Tinggalkan Zona Patah Hati Dengan 4 Cara Ini!

Patah hati karena putus cinta tak tergolong kiamat qubra. Karenanya tak dibutuhkan sistem ketahanan cinta yang memiliki jaring pengaman bagi hati. Hati juga berhak merasakan multinya rasa hasil karya sang pencipta. Ada bahagia, senang, sakit, dan duka lara. 


Ada juga yang tak pernah menguji hatinya, hingga tak merasakan apa-apa. Entah apa itu cinta, rindu, dan cemburu. Kosa kata yang hanya bisa didengar namun tak tertera di logika. Anda mungkin tau itu siapa? Gak usah bilang-bilang kalo itu si jones,ha,ha.



Bagi yang pernah atau sedang dilanda musibah putus cinta. Tak perlu sesal yang ada, diunggah permanen dan diinstal seratus persen. Kecewa karena patah hati bukanlah sebentuk aplikasi rasa bebas kuota. Perihnya luka sebab dighosting pasti bakal ada obat penawarnya.


Cinta datang dan pergi, itu sudah tradisi kaum pencinta sejak lama. Hanya sumber malapetakanya saja yang mengalami proses upgrade sedemikian rupa. Jika  zaman baheula putus cinta banyak disebabkan oleh faktor keluarga yang tak memberi notifikasi tanda setuju. Lain halnya di era globalisasi pandemi belakangan ini.


Putus cinta dan patah hati belakangan banyak disebabkan rendahnya kadar pemahaman para pelaku kisah asmara akan makna kata setia dan komitmen. Agresifitas si kutu loncat cinta juga dapat dijadikan sumber muasalnya.



Nilai kesakralan cinta kian terkikis karena minimnya atau bahkan nihilnya pendidikan tentang cinta dan tata cara menjaga keabadian cinta. Kondisi ini diperparah lagi dengan tidak adanya sistem perundang-undangan yang mengatur tentang segala hal yang berhubungan dengan cinta dan tetek-bengeknya.


Urusan cinta pada akhirnya tak mendapat tempat dan perhatian penguasa. Ini dibuktikan dengan tidak adanya jaminan keselamatan bagi hati yang celaka karena putus cinta. Bahkan sakit hati karena putus cinta hingga kini tak ditanggung BPJS Kesehatan.


Tidak adanya payung hukum dan kepastian jaminan keselamatan hati yang menaungi peserta kegiatan merintis jodoh ini, menjadikan mereka rentan terkena sangsi pelarangan rindu dan cemburu yang sangat relevan serta tergolong masuk akal. Ujung-unjungnya  tak sulit untuk ditebak, meningkatnya populasi fakir asmara yang mengalami kemiskinan cinta dan kemelaratan hati.


Tapi, ya,,,sudahlah,,,,


Ngawur level Thanosnya kita kebiri saja. Walau fakta di lapangan tak "se-ngaco" itu. Tulisan ini tetap akan menyajikan bagi sobat MAHACINTA nilai manfaat dari rangkaian kata berdosis obat penyembuh bagi hati yang meradang dan patah karena putus cinta.



Cara Paling Ampuh Untuk Keluar Dari Zona Patah Hati


1. Single Adalah Peluang Meningkatkan Imun Hati Dari Wabah Kecewa


Agar hati memiliki daya tahan atau imun terhadap rasa sakit dan kecewa, maka putus cinta adalah sarana yang tepat untuk menguji dan menjadi bagian dari proses validasi. Semakin cepat Anda move on, maka akan semakin cepat pula hati steril dan kembali ke settingan pabrik.


Sakit memang, perih memang. Tapi dibalik itu semua tersimpan manfaat lain. Hidup yang dijalani tak mungkin tak akan pernah menawarkan luka dan kecewa dalam motif dan corak lain. Kecewa pada diri sendiri akan pencapaian prestasi pribadi yang nasipnya menggenaskan, kecewa pada orang tua yang selalu memuji anak tetangga, atau bahkan kecewa pada teman yang tiap kali ngumpul bareng selalu minta ditraktir. Itu semua merupakan bentuk-bentuk tak kasat mata wujud kekecewaan berkadar eksistensi rata-rata.


Lalu sikap seperti apa yang layak dikedepankan saat rasa kecewa memberi dorongan maksimal hingga terjerembab ke dalam kubangan lumpur zona patah hati?


Haruskah menabur rasa sesal dalam diri dengan penghayatan tinggi? Haruskah phobia untuk mengulang kembali cerita baru cinta? Haruskah begitu, seperti itu, dan selalu macam itu?


Rasanya tak harus se lebay itu. Anggap saja itu ujian bagi hati. Layaknya setia yang butuh diuji untuk meyakinkan cinta, hati juga wajib dicoba uji ketahanannya. Jika berpola logika seperti itu, yakinlah zona patah hati bakal tinggal kenangan.


