Berteman Dengan Mantan Bukanlah Kriminalisasi Bagi Hati

Apakah mantan bakal jadi seteru abadi? Ataukah ada pertanda semesta bahwa mantan adalah jodoh kita? Barangkali hanya berakhir jadi teman biasa? Ah, jangan banyak tanya! Nyatanya memang ada kisah nyata mantan menjadi jodoh di dunia.


Pada kesempatan kali ini, marilah kita sama-sama mengheningkan cipta! Mengenang arwah kenangan mantan yang terkutuk dalam cinta. Mengingat kembali jasa-jasa akal bulusnya yang telah mengorbankan harapan. Mengheningkan cipta dimulai!


Mengheningkan cipta selesai! Yang belum bisa move on dari mantan, harap istirahatkan hati sejenak. Mantan tak sebejat itu. Luka yang pernah dititipnya tak perlu diurusi seserius mungkin. Jika benci dan sakit hati, itu wajar. Jika mampu menemukan alasan untuk berteman lagi dengan mantan itu jauh lebih wajar. 


Sekarang simak amanat dari mahacinta!


Tong sampah bukanlah tempat yang layak untuk membuang mantan beserta kenangan pahitnya. Sebejat-bejatnya manusia, mereka masih layak dima'afkan. Paling adil tentu saja mengajukan tuntutan ke pengadilan. Penjahat perang saja ada pengadilannya kok. Apalagi cuma mantan yang berstatus penjahat cinta.


Harus diakui, dunia belum berhasil menciptakan revolusi di bidang romantika asmara. Korban putus cinta beserta penderita patah hati, belum tersalurkan aspirasinya untuk mendapat keadilan sosial bagi hati mereka yang merana ditinggal mantan. Hingga detik ini belum satupun kasus kejahatan cinta yang diangkat ke meja hijau. Mungkin butuh tak cuma sekedar diadili, tapi pembelaan wajib juga diakselerasi. Maka itulah keadilan cinta paling hakiki.


Algoritma kaum pencinta yang sejak dulu mengharamkan rekonsiliasi dengan mantan, sudah selayaknya mengalami proses upgrade dan perbaikan. Asumsi dan pola fikir tentang rasa keadilan cinta semestinya bukan lagi tentang kesamaan rasa. Mantan yang selalu digadang-gadang mendapat derita yang sama, luka yang sama dan sakit hati yang sama dari pacar barunya, semestinya bukanlah sebuah bentuk keterwakilan nilai-nilai keadilan. Tapi lebih tepat dianggap sebagai semacam bentuk pelampiasan dendam kesumat asmara.


Layakkah mantan diadili lalu dipenjara kelakuan cintanya? Pantaskah mantan dituntut untuk dikerangkeng rindunya? Adilkah mantan terkhianati lalu putus dengan pacar barunya? Rasanya tak begitu layak, tak seberapa pantas dan tak mengandung unsur-unsur keadilan.


Mantan juga manusia. Punya hati punya rasa. Jangan samakan dengan ikan hiu yang makan tomat.

Dendam dan rasa sakit hati pada bekas kekasih mungkin masih bisa dicarikan penawarnya lewat kata-kata damai dan berbaikan. Putus cinta boleh-boleh saja tapi putus rokok putus pertemanan nanti-nanti dulu. Masih se samudera alasan untuk mengampuni kebejatan mantan. Siapa tau besok mantan minta balikan? Siapa tau juga, dia hanya jodoh yang tersesat lalu kembali ke jalan yang benar.


Maka tak baik mengadili mantan secara sepihak. Masih banyak opsi yang dapat menganulir semua tindakan keji mantan pada cinta.  Menjalin silaturrahmi dan berteman kembali seraya menata hati bukanlah tindakan yang tidak berbudi pekerti pada hati. Mantan sangat layak dapat grasi, abolisi bahkan amnesti cinta. Berteman dengannya bukanlah tindakan kriminal bagi hati.


5 Alasan Berteman Dengan Mantan Itu Baik


1. Belajar Mengikhlaskan


Kata orang belajar ikhlas itu sulit. Sesulit mengeringkan air di lautan, set dah ga gitu juga kalee. Awalnya saja sulit. Jika sudah terbiasa, ihklas dapat tercicil juga kok tanpa tunggakan. Hati punya cara untuk beradaptasi dengan kebiasaan yang melatihnya. Bahkan hati punya daya tahan menangkal setiap galau yang ada.


