Kapan Aku Menikah? Inilah Waktu Paling Tepat.

Kapan kamu menikah?


Aku akan menikah saat telah menemukan jodohku. Aku akan menikah suatu saat nanti bila telah mapan. Aku akan menikah bila sudah siap secara mental dan keuangan. Aku akan menikah pada saat bla bla bla. Begitulah setumpuk jawaban normatif dari kaum yang belum teregistrasi di jurnal harapan para calon mertua. Cukup bias memang, hingga malaikat terkaitpun jadi overthinking untuk turun tangan.


Padahal si penjawab tanya lagi dilanda insecure akan jodoh pada stadium terparah. Jawaban dengan kadar substansi tinggi tentu hanya isapan jari manis belaka. Menghibur diri seraya memperindah mimpi hanya itu halusinasi paling mumpuni. Selebihnya apa? Paling hanya pertanyaan sakti "kapan aku menikah ya tuhan?"


Padahal menikah tak cukup di sisipkan saja dalam angan. Ia butuh juga disegerakan. Butuh diawali dengan aksi nyata seraya berdo'a pada tuhan. 


Menikah ibarat tanggungan hutang masa muda nan tak akan lunas dicicil lewat dogma puji-pujian made in khayalan.

Menikah hadir di setiap impian para single berpangkat kesepian. Mereka jadikan pernikahan sebagai muara dari segala pengharapan akan jodoh. Maklum, menikah bagi mereka sungguh tinggi nilai urgensinya setinggi pohon kelapa di puncak himalaya.


Lalu, kapankah datang hari pernikahan nan di gembar-gemborkan khayalan? Pertanyaan ini akan terjawab tuntas. Wahai mahalovers let's check this out!


Kapan Seharusnya Kamu Menikah


Setelah Kamu Merasa Mampu Jadi Imam Dan Makmum Yang Taat Azas


Tidak ada unsur bias dalam poin ini sama sekali. Maka secara sah dapat ditempatkan di urutan teratas.


Menikah akan serta merta mengubah status seseorang dari single menjadi seorang suami atau seorang istri. Kelak akan dipromosi kehidupan menjadi seorang ayah dan seorang ibu.


Seorang suami merupakan pemimpin bagi mimpinya dan bagi keluarganya. Mimpi yang kini tak lagi tentang motor, futsal, games, dan tetek bengek ranah kehidupan bujang lapuk. Mimpi itu kini berputik urusan pasangan, berbuah urusan rumah tangga. Gas habis, air galon isi ulang, bahkan hingga skincare dan kehabisan stok pembalut jadi urusan terkini yang mau tak mau mesti diurusi.


Begitupun sebaliknya, si gadis yang dulu di mimpinya hanya sekelumit cerita tentang corak outfit keluar rumah, hangout sambil pecicilan, nongki di cafe membahas kegabutan, alerginya akan kang ghosting, kini bermanuver ria menuju lahan tanam harapan bergenre dapur, sumur, kasur.


Dalam konsep paling tinggi nilai kemuliaan, seorang pria berstatus suami akan dihadapkan pada peran sebagai imam. Pemimpin harapan pasangan dan keturunannya. Seorang istri akan dilantik jadi makmum pengikut imam. Salah rukuk dan sujud imam wajib hukumnya mengingatkan.


Seorang pemimpin tak boleh berhenti di tahap pemimpi. Ia harus senantiasa bergerak mengolah kemampuan demi hadirkan kehangatan di hari depan. Ia harus ulet menterjemahkan perubahan arti kebahagiaan. Banting tulang hingga petang bukan suruhan namun kewajiban.


Tak cukup sampai di situ saja, seorang pemimpin keluarga tak hanya dituntut tanggung jawabnya untuk memenuhi kebutuhan sandang dan pangan. Tak semata urusan tagihan dan skincare pasangan. Beli buku dan uang jajan anak kesayangan. Tak, tak sesederhana itu kawan.


Menjadi imam bukan tentang urusan berdiri paling depan. Imam adalah atasan, penopang dan pembatas. Salah si makmum salahnya imam. Pertanggung jawabannya tak hanya di dunia. Karena telah Kau sanggupi menanggung dosa dari segala perbuatannya saat ijab kabul dikumandangkan.


So, jika Kamu sudah siap, tak perlu tanya lagi "kapan aku akan menikah?". Percayalah tuhan punya kuasa atas pertemuan.


