Jatuh Cinta Berjuta Rasa Hingga Stadium Akhir

Jatuh cinta katanya berjuta rasa. Ada yang pernah jatuh cinta? Sekali? Dua kali? Berkali-kali? Atau tak pernah sama sekali? Gak mungkin lah ya, masa' gak pernah jatuh cinta? Itu yang dititip tuhan hati, bukan ikan. Jatuh cinta dengan spesies beda jenis itu manusiawi. Mengungkapkan atau memendam merupakan hak prerogatif pribadi masing-masing. Yang Jelas saat rasa itu datang, manusia akan merasa berada di puncak kejayaan.


Ternyata jatuh cinta itu ada beberapa fase tingkatan lho sobat. Mahacinta mengkategorikannya hingga ke tahap jatuh cinta stadium akhir. Ini didasarkan atas tingkat keparahan (damage) serta keganasan virus cinta bagi hati yang terjangkit.


Sekedar untuk menampah properti ilmu Anda akan dunia asmara, maka tak ilegal rasanya menautkan tulisan ini ke logika. Siapa tau ada kemungkinan menerbitkan secuil senyum di bibir. Hitung-hitung menyuplai kemeriahan hati seraya mengangkat derajat imun tubuh di kala pandemi.


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti jatuh cinta adalah menaruh cinta kepada. 

Sungguh sederhana bukan? Sesederhana mengucapkannya. Tapi apakah proses yang dilalui akan bernasip serupa? Ternyata tidak. Jatuh cinta acap kali rumit. Apalagi cuma mengandalkan alat bantu logika. Begitu banyak fenomena ajaib berkadar mengherankan yang tak terindeks akal sehat. Hal-hal di luar nalar bisa saja lumrah di momen ini.


Jika terserang virus cinta secara langsung, ada yang katanya mabuk kepayang. Ada yang konsisten menemui kendala saat melakukan rutinitas menutup mata di malam hari. Parahnya, ada yang rela berkorban mempertaruhkan nyawa dan harta. Sungguh jatuh cinta merupakan aktifitas hati yang maha menyiksa tapi ironisnya disukai hati.


Gejala umum seperti hati berdebar-debar, kadang disertai rasa berbunga-bunga. Susah tidur namun tak sampai menimbulkan gejala susah buang air besar. Nafsu makan menurun diikuti meningkatkatnya kadar halusinasi dalam fikiran. Tak mampu diobati sekelas dokter spesialis harapan sekalipun.



Objek buruan yang berwujud manusia penggoda iman entah sengaja atau tidak, selalu intens melakukan praktek-praktek pencitraan lewat personal branding di ranah dunia asmara. Pesona dan kharisma yang terpublish ke hati kaum pencinta telah sukses mengangkat syahwat yang rindu akan kehadiran cinta. Menggerakkan batin untuk menolak, serasa murtad dan kafir bagi cinta.


Pilihan yang tersisa hanya jatuh dan bertekuk lutut di hadapan cinta. Melafalkan syahdunya dalam hati, hingga mengakselerasikan nafsu untuk segera menjajah dan memiliki hati si pengusik decak kagum. Tak ada yang salah dengan itu. Selagi pemerintah belum menerbitkan regulasi dan perundang-undangan yang melarang kegiatan pra kualisi hati ini, maka jatuh cintalah secara baku seraya menjunjung tinggi praduga tak berdosa.


Untuk lebih meningkatkan kualitas rasa kagum hati pada cinta. Mahacinta sangat berhasrat memperbaharui serta mengupgrade periode-periode atau tingkatan program afiliasi hati ini. Tanpa mengurangi durasi ekspektasi, berikut akan dipaparkan secara percuma bagi Anda kaum penikmat cinta.


Tingkat Keparahan (Stadium) Gejolak Rasa Saat Terserang Keganasan Virus Jatuh Cinta


1. Jatuh Cinta Stadium Awal


Pada tahapan ini bibit-bibit cinta baru mulai tumbuh. Namun perkembangannya belum menyeluruh menyelimuti hati. Decak kagum hanya sebatas tampilan fisik dan aksesorisnya. Keinginan untuk mendekatkan diri tak begitu tergambar di perilaku.


Hasrat untuk menggoda dengan perangkap dan jerat rayuan gombal belum begitu menggelora untuk diusung dalam niat. Sekedar slide show seutas senyum saja sudah cukup. Hati masih sangsi untuk ke tahap selanjutnya. Barangkali keragu-raguan merupakan sumber utama pencetus keinginan yang kali ini berstatus alakadarnya.



Rasa rindu belum terdeteksi sejauh ini. Kehadiran di depan mata si peretas hati hanya sekedar menambah satu spasi halusinasi. Bolehlah diidentikkan dengan istilah jatuh cinta pada pandangan pertama. Faktor pembeda hanya durasi ketahanan memori menyimpan si dia di ujung folder dokumen pergaulan. Gampang terhapus dan rentan terlupakan.


Jatuh cinta di fase seperti ini tak ubahnya laksana judi. Minimnya rasa hanya mampu mengungkit hasrat berlabel iseng-iseng berhadiah. Saat mengaplikasikan niat lewat aksi pernyataan cinta, ekspektasi tak terlalu ikut campur untuk turun tangan. Untung-untung diterima, siapa tau dijadiin pacar, moga-moga dia khilaf dan sesat pandang. 


