Sulit Jodoh Ini Dia 10 Tabiat Penyebabnya

Jodoh datang atas undangan tuhan bukan faktor mak comblang apalagi cie cie temans. Jodoh, meski telah digariskan namun tak bijak bila menuggunya seraya berpangku tangan featuring rebahan. Tanpa aksi nyata disertai doa, maka jangan salahkan nasip bila sulit jodoh. Jodoh bakal semakin banyak yang berlalu tanpa sapa hangat apalagi singgah di pelataran hati. Apakah jodoh pasti bertemu? Apakah jodoh anak kedua, jodoh zodiak scorpio, atau jodoh wasiat bapak? Au ah gelap. Baca aja dulu!



Saat musim semi cinta dihadirkan semesta, anak manusia memelihara harap akan hadirnya pertemuan tak terduga ataupun terencana. Jodoh nan dinanti lama diasumsikan bukan sebagai pelaku ghosting nan durjana bagi cinta.


Aksi radikalisme asmara dalam wacana bucin tak jarang terselenggara penuh perencanaan asal asalan. Rasa takut akan hadirnya rindu tak bertujuan memaksa hasrat untuk agresif mengekang hati kekasih agar bersemayam dalam ikatan berparas paksaan.


Emang jodoh bisa dipikat lalu dikekang untuk dibawa pulang?

Simpul mati variance apapun rasanya terlalu lebay. Jodoh datangnya bisa dengan pesawat jet namun bisa juga pakai pedati. Bisa secepat kilat bisa juga selambat berakhirnya kemiskinan di negara kita. Tapi jangan paksa jika bukan kehendak tuhan.


Lalu gimana dong? Ya, gak gimana-gimana. Baca saja hingga tuntas petuah cinta berikut. Mudah-mudahan antrian jodoh tak sepanjang antrian pintu tol di akhir pekan.


So let's check this out!




10 Penyebab Sulit Jodoh


Sesulit-sulitnya menemukan jodoh namun percayalah tak akan sesulit bangun pagi after begadang. Penyebab seretnya jodoh lebih didominasi faktor internal dalam tabiat pribadi si pendamba jodoh. Makanya 10 fakta berikut tak salah di notice secara serius se serius negara mengurus pilkada. Ini dia faktor penghambat jodoh mampir di ruang tamu hati.


1. Kurang Pede (Percaya Diri)


Sebenarnya tak sulit ditebak penyebab unconfidence nya kaum muda menatap dunia. Apalagi kalau bukan faktor wajah dan tampilan luar. Tanpa bermaksud sarkasme tapi nyatanya memang seperti itu. Lalu apa? Malas berinteraksi dan keluar rumah menyapa manusia. Episode lanjutan atas dasar merasa ter badlooking se dunia.



Tabiat buruk seperti ini sudah sejak lama sukses jadi batu sandungan niat mulia mengundang jodoh singgah bertamu. Jangankan untuk kenalan, sekedar say "hai" doang mulut serasa di belenggu rasa tak pede. Kronis bukan? bisalah parahnya dianggap sebanding dengan sulitnya melenyapkan korupsi di negara kita.


Bila Kalian tak ingin jodoh memiliki banyak spasi dari mimpi, langkah paling konkrit tentu saja membinasakan rasa kurang percaya diri hingga ke akar-akarnya. Berangus hingga sel terkecil, niscaya jodoh bisa diteropong pasca itu.


Karena lagi baik ni aku sumbang saran cara mengatasi rendahnya rasa percaya diri agar tak sulit jodoh.

  • Berhenti beranggapan bahwa semua orang menilai penampilanmu
  • Berhenti menilai diri sendiri
  • Kriteria badlooking itu sebenarnya tidak ada
  • Setiap orang punya daya tarik bagi orang yang tepat
  • Berhenti merasa rendah diri
  • Temukan hal yang bisa dibanggakan dari dirimu
  • Perbanyak interaksi dengan siapa saja

Itulah poin-poin penting pembasmi rasa minder bin tidak pede. Tabiat yang sebenarnya tergolong krisis di usia muda. Bedanya, di krisis ekonomi ada campur tangan pemerintah mencari solusinya, di krisis percaya diri Kamu hanya bisa menandalkan self power


Berupayalah segera keluar dari krisis tersebut karena jodoh adalah taruhannya. Makin lama bisa jadi makin betah. Maka tak ada jodoh berniat singgah. Emang situ gak begah? Kesepian dalam kurun waktu berlimpah. Makanya ke luar rumah! Melangkah, jodoh bukan urusan pemerintah. Yuk bisa yuk!