Saat Kamu Telah Berdamai Dengan Duniamu


Saat seorang pria terpesona lalu jatuh cinta pada seorang dara, saat itu pula muncul niat mengundangnya menghadiri kursi pelaminan. Hati yang berdaulat menyeru keseriusan meminang. Segala sumber daya tak pelak mesti digelontorkan, meski si dara tak jua berkabar dengan aggukkan.


Perjuangan meraih cinta sang dara beserta simpati calon mertua nyatanya tak semudah melepas ikatan tali sepatu. Ia dengan segala adat-istiadat perempuan butuh diyakinkan sebelum merelakan hatinya dibungkus dan dibawa pulang.


Dia berucap lantang "sanggupkah kau teralihkan duniamu dengan hadirnya aku?". Si bujang alang kepalang. Dia anggukkan kepala sebagai bukti kesanggupan. Lanjut level berikutnya "ikhlaskah engkau meniggalkan dunia lamamu demi mengurus kecengenganku?". Si bujang hunuskan kepala untuk anggukkan kedua.


"Jika begitu, aku bersedia merepotkan diri mengurus ego dan kekakuanmu". Keraguan season terakhir seorang gadis paripurna sudah terhapuskan.


Maka kesimpulan yang dapat dipetik adalah, keikhlasan hati meninggalkan dunia lama. Jika masih menanam sak prasangka "kapan aku akan menikah?". Iya, kau akan menikah saat telah mampu menempatkan masa hura-huramu di urutan terakhir risalah hidupmu.


Saat Telah Berusaha Berjuang Meraih Mimpi


Saat telah mencoba berjuang meraih mimpi. Beda arti dengan saat telah berhasil menggapai mimpi. So, tolong di noted ya!


Jika rutinitas masih dinominasi urusan sakral bertema rebahan, jangan dulu ajukan tanya "kapan aku menikah?" Ingat pameo generasi lama, mau kau beri makan apa anak gadis orang!


Berdikari itu harga diri laki-laki. Fungsinya bukan untuk menyombongkan diri, melainkan melatih diri mengemban tanggung jawab. Baca lagi poin pertama tadi! Beda cerita kamu seorang keturunan jutawan kaya melintir anak sultan. Poin ini boleh diabaikan.


Saat Kamu Memiliki Niat Suci Untuk Memelihara Pandangan Matamu


Gampang tergoda keindahan lekuk tubuh wanita, itulah kelemahan peringkat atas pria. Apalagi yang lewat adalah nona pemilik body goals nan mempesona. Itu mata jelalatan tak bakal berkedip hingga tujuh purnama terlewatkan. Maka zina mata mana lagi yang Kalian dustakan.


Memelihara sikap agar terhindar dari kebejatan nafsu, obat paling mujarabnya tentu pernikahan. Karena itulah yang agama ajarkan. Jika muncul wacana menundukkan pandangan pada godaan keindahan perempuan, saat itu Kamu secara sah dan meyakinkan telah siap dinikahkan.


Demikianlah utas jawaban penjawab tanya "kapan aku akan menikah?". Semoga mampu jadi maklumat pelerai ragu berkepanjangan. Pantaskan saja diri Kalian atas empat poin di atas. Ingat! Rezki, maut dan pertemuan merupakan wacana tuhan. Maka jangan ragu mengetuk pintu gerbang pernikahan!


Setiap mahkluk tuhan diciptakan berpasangan. Temui dia jodoh sejatimu, lalu raih tangannya menuju hari raya cinta! Hadiahi dia ketulusan dan tanggung jawab, selebihnya serahkan pada kuasa tuhan.





M💕💕E💕💕S




Share this:

Komentar

  1. Kapan saatnya kamu menikah?

    "Saat Kamu berdamai dengan duniamu",

    Ini related banget sama saya, mau nikah tapi belum siap melepas dunia sendiri. Akan meninggalkan banyak hal yang sekarang sya lakukan, lalu beralih ke galon air, angkat jemuran, mengurus anak dan istri, mulai ikut grup bakap2 komplek dan seterusnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga mas bro segera menentukan jalan menuju pernikahan. Moga sharing ini bermanfaat. Terimakasih kunjungannya🙏🙏🙏

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

12 Rahasia Pria Yang Jarang Diketahui Wanita

Apa Itu Stashing Dalam Hubungan Kenali Tanda-Tandanya

Kejantanan Pria Dapat Diukur Dengan 5 Hal Ini