Ya gitu deh,,,,,,


Syukur-syukur jadian. Kalau ditolak mah kebangetan. Padahal hati berbisik "no problemo mblo!". Cadangan devisa dalam bentuk sasaran tembak lainnya masih cukup available. Sherly, Dita, sama Vitri masih relevan untuk dijadikan target penjajakan berikutnya.


Demikian memang adanya. Keikutsertaan sikap serius masih terlalu premature di musim ini. Barangkali musim cinta yang akan datang hati tak bimbang lagi. Jika masih berpeluang untuk jatuh dalam dekapan cinta, tahun depan cukup layak nyatakan keseriusan mencari calon mertua.


2. Jatuh Cinta Stadium Lanjut


Menyerahkan hati sepenuhnya
pexel.com

Di priode ini hati mengalami kerusakan cukup parah terkena panah asmara ulah tembakan cinta. Tak ada obat pelerai demam rindu serta kangen yang over dosis sebagai bentuk komplikasi hati yang porak poranda.


Berbagai cara mesti diupayakan. Tak cukup dengan kode-kode lewat story sosmed. Pertemuan hanya satu-satunya jalan perintis proses rekonsiliasi rasa. Jika terlambat, si dia bisa saja digondol dan dipersunting para pesaing. Jika sudah tertikung, sungguh-sungguh akan memiskinkan rasa dan memelaratkan hati hingga terjerumus ke dalam lubang fakir asmara.



Jatuh cinta dalam arti sesungguhnya bersemayam pada stadium ini. Cinta dengan embel-embel ingin memiliki serta memperoleh pengakuan dari semua kalangan, nilainya sangat mutlak melampaui mutlaknya air bagi kehidupan. Otoritas dan penguasaan hati secara penuh tidak lagi hanya berpredikat wacana.


Si dia fardhu ain untuk dimiliki hatinya. Dosa cinta bila gagal dan tak terlaksana. Mau tak mau unjuk kekuatan hati mesti digelar menuju perang penaklukkan. Segenap pesona dalam diri mesti diusung sebagai senjata utama. Cadangan amunisi dalam rupa rayuan maut perusak sukma tak boleh lupa diinventarisir.


Siasat perang pendudukan hati untuk membentuk koloni cinta mesti dipahami. karena cara lama sudah usang dan tak saggup mengadopsi seruan aspirasi hati. Sekarang zamannya keterbukaan dalam kata terus terang. Mengirim selembar puisi atau menyanyikan lagu romantis tak lagi berbuah gubris.


Saat perang berhasil dimenangkan, akan ditandai dengan porak porandanya hati dari pihak terjajah. Penyerahan hati tanpa syarat adalah bukti kemenangan cinta. Si dia boleh saja ditawan dan dibawa pulang harapnya. Cinta memang program imperealisme rasa. Penjajahan hati atas dasar cinta bukanlah bentuk paradigma yang wajib dihapuskan.


Cinta harus memiliki, bukan hanya sekedar mengagumi. Stadium ini adalah langkah awal menuju proses perayaan cinta. Percayalah! Yang pernah dilanda masih merasakan bahagia hingga kini. Memiliki kekasih dari keinginan yang bersinergi dengan perjuangan.


3. Jatuh Cinta Stadium Akhir


Di tingkatan ini hati mengalami gejala kronis dalam bentuk ketidakpastian. Damage nya hati yang sudah terlampau parah tak berimbas pada membaiknya kondisi harapan. Emosi tak lagi berwujud keinginan untuk memiliki. Tapi malah sebaliknya, cinta serasa memaksa untuk merelakan.


Cinta yang begitu dalam menyaingi Palung Mariana ternyata tak mendapat alokasi simpati dari si dia. Memiliki serasa hanya sebuah keniscayaan. Dia tak pernah menawarkan peluang untuk singgah. Dia terlalu acuh dan tak berahklak cinta. Dia sungguh bejat menawan rasa, namun tak membelenggu hati hingga ke pelaminan.


Dia menjungkalkan semua aspirasi dengan sikapnya yang lebih memihak hati yang lain. Dia sungguh durjana, laknat dan terkutuk bagi cinta yang penuh harap. Tapi bukan salahnya. Segala cerca sudah tak ada arti. Cinta juga punya hak seleksi. Elektabilitas cinta si nona di sebrang sana harus diakui cukup tinggi.


Kalah dalam pemilihan cinta tak ayal menimbulkan ratapan nasional. Mengevaluasi kekalahan adalah langkah paling strategis. MENCINTAI TAK MESTI MEMILIKI bisa dijadikan tagline utama lini masa hati.


Saat mencinta tak lagi berpeluang untuk memiliki, maka merelakan bukanlah candu dari rasa yang pernah ada. Tuhan tak memilihkan dia sebagai jodoh. Biarkan saja hati terjangkit hingga parah, ganasnya virus jatuh cinta stadium akhir.






M💕💕E💕💕S

Source : Kamus Besar Bahasa Indonesia.                       

kesamaan nama yang disebut dalam tulisan ini, hanya faktor kebetulan semata.







Share this:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

12 Rahasia Pria Yang Jarang Diketahui Wanita

Apa Itu Stashing Dalam Hubungan Kenali Tanda-Tandanya

Kejantanan Pria Dapat Diukur Dengan 5 Hal Ini