Coba saja tanya  jomblo beserta kroninya! Betapa kokoh hati mereka memikul beban keterasingan dari cinta. Belum lagi terpaan badai tsunami dari ledekan pedas teman dan tetangga yang rajin bertanya "kapan nikah". Toh, jomblo masih sibuk juga bernafas tiap detik. Mereka masih sempat-sempatnya juga stalking story nominasi gebetan yang tak pernah ditembak.


Kalian tau kenapa mereka tabah? Karena hati mereka sudah imun dengan kesendirian. Terlatih dan senantiasa terdidik dalam kefakiran asmara. Lama kelamaan, sepi mereka jadikan teman, tak memiliki pasangan tak jadi soalan, jomblo sampai titik darah penghabisan mereka tak gentar.

 

Hikmah yang dapat diambil dari nasip jomblo ada dalam konsep kelihaian mereka membesarkan hati. Tak satupun omongan tetangga beserta ledekan circle yang menciutkan nyali mereka untuk malu pada nasip. Hati mereka kuat karena terbiasa. Layak diasumsikan pada kondisi terkini hati yang berantakan di sleding mantan. Jika dilatih disiplin dalam keteraturan sikap memaafkan. Sudah barang tentu mengihklaskan tak bakalan sempat jadi momok yang menakutkan.


Maka belajarlah untuk ihklas. Masa lalu kelam made in mantan pantas diajak berdamai. Seraya menjalin komunikasi dan persahabatan. Itu adalah langkah paling konseptual membenahi dendam cinta.


2. Menjaga Peluang Untuk Balikan


Kalau dia mantan terindah yang baru saja siuman dari kekhilafan, kenapa? Kamu bisa apa, saat mengenang jasa-jasanya yang telah menggugurkan momen futsalnya demi kencan kalian berdua dulu? kamu bisa apa? Kamu hanya bisa jatuh cinta lagi ke haribaan mantan.


Tak usah munafik pada hati bila masih berharap reinkarnasi cinta mantan. Tak perlu angkuh untuk mengakui damage nya hati ditembak mantan yang sensasinya masih bersisa hingga kini. Jangan malu untuk berhalusinasi sejarah lama bakal terulang kembali. Buka saja hati untuk membuka peluang kualisi cinta dengan mantan dalam kadar urgensi tinggi.


Siapa tau hatimu yang dulu tersilet oleh si purnawira cinta tak terdeteksi adanya unsur-unsur kesengajaan. Barangkali ulah si penggoda cinta. Kelihaiannya dalam agresi cinta punya power sempurna memporak porandakan kesatuan hati yang masih muda. Dia lalu pergi menghilang tanpa dosa setelah menawan hati mantan di bawah pendudukannya.


Mantan yang siuman dari khiliafnya, kini merdeka dari penjajahan kekasih barunya. Dia akui dia salah. Dia bersedia bersumpah tak berkhianat lagi. Dia menghiba untuk kembali. Dia hanya manusia ordinary tak akan luput dari dosa. Dia dengan segala petantang-petentengnya yang dulu salah didikan, berharap ada secercah peluang setelah cercamu.


3. Mantan Bukan Jodoh Yang Baik Tapi Mungkin Teman Yang Baik


Sakit hati sah-sah saja apalagi pada mantan sang donatur luka. Tunggakan benci serasa tak pernah lunas walau telah rajin dicicil. Kredit dalam bentuk hutang kepercayaan selalu jatuh tempo tiap kali terkenang kebiadaban mantan. Serasa ingin mempekerjakan tukang jagal pemancung rindu yang tinggal sejengkal.


Dendam membara seolah tak pernah padam. Tiap helaan nafas mengandung amarah luka asmara. Peluang maaf belum tentu ada, walau mantan datang bersujud. Perih dan kecewa menyumbat setiap pori-pori rindu. Tangis dan air mata menggenang menyaingi samudera. Begitu sakit.


Tapi rasa sakit perlu juga disadarkan dari tidur lelapnya. Membuatnya permanen di hati hanya akan menambah kemelaratan rasa. Gagal yang dulu dihadirkan mantan barangkali andil tuhan. Dengan anugerah kegagalan tuhan menghindarkanmu dari jodoh yang tak baik.