2. Kurang Bergaul


Hari gini Kalian masih betah overthinking ketimbang ngetem di tongkrongan membahas kemelaratan hati? Solusi cinta seperti apa kan bakal hadir tanpa aksi nyata merambah kancah dunia asmara. Jangankan jodoh, pacarpun tak bakal terdeteksi dengan radar overthingking made in your self.


Tapi kan tongkrongan kadang acap menawarkan jalan sesat? Selain boros anggaran pribadi, boros waktu dan se truk container boros-boros tipe lainnya. Iya memang. Apa Kalian gak punya jiwa selektif? Pilih dong teman yang bisa diajak kualisi untuk menghadirkan jodoh dalam tempo singkat.


Siapa tau diantara konco tongkrongan punya sepupu ataupun sodara jauh yang lagi nyari jodoh juga. Tanpa Kalian hadir di sana tentu kesempatan langka macam itu tak akan didapat. Belum lagi trik klasik bin jadul berkirim salam ataupun menanyakan kabar calon gebetan nan memiliki garis koordinasi pergaulan dengan salah satu teman. Percaya deh siasat lama itu masih ngefek kok. It is works you know!


So, mari make a good friendships. Rumusnya pakai saja ini. Jumlah teman berbanding lurus dengan besarnya peluang mendapatkan jodoh. Percaya gak percaya  kudu percaya. Aku maksa!


3. Terlalu Pemilih


Kebebasan memilih memang hak azasi setiap orang. Tak terkecuali kebebasan memilih sasaran tembak untuk dijadikan gebetan berekspektasi jodoh. Mesti cantik, guanteng, baik, berbudi luhur, beriman, pandai menulis artikel serta seabrek kriteria lain pengusung kepuasan angan pribadi si pemilih. Pendek kata, selektif tabiat nan tak salah untuk menetapkan calon penjaga hati hingga manula kelak.


Bahkan para persatuan orang tua pendamba calon menantu, sering memiliki sebukit kriteria pasti menyortir teman dekat Kalian nan layak jadi member baru di tengah-tengah keluarga. Bedanya mereka belakangan jadi lebih sering mengalah seiring dihapuskannya sistem perjodohan di muka bumi.


Papa, mama lebih percaya pada pilihan Kalian dari pada pilihan atas otoritas keyakinan mereka. Lha, sekarang bila pilihan Kalian belum ada, lantas mereka bisa apa? Halusinasi mereka berkedok rindu menggendong cucu mau dibawa kemana? 


Sementara Kalian masih sibuk milah-milih. Si Jeki ganteng sih tapi motornya jadul. Si Marlina cantik sih tapi bandananya gak fashionable. Ada-ada saja kurangnya manusia di mata si selectiveholic. Lagian mana ada manusia sesempurna yang kita inginkan. Emang malaikat apa!


Jodoh datangnya dari tuhan, ia bukan mahkluk sempurna, namun berharap disempurnakan.

4. Workaholic ( Terlalu Fokus Pada Karier)


Terlalu fokus pada pekerjaan dan pencapaian karier membuat manusia lupa mengurus dirinya sendiri. Menghamburkan waktu super maruk pada pekerjaan merupakan jaminan urusan asmara bakal terbengkalai lalu lapuk tak terurus. Posisi penting berhias silauan cuan memanjakan si lajang tanpa kasih sayang.


Saat kerja lembur lebih gurih dari petualangan mengincar gebetan, sukma nan kesepian seolah terpinggirkan. Membenamkan diri super khusuk mengejar kilauan bintang,  cahaya rembulan tak dihiraukan.


Jodoh lalu pergi sebelum disapa. Workaholic lebih bertaji dari cinta.

Sesungguhnya tak salah berdikari, apalagi bagi para pelajang bergenre bujang. Kelak anak gadis orang memang butuh diberi makan featuring perhiasan. Akan tetapi jodoh juga menuntut untuk ditaklukkan seraya diyakinkan.


