Tanda-Tanda Hubungan Tak Lagi Sehat

Manusia secara harfiah diciptakan yang maha kuasa berpasangan. Walau terkadang ada juga sekawanan manusia yang sangat sulit mendapatkan pasangan dalam batas waktu kewajaran.


Ada juga spesies manusia yang tak membutuhkan usaha optimal, namun sukses mendapatkan pasangan yang di idam-idamkan. Bahkan ada juga golongan manusia yang dengan mudahnya dapat berganti-ganti tipe dan corak pasangan.


Mungkin hal seperti ini adalah kreasi sang pencipta, yang mengetengahkan dinamika dalam hidup manusia. Jika semua kisah sama, tentu takkan ada ceria, bahagia, sedih, luka dan kecewa. Karena dinamika hidup sejak dulu sukses menciptakan semua rasa yang mendera hati dan perasaan umat manusia.


Kesinambungan dan kelangsungan hidup manusia tentu tergantung pada sebuah hubungan yang ber pola pada estetika dan berkemasan adat, tardisi dan terutama religi yang kita sebut dengan pernikahan atau perkawinan.


Namun sebelum sampai ke sana, banyak proses yang mesti dilalui, yang pada umumnya telah terjabar di pola mainstream dunia pergaulan.


Dimulai dengan membuka hati, jatuh cinta, lalu membangun sebuah hubungan pranikah yang populer disebut dengan pacaran.


Dalam sesi ini, tak sedikit pula proses yang mesti dilakoni demi tertautnya dua hati hingga ke jenjang pernikahan.


Berbagai macam proses tak resmi, sarat muatan emosional  dan penghayatan hati. Kadang tak sedikit yang gagal dalam prosesi ini, walau tak dipungkiri banyak juga golongan yang sudah menacapkan dalam-dalam komitmen dan kesetiaan di tiang penyangga sebuah hubungan, berhasil lulus hingga ketahap legalisir.


Sebuah hubungan bisa sukses, namun bisa juga berantakan. Ada yang memilki kapasitas untuk dijaga dan dipertahankan. Namun ada juga yang butuh energi hati yang maha besar untuk tetap berdiri walau sering goyang.


Hubungan yang baik, membuat penghuninya betah berlama-lama dalam perjuangan hati menuju hari raya cinta.


Hubungan yang tak sehat sukses meng implementasikan berbagai karakteristik kekecewaan dan sakitnya cinta dalam perbedaan pandang dan wacana hati.


Dan pada hubungan yang tak sehat seperti ini, duka, lara dan kecewa adalah hiasan utama di dinding hati. Energi cinta banyak terkuras pada forum pertengkaran yang kadang tak perlu.


Pengusung hubungan seperti ini, layaknya melakukan evaluasi. Sebuah hubungan semestinya melahirkan kenyaman, bukan kemelaratan cinta.


Baca juga : Jenuh Dalam Menjalani Hubungan Ini Dia Penangkalnya



Maka bagi insan yang berada dalam zona sebuah hubungan tak sehat dan sesat hati. Ayat berikut layak untuk direnungi dan di aplikasi.


Tanda-Tanda Hubungan Tak Lagi Sehat


1. Kamu  Harus Terpaksa Mengubah Dirimu Seperti Yang Dia Inginkan



Karena saking cintanya pada pasangan, banyak manusia rela melakukan hal-hal diluar kebiasaan bahkan cenderung meninggalkan karakter aslinya.


Menjadi seseorang persis seperti yang diharapkan pasangan, menjadikannya lupa akan aktualitas pribadi.


Apapun dilakoni, demi simpati cinta si pasangan. Segala hal yang diminta, dituruti. Seperti apapun disuruh, di jalani. Wal hasil terlahirlah bucin (budak cinta) sejati. 


Baca juga tulisan saya sebelumnya Tanda-Tanda Kamu Seorang Bucin di sini


Dan pada akhirnya, kamu akan merasa lelah sendiri, membawa merk dagang cinta dengan cara mengingkari hati nurani.


Terpaksa,


Iya, itulah alasan logis sebagai pembenaran. Namanya juga cinta, atas nama cinta, demi cinta dan bla,bla,bla berujung cinta.


Semestinya menjadi diri sendiri, bukanlah suatu penghalang untuk membesarkan cinta dalam sebuah hubungan.


Hubungan atas nama cinta tak seharusnya membuat seseorang jauh dari sikap aslinya. Menjadi diri sendiri jauh lebih baik, ketimbang hidup dalam kepura-puraan



2. Kamu Mulai Mengabaikan Apa Yang Kamu Butuhkan Demi Kebutuhan Pasangan



Setelah lelah berkelana mencari cinta, hati yang menemukannya akan dihujani bahagia walau terpaut ikatan tak resmi. Bahagia dalam kata-kata yang belum lagi tercipta. Begitulah syahdunya kala cinta berhasil direngkuh.


Bahagia adalah kata pelengkap cinta. Namun ada saja yang selalu salah memaknainya.