Baginya telah diciptakan tuhan jodoh. Walau pernah singgah dan menetap di hatimu, tapi itu sifatnya hanya sementara. Mungkin saja jodohmu dititip tuhan di lain hati . Hanya menunggu waktu untuk Kau temukan. Maka jangan terlalu anti dengan mantan. Mungkin dia teman yang baik, tapi bukan jodoh yang baik.


4. Mendewasakan


Kedewasaan sikap timbul dari eksistensi berbagai permasalahan. Bukan berarti juga, bila ingin dewasa mesti banyak cari masalah. Konsepnya tak seperti itu mblo. Kehadiran masalah dalam hidup akan mengajarkan kita untuk lebih giat menswadayakan hati mencari solusinya.


Terpaan badai dalam wujud prahara apapun mutlak menyisakan pengalaman pahit dan manis untuk dituai. Dari masalah kita belajar tegar. Dari masalah kita belajar mencari siasat serta solusi. Dan dari masalah kita jadi tambah dewasa mengingat, menimbang, lalu memutuskan apapun.


Tak beda halnya dengan masalah romantika cinta kreasi sang mantan.  Dari mantan kita belajar bahwa sara sakit itu lama sembuhnya. Dari mantan kita belajar bahwa mencintai tak selamanya berujung kepemilikan. Dan dari setiap kegagalan kisah yang baru, kita bisa ambil kesimpulan. Jangan-jangan itu karena doa mantan terkabulkan (mantan yang terluka).


Jangan dustai hati lagi! Bahwa mantan ternyata bernilai guna bagi pendewasaan sikap. Kedewasaan akan tumbuh dan berkembang seiring pengalaman pahit didustai mantan. Ucapkan selamat tinggal pada kisah lama! Mari rapatkan barisan! Stalking story gebetan baru adalah awal lembaran cerita baru.


5. Berdamai Dengan Dengan Diri Sendiri Dan Masa Lalu (Move On)


Jika dulu Kalian memulai hubungan secara baik-baik. Tak ada salahnya akhiri juga dengan jalan damai. Hubungan yang belum teregistrasi dalam buku nikah, wajar bila berantakan di ujungnya. Yang sudah resmi saja bisa bercerai mengejar gelar janda atau duda. Apalagi cuma sekedar hubungan yang belum baku.


Mempersoalkan terlalu dalam dosa-dosa mantan akan menjadikanmu pembenci lawan jenis paling radikal. Lama-lama akan timbul phobia pada hubungan baru. Pada tulisanku yang terdahulu telah dibahas tentang Filofobia penyakit kronis cinta. Jika sampai ke fase itu, sasaran tembak hanya satu. Jadi jomblo abadi hingga akhir hayat.


Mari kembali pada kisah mantan! Hadirnya kenangan pahit buatan orisinilnya. Secara tak sadar sebenarnya telah mengajarkan Kamu untuk mengambil hikmah dari pahit terdalam. Darinya kata move on itu lahir. Jika tak punya mantan, mau move on dari siapa? Si dung-dung pret?


Dari mantan kita juga belajar pelan-pelan berdamai dengan diri sendiri. Lalu berangsur-angsur berdamai dengan masa lalu. Coba bayangkan bila tak ada mantan? Proses pembelajaran seperti itu tentu tak akan didapat.


Bukankah pengalaman itu mahal harganya. Bahkan tak setara emas dan permata (lebay sikit). Lalu kenangan pahit manalagi yang ingin Kau tangisi? Jika dengan kegagalan kamu tambah dewasa, sang mantan bisa apa? Mantan hanya bisa putus dari pacar barunya. Lalu mencoba dewasa dan tak bedebah lagi.







M💕💕E💕💕S











Share this:

Komentar

  1. Keberadaan mantan telah membuat saya sadar bahwa mencintai diri sendiri itu perlu sehingga tak terjebak pada praktik kebucinan yang tidak perlu Hehe

    BalasHapus
  2. wwwwaaaaaaa.....menjaga peluang untuk balikan. terdengar menyedihkan poin ini

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

12 Rahasia Pria Yang Jarang Diketahui Wanita

Mood Booster Terbaik Pasca Putus Cinta

Self healing Terbaik Pasca Putus Cinta