Lalu si nona kenapa pula? Kenapa Kalian malah asyik terlelap di tengah tumpukan kertas kerja. Workaholic sejatinya sanggup membuat Kalian lupa ingatan akan cinta serta jodoh. Banyak bukti nyata  betapa wanita tak lagi butuh pria saat sukses berproduksi mandiri bertelur cuan.


Kerja dan jodoh tak bermusuhan. Kalian saja yang terlalu rajin memprovokasi kesendirian biar menang banyak. Maka jangan sok bahagia bila saat sukses kerja tak berbarengan dengan sukses cinta. Kesepian itu tragis dan menyedihkan. Bahkan lebih sedih dari drama indosiar.


5. Terlalu Pasif (Pendiam & Pemalu)


Ingat pepatah purba tak selamanya diam itu emas. Kalau gak ingat, tuh sudah gue ingatin. Dalam konteks pencarian jodoh, pepatah ini bernilai benar tak berbantah. Si dara jelita sesekali butuh juga dimodusin featuring digombalin. Siapa tau masih ngefek. Siapa tau dia melting dan klepek-klepek. Siapa tau, ya kan! 


Sejauh apa usahamu pasti bernilai di mata sang nona. Awal becanda bisa jadi berseason penutup cinta. Ini malah diam, malu, malu-maluin tau! Mending goodlooking. Kalau tidak, tampang pasaran diobral juga belum tentu ada penawar. Bukan bermaksud sarkasme, tapi biar Kalian ngerti, cinta butuh ditaklukkan dengan usaha berbaju kesungguh-sungguhan. Sapa, ajak ngobrol, incar nomor whatsapp, jangan hanya diam!



Rasa malu bisa dilawan. Awal memang susah sikit. Jika terbiasa, lidahmu akan lentur dengan sendirinya. Terpenting itu keberanian. Lha, cewek kan juga manusia, sama-sama makan sambel terong dan ikan asin. Ngapain takut? Grogi secuil it is not a big deal. Namanya juga ada rasa. Oke brother, mari kita mencari cinta!


6. Percaya Pada Anggapan Jodoh Datang Dengan Sendirinya

Jodoh datang dengan sendirinya? Emang situ goodlooking, kaya bak anak sultan? Kalau iya artikel ini bernilai sia-sia Kalian baca. Tapi jika Kalian bukan dari dua golongan tersebut, hmm, one hundred percent wrong, you know! Coba tanya sama bokap, beliau dulu usaha atau dijodohin.


Berdo'a siang dan malam tiada henti tanpa makan dan sarapan belum tentu do'amu dikabulkan. Yang benar itu, ada usaha ada do'a pasti berpeluang besar hadir cinta.


Jodoh tak sekonyong-konyong hadir mengisi absensi rindu di hati. Dia butuh diyakinkan, diupayakan, di stalking, di suit-suiti, disapa hangat digombalin bila perlu.


Hujan saja butuh mendung sebelum turun. Begitu pula jodoh, ia butuh dibuka bajunya hatinya sebelum dibawa pulang.


7. Alergi Dengan Bantuan Teman


Tak perlu jaim bila butuh pasokan bala bantuan dari teman. Saat jodoh terlalu tangguh untuk dirampas hatinya, masih bersisa satu siasat jitu bernilai sahih. Teman dan orang terdekat dapat dijadikan media penghantar rasa. Apalagi ini gratisan, sayang bila tak dimanfaatkan.


Tak salah memohon bantuan walau mak comblang tak bergaransi sukses. Kehidupan menyediakan fitur tersebut, aplikasikan saja tanpa didownload. Setidak-tidaknya mengukur peluang, apakah jodoh bisa ditarget atau mengubah haluan.


Makanya jangan lupa berteman! Jangan terlalu banyak rebahan! Akrab kok sama bantal, guling, kasur, gadget, charger dan kabel stop kontak. Ada banyak fungsi teman, paling tinggi levelnya tentu teman berpotensi kurir cinta penghantar rindu. 


8. Takut Berkomitmen


Pada laman terdahulu aku pernah bahas tentang gamophobia, ketakutan pada komitmen dan pernikahan. Ada juga filophobia ketakutan akan jatuh cinta. Dua buah rasa takut nan berpeluang memperjauh jarak tempuh menuju jodoh.


