah cukup membuka cakrawala berfikir tentang gombal tak jelas juntrungan made in pria. Sekarang kita beranjak pada fakta awal bagaimana gombal dan rayu jadi membudidaya di kalangan manusia titisan arwah Nabi Adam. Lets check this out!


Sejarah Awal Rayuan Gombal Pria


Konon kabarnya pada zaman dahulu kala, saat eksistensi para pujangga melanglang buana, puja dan puji pria terhadap wanita tak teraplikasi secara direct atau langsung. Leluhur kita dulu punya cara super elegan dalam mengutarakan ketertarikan hati pada nona kesayangan.


Sebait pantun, maupun syair indah atau bahkan puisi romantis pengharap perhatian si puan.


Lama rindu tiada berujung 
bertali tangis dan air mata
Nona ku rindu kau ku sanjung
Di dalam mimpi terasa nyata

Gurindam lama buta aksara
Syahwat pujangga bernada cinta
Boleh ku sapa harummu nona
Seiring candu seiring puja
(mahacinta)

Kabarnya, para jejaka nan hendak mengutus hasrat meminang si dara akan melantunkan syair asmara maupun pantun cinta di depan rumah si nona. Tujuannya jelas tak tersisip ghosting. Pujian lambang ketertarikan hati bukti keseriusan mengundang jodoh.


Namum dilain pihak para tetua kita ada juga yang merayu sang puan dari kejauhan. Menumpahkan rasa cinta di dada pada si pujaan hati hanya tertumpah dalam syair, soneta maupun gurindam lama. Maklum, system perjodohan amat eksis kala itu. Mencintai dari jauh ataupun mencintai dalam hati jadi pilihan dalam keterpaksaan. 


Satu yang pasti dan tak berubah. Sejak dulu wanita selalu berada dalam kotak otokratik pria. Senantiasa jadi candu dan objek ketertarikan hati para tuan-tuan. Sebab itulah lahir rayuan, gombalan berlabel modus penaklukkan. Paham kan!


Modernisasi Gombalan Pria


Jika dulunya gombalan pria terakselerasi berkat bantuan syair, puisi, maupun pantun. Tapi itu dulu. Di era moderninasi mana ada gadis-gadis tertarik dengan roman picisan. Kalaupun ada mereka hanya penikmat, namun tak halu dengan syair cinta meski buatan pujangga dadakan. Pada akhirnya pilihan mengutarakan decak kagum secara langsung tak dapat dihindari akal bulus pria.


Tujuan utama pria melontarkan rayuan atau gombalan tak lain tak bukan tentu untuk menaklukkan wanita. Pemutakhiran urusan gombal menggombal ini terpengaruh oleh tabiat seorang pria italia dedengkotnya urusan meluluhkan hati wanita. Dialah si Giacomo Girolamo Casanova. Pria nakal yang lahir di Venezia Italia tahun 1725.


Casanova adalah seorang ahli tentang perempuan serta petualang seks sejati. Dia sungguh tak bisa dipercaya dengan rayuannya nan hanya bertujuan untuk meniduri wanita. Dia akan mengatakan apapun asal kehendaknya terlaksana. Iya, apalagi kalau bukan seks.


Casanova amat digilai di zamannya, atas kelihaiannya bermain kata-kata penyejuk hati wanita. Dia juga seorang pejudi sekaligus pemikir ataupun penulis sastra. Karyanya antara lain Memoir 12 jilid, Histoire De Mavie


Sayang, ulah kenakalannya diakhir hayat dia jatuh miskin. Hidup sendiri dan hanya ditemani seekor anjing miliknya. Mungkin Casanova terdampar di pulau karma buatannya sendiri. Penakluk wanita, pencandu sex, penjudi bahkan kriminil. Tabiat busuk pria perusak dunia.


Pasca kepergian sang maestro cinta, jejak-jejak kenakalannya masih dikenang pria-pria cukup umur hingga kini. Begitulah pria, urusan meluluh lantakkan hati wanita kadang memiliki nilai urgensi tinggi di konak mereka. Tak salah bila kita simpulkan bahwa Casanova merupakan perintis modernisasi gombalan maut 24 karat.


Meski terjadi pelencengan maksud dan tujuan, dimana awalnya rayuan hanya bermaksud memuja. Dengan dipelopori Casanova niat merayu kini dibarengi maksud lain dalam konteks buaya. Pria memang separah itu meski tak semua.



Bagaimana dengan akhir-akhir ini? Kaum hawa tentu cukup intelek menilai maksud serta tujuan dari gombalan yang keluar dari mulut bau asap rokok. Ingin memiliki, iseng, atau bahkan hanya sekedar mengagumi. Dangkalnya logika pria mengkamuflase sikap, membuat para wanita dapat mengukur kualitas kutulusan gombalan tak seberapa.


Iya, kebanyakan pria hanya main-main saja dengan rangkaian kata-kata mutiara bila pendengarnya adalah wanita.

Revolusi gombalan kini berbuah ketidak seriusan. Sajak dan puisi berganti kata-kata receh. Enak didengar, kocak, dan jenaka. Namun nilai substansinya layak dipertanyakan. Let's check this out! 


Cow : kamu tau gak, kamu ibarat mentega dan aku wajan panasnya
Cew : lho, kok gitu?
Cow : karena tiap lihat kamu aku selalu meleleh

Aku sayang ibuku, tugasku menghadiahi beliau menantu yang baik. Ya kamu

Cow : Bapakmu kepala sekolah ya
Cew : kok tau ?
Cow : karena beliau tlah melegalisir cinta kita

Saat tatap matamu saja lebih indah dari langit senja, aku bisa apa selain jatuh cinta


Gimana, meleleh tidak? Yang ditanya bukan kamu bambang, set dah. Keseriusan seperti apa bakal lahir dari ungkapan hura-hura modus alakadarnya. Fikirin lagi deh ya, jangan asal klepek-klepek gak jelas. Jika dia datang dengan canda, suguhkan tawa bukan hati. Jika dia datang dengan seperangkat keseriusan, maka ia layak diajak melangkah ke masa depanmu.


Urusan gombal menggombal biar saja jadi ranahnya pria. Mereka suka dan menikmatinya. Mungkin bagi mereka itu bukti digdayanya pria atas wanita. Tapi urusan menyerahkan hati, Kalian para ciwi-ciwi mesti waspada. Gombal bukan bukti pertanda cinta. Derajatnya hanya hura-hura. Jika cinta, tolak ukurnya hanya keseriusan, dalam konteks setia dan tanggung jawab.







M💕💕E💕💕S






Share this:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

12 Rahasia Pria Yang Jarang Diketahui Wanita

Apa Itu Stashing Dalam Hubungan Kenali Tanda-Tandanya

Kejantanan Pria Dapat Diukur Dengan 5 Hal Ini