2. Patah Hati Adalah Proses Eliminasi Jodoh Yang Tak Layak Bagi Hati


Anggap saja patah hati sebagai sebuah proses kompetitif menuju jodoh yang layak diregistrasi di hari raya cinta. Yang tak bermutu bakal ketauan dan tereliminasi dengan sendirinya. 



Walau pada awalnya lobby politik cinta acap memberi peluang rasa halu berkibar di titik paling tinggi. Namun di tengah jalan, kualisi hati yang baru terbentuk bisa saja pecah kongsi oleh berbagai sebab dan permasalahan baik dari sumber internal maupun eksternal.


Dan pada waktunya, jalinan itu akan terurai juga. Proses rekonsiliasi antara dua hati kadang tak memberi imbas pada kualitas perbaikan hubungan. Putus cinta dianggap satu-satunya jalan.


Pada fase ini semua rasa akan di reshufle. Cinta sudah tak lagi dalam bentuk satu kesatuan. Dia yang berkhianat sudah selayaknya di putus kontrak. Sakit yang dia ciptakan sangat tidak terhormat bagi cinta. Maka eliminasi adalah cara paling elegan.


Tak tepat bila harus meratapi kehancuran cinta sumber patah hati. Karena ini kompetisi, anggap saja yang tidak baik layak di eliminasi. 


3. Patah Hati Adalah Zona Tak Layak Huni Bagi Para Pencari Suaka Asmara


Mari kita sedikit berandai-andai. Coba bayangkan saat ini Anda sedang berada di tengah gurun pasir yang terhampar luas di siang bolong tak bermakna. Terik matahari seolah saling bersaing dengan panas pasir bak bara api. 


Berteduh di bawah sebatang pohon yang tak begitu rimbun. Membuat tapak kaki serasa menyerah disengat panas pasir tak bertuan. Mencari pertolongan serasa sia-sia. Ingat! Anda cuma sendiri di tengah gurun raya.


Di kejauhan terlihat seperti gerak ayunan daun-daun di sapa angin yang tak seberapa. Melamun sejenak lalu anda tersadar. Bahwa bukannya di tengah, melainkan hampir ujung. Di depan ada rimba belantara yang menawarkan kesejukan dan pelipur dahaga.


Lalu kaki berhasrat hendak melangkah. Tapi apa daya, panas pasir tak memberi restu jalan pulang. Sementara rayuan kibasan daun kayu di ujung sana kian menggoda.


Singkat cerita, yang tertinggal kini hanya dua pilihan. Bertahan di kerontang gurun yang mungkin saja menghanguskan. Atau berlari menuju rimba dengan rintangan kaki melepuh hingga ke tulang.


Jika diibaratkan, rimba adalah bahagia, sebatang kayu di tengah gurun adalah hati Anda, dan panas padang pasir adalah zona patah hati. Silahkan Anda pilih dan simpulkan sendiri. Bertahan hingga hangus terbakar, atau melawan panas dengan segala kesulitan dan konsekwensi.


4. Tuhan Sengaja Mematahkan Hati Anda Agar Terhindar Dari Jodoh Yang Tak Baik


Segala yang terjadi di hidup adalah rekayasa sang pencipta, bukan buatan pemerintah. Tuhan punya rencana berbeda bagi tiap-tiap umatnya. DiciptakanNya sakit agar kita menghargai sehat. Diciptakannya Sulit Agar kita menghargai senang dan bersyukur.


Semua ada nilai dalam azas manfaat. Tak terkecuali urusan hati yang hancur luluh ditinggal kebejatan kekasih. Percayalah bahwa Tuhan sengaja mematahkan hati Anda, agar tak terlibat cinta dengan jodoh yang tak baik. Bukankah ada janjiNya bahwa orang baik pasti berjodoh dengan yang baik-baik pula.


Maka tugas utama bagi para pencari jodoh adalah memperbaiki diri hingga ke taraf pantas memiliki cinta. Jika gagal dan patah hati, anggap saja itu sebagai peran tuhan dalam menguji  daya tahan hati Anda. 


Dengan mematahkannya, Tuhan sengaja menjauhkan Anda dari orang yang tak pantas bergelar kekasih hati sehidup semati. Percayakan saja semua pada kehendak mahacintaNya. Dan jangan pernah mengutus ragu, karena rencana Tuhan maha hebat di atas segala rencana manusia.





M💕💕E💕💕S












Share this:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

12 Rahasia Pria Yang Jarang Diketahui Wanita

Apa Itu Stashing Dalam Hubungan Kenali Tanda-Tandanya

Kejantanan Pria Dapat Diukur Dengan 5 Hal Ini