Apapun alasannya, sangatlah tidak sinkron dengan kehendak tuhan yang menciptakan mahluknya berpasang-pasangan. Kepunahan manusia tak akan menunggu waktu lama jika remaja sudah tak bergairah untuk menikah dan berumahtangga. Kalian jangan sampai begitu ya! Maaf itu si udin dan si upik diciptakan tuhan bukan buat pipis semata. Ngerti kan? Gak usah sange gitu aja!


9. Durhaka Pada Orang Tua


Korelasinya apa? Ada korelasinya secara pasti. Ingat, ridho tuhan ridho orang tua. Jika durhaka bak malin kundang, peluang do'a Kalian dikabulkan yang kuasa amat minim seminim-minimnya. Percaya deh!


Jika Kalian anak baik, berbakti serta berbudi pekerti luhur, menurut apa kata papa mama, Kalianpun akan mereka mandikan dengan do'anya. Bahkan mungkin ditawarkan pilihan aneka jodoh yang memungkinkan. Ini kalau udah mandek betul ya.


Berbakti pada kedua orang tua tak menjadikan Kalian terlihat lemah dan gak cool. Malahan di seberang gang barangkali ada kandidat calon mertua terpukau ulah santunmu pada kedua orang tua. Mereka mungkin saja bermimpi dapat menantu anak baik-baik. Jika sudah begitu, soal anak gadisnya mah gampang. 


10. Tak Pernah Meminta Pada Tuhan


Adalah kesalahan maha besar jika tak melibatkan tuhan dalam proses pencarian jodohmu. Segala apa yang ada di dunia terjadi atas kehendak sang maha kuasa. Tak terkecuali urusan jodoh beserta pengikut-pengikutnya. Jika Dia berkehendak Kamu bisa apa? Si judes yang dulu selalu menawar permusuhan ditongkrongan bisa jadi jodohmu dunia akhirat. Si sok ganteng tukang gombal murahan bisa jadi your future husband.


Maka memohonlah padanya diberikan jodoh nan layak cinta. Tengadahkan tangan memohon disepertiga malam. Minta padaNya untuk didekatkan lalu dirapatkan di pelaminan. Jangan lupa selipkan nama dia yang kau damba sebelum aaminmu. Sekali lagi jika tuhan berkehendak Kamu bisa apa? 


Maka putuslah mata rantai kesendirianmu dengan berpedoman pada 10 poin di atas. Baca ulang lalu lafalkan dalam hati. Kalian berhak keluar dari jurang kefakiran akan asmara. Agar pemerintah tak direpotkan dengan urusan mengentaskan kemiskinan cinta. Apalagi urusan warga negara yang masih setia berada di bawah garis kebahagiaan.





M💕💕E💕💕S





Share this:

Komentar

  1. Tapi tidak memiliki pasangan bukan berarti tidak bahagia, lho! Saya kenal seorang teman yang sampai sekarang belum memiliki pasangan. Saya pikir hidupnya akan kurang bahagia, ternyata saya salah besar. Dia baik-baik saja dengan status singlenya itu. Dia gak pernah bingung saat ditanya kapan nikah dan sebagainya, dia santai aja. Dan memang dia memilih untuk tidak mencari pasangan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut aku, setiap orang punya cara sendiri buat bahagia. Termasuk memilih single dan tidak menikah. Di artikel lain aku malah sering bilang bahwa sumber bahagia dalam hidup bukan hanya masalah menemukan jodoh. Mengejar prestasi dan membahagiakan orang tua jauh lebih mulia kadar bahagianya. Cuma kembali lagi sebagai mahkluk ciptaan tuhan yg diciptakan berpasangan alangkah baiknya diakhir perjalanan melajang temukan sesosok pasangan sbg teman mengarungi sisa hidup. Bukankah jauh lbh tenteram bila kita memiliki pasangan. Pelengkap dalam setiap kekurangan. Toh kelangsungan hidup umat manusia bakal terancam saat si lajang enggan menikah. Itu

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

12 Rahasia Pria Yang Jarang Diketahui Wanita

Apa Itu Stashing Dalam Hubungan Kenali Tanda-Tandanya

Kejantanan Pria Dapat Diukur Dengan 5 Hal Ini