Dalam sebuah hubungan cinta, bahagia bukan milik sepihak, namun kedua hati dalam satu fraksi cinta. 


Memberikan bahagia pada pasangan, tanpa mendapatkan balasan yang sama adalah kepincangan cinta yang mestinya tak harus ada.


Memberi bahagia pada pasangan tentu titah cinta yang mesti didaulat. Tapi jika membawanya dalam rumus hati yang berlebihan bukanlah hal yang elok bagi para pencinta.


Mencintalah sewajarnya, agar saat tiba kehilangan, tentu lukanya tak terlalu dalam.

Memberi semua yang diminta dan dibutuhkan pasangan, tanpa peduli dengan kebutuhan sendiri, merupakan kebutaan cinta yang salah jalan.


Jika diteruskan, pasti satu sisi hati akan lelah dan sakit. 


Hubungan dalam genre yang seperti ini, adalah sebuah hubungan yang berawalan kebutaan cinta dan fobia kehilangan. Tak sehat untuk terus dilanjutkan.



3. Kamu Merasa Takut Menanggapi Cerita Darinya Dan Takut Salah Bicara


Jika dia jodohmu dan datangnya dari penguasa semesta, kemanapun hatinya mengorbit pastikan kembali padamu selaku pusat edar cintanya.


Tak perlu menempatkan rasa takut kehilangan terlalu tinggi dari rasa cinta itu sendiri.


Jika satu masa dalam sebuah hubungan timbul pertikaian dan pertengkaran. Tak ada yang salah dengan itu. Bukankah pertengkaran bisa di settle jadi sumber kedewasaan dalam berhubungan.


Lalu kenapa takut berdebat dalam forum cinta?


Salah bicara dan tak dewasa, bukanlah sebuah penghalang membesarkan cinta. Jika egonya membuatmu enggan bicara dalam jalur yang tak sepaham, dan egomu memberi ruang simpati untuk selalu diam dan mengalah. Itu tandanya hubungan kalian tak lagi sehat. Kalau tak segera diobati,,,,ya,,,injeksi dengan suntik mati saja.



4. Komunikasi Diantara Kalian Tidak Berjalan Baik


Apapun type hubungan cinta dalam naungan asmara, komunikasi adalah template utamanya.


Terlebih pada sebuah hubungan yang berbeda jarak dan tempat alias LDR.


Komukasi yang intens dan selalu baik, akan memagari hati dari godaan hati yang lainnya.


Namun tak jarang dalam sebuah hubungan, entah karena jenuh atau menipisnya rasa, komunikasi jadi tak penting lagi.


Berkabar jika diminta, bertukar cerita tak lagi ada, mengirim pesan hanya karena keterpaksaan hati, adalah bentuk sebuah komunikasi cinta yang hampir lapuk.


Mungkin saja saat seperti itu, adalah masa untuk merenovasi hati menambah kekokohan cinta. 


Perbaiki dengan hati tata kelola komunikasi cinta kalian yang sedang sakit. Banyak cara, di sini ada!



5. Kalian Saling Menghindar Satu Sama Lain

Saling menghindar dari pertengkaran
pexel.com

Bahasa lain dari hubungan cinta adalah bertemunya dua hati hingga terikat dan terpaut dalam simpul rindu yang tak longgar.


Saling menjatuhkan hati dan rasa sayang, membuat pelakunya tak bosan untuk saling bertemu dan bersapa mesra.


Indah memang, memiliki sebuah hubungan cinta yang pelakunya sama-sama menggebu mengharap bahagia.


Jika waktu membawanya ke taraf sebaliknya dan berlawanan arah, perlu difikirkan jalan keluar terbaik untuk cinta.


Mungkin kali ini saatnya datang lagi ujian cinta. Hati yang dulu mencandu dan merindu, bisa saja jemu dirundung cemburu dalam nuansa teramat kaku.


Jangan buru-buru palingkan cinta. Batu sandungan pasti ada. Saling menghindar untuk bertatap muka adalah kebiasaan buruk yang lama-lama akan mengikis habis kemesraan cinta.


Kalimat kuncinya adalah, penyelesaian setiap masalah yang datang saat itu juga. Jangan berlama-lama menunggu hingga hati aus dan keropos.


Bertemu dan bercanda dalam cinta adalah obat rindu asmara yang bukan kepalang manjurnya.

Menghindar untuk sebuah pertemuan, tentu merupakan penyakit cinta yang belum ada dokternya.



6. Adanya Teriakan Dan Kekerasan Secara Verbal



Jika sampai ke tahap ini, artinya hubungan kalian telah lama kehilangan ruh dan nafas cinta.


Jangan paksakan hati menguras segala sumber dayanya, untuk memahami setiap pertengkaran.


Hubungan yang sehat tak menempatkan amarah yang membabi buta di dalamnya. Apalagi hadirnya teriakan dan makian tak pantas, maka yang seperti itu tak pantas pula untuk cinta.


Apapun sumber sebab pertengkaran, tak perlu membungkusnya dalam luapan kekesalan amarah yang berlebihan, apalagi hingga cenderung memaki dan berkata kasar.


Umpatan dan cercaan yang mengandung kekerasan secara verbal pada pasangan,  adalah bukti salah jalan dalam merawat sebuah hubungan.


Bisa jadi, sejak awal tak ada cinta di dalamnya, atau bisa jadi, hubungan hanya wadah menginterpretasikan nafsu yang sesat. Sehingga tak mungkin ada cinta pelopor berdamainya hati.



7. Kamu Merasa Menghabiskan Waktu Bersama Pasangan Adalah Sebuah Kewajiban



Kadang tanpa sadar, begitu banyak tuntutan cinta dalam sebuah hubungan yang selalu dipaksakan harus hadir dan harus ada.


Hubungan seperti menjadi ruang formal yang dijejari begitu banyak prosedur dan aturan-aturan mengikat.


Lama-lama hubungan cinta jadi kurikulum wajib, yang mesti disimak dan didengarkan.


Mana ada lagi indahnya cinta, jika diatur dalam pola baku dan cenderung kaku.


Menghabiskan waktu bersama bukan lagi karena  rindu pada cinta, melainkan karena kewajiban dalam aturan cinta yang salah kaprah.


Keterpaksaan dalam menjalaninya, bukan pula tanda ihklasnya hati untuk terikat dalam sebuah hubungan cinta.


Hubungan seperti ini tak layak ada, mungkin perlu dikendorkan urat cinta kalian, agar lebih rileks menikmati indahnya cinta.



8. Merasa Tertekan Dan Mulai Meninggalkan Hal Yang Kamu Sukai Demi Bisa Menyenangkan Pasangan



Pasangan yang baik, akan selalu membuat kita dekat dengan cinta dan selalu merindunya. Dia ada saat kita luka dan tertawa.


Namun ada juga pasangan yang terlalu tinggi sikap posesifnya, yang mampu membuat ikatan cinta terlalu erat bersimpul mati.


Mereka merapkan aturan main dalam cinta, sesuai kehendak hati dan kemauannya. Egonya susah dilunakkan dan di beri pengertian.


Entah karena terlalu cinta atau sekedar takut kehilangan pasangan, namun yang pasti, terlalu posesif akan mengakibatkan hati terjangkit penyakit cinta gila.


Jika sudah begini, hubungan cinta hanya akan menjadi arena keterpaksaan hati, yang menghalalkan segala cara demi senangnya hati pasangan.


Lalu pada akhirnya akan timbul rasa tertekan atas desakan menyenangkan hati pasangan secara berkelanjutan.


Kesenangan pribadi jadi terpinggirkan. Tak ada kalimat lain, selain menyenangkan hati pasangan.


Dan sesusungguhnya tak ada tempat untuk hubungan seperti ini langgeng dan awet muda.



9. Pasangan Membuatmu Jauh Dari Teman Dan Orang Terdekat


Saat seseorang jatuh cinta dan memiliki sebuah hubungan, dunianya bertambah satu.


Kerabat dan pertemanan merupakan dunia lamanya sebelum hatinya terpaut cinta.


Hubungan tak mesti menjauhkan seseorang dari dunia lamanya. Karena hidup butuh dinamika dan bukan berkutat dalam satu hal yang itu-itu saja.


Jika teralihnya dunia saat seseorang jatuh cinta, itu hal biasa dan tak akan lama. Namun jika dalam sebuah hubungan anda jadi terkungkung dan menjadi jauh dari habitat lama, itu baru pertanda, hubungan tersebut tak layak anda banggakan.


Punya pasangan sih boleh-boleh saja, tapi jika ia membuatmu jauh dari orang-orang terdekat itu namanya penjara.


10. Adanya Kekerasan Fisik



Bila ini mendera kalian dalam sebuah hubungan, STOP! jangan lanjutkan.


Hubungan yang ada kekerasan fisik di dalamnya adalah hubungan yang ilegal dalam cinta.


Cinta tak membutakan manusia untuk permisif pada kekerasan, terutama fisik.

Kemasi saja hatimu, dan lalu pergi sejauh mungkin.


Cinta dalam hubungan, mengajarkan pelakunya untuk saling mengisi kekurangan yang ada pada pasangan.


Cinta tidak membenarkan hal-hal tak wajar dan menyakiti. Satu hati yang tersakiti akan menciptakan peluang kehancuran sebuah hubungan.


Hubungan cinta yang sehat wal afiat, membuat penghuninya sadar hati dan sadar cinta. 


Hubungan cinta tak sehat, hanya mengetengahkan luka dan sakit hati.




M💙💙E💙💙S



Share this:

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

12 Rahasia Pria Yang Jarang Diketahui Wanita

Apa Itu Stashing Dalam Hubungan Kenali Tanda-Tandanya

Kejantanan Pria Dapat Diukur Dengan 5 